Devil's Plan

1707 Words
Tidak lama, pesanan Terren dan Queensha tiba. Mereka makan dalam diam. Membuat suasana menjadi sedikit canggung. Queensha melirik Karen, sahabatnya itu tidak tampak seperti biasanya. Karen orang yang tidak bisa diam, dia terus berbicara mengenai hal apapun. Tapi kini, dia lebih pendiam. Dia hanya menunduk dan mengaduk minumannya. Queensha memang tidak dekat dengan keluarga Karen, bahkan ini pertama kalinya dia bertatap muka dengan kakak Karen. Biasanya Queensha hanya bisa mengetahui Terren dari foto ataupun berita mengenai kesuksesan Terren. “Kudengar kamu akan menggelar pernikahan Queensha?” Queensha terkejut dan berhenti makan. Dia beralih menatap Terren yang ternyata sudah selesai makan dan sedang melipat lengan menatapnya. Semua peralatan makan Terren tersimpan rapih. Sendok garpu yang ditutup di atas piring dengan posisi yang benar, tidak ada satupun makanan yang tersisa, celemek makan yang dilipat rapih. Terren terlihat seperti orang yang perfeksionis. Tapi, hal itu malah membuat terren terlihat terlalu rapih untuk ukuran seorang pria. “Queensha?” Queensha kembali teralihkan. Dia menatap Terren dan merasa tidak nyaman dengan tatapan pria itu yang terlalu intens padanya. Queensha memaksakan senyum dan meneguk segelas air. “Iya aku akan melaksanakan pernikahan minggu depan. Tapi, ada sedikit masalah di sana sini” Terren menatap Queensha penuh ketertarikan. Kilatan penuh obsesi yang tidak dimengerti Queensha terpampang dari iris hitam yang sedikit menyeramkan. “Masalah apa?” “Gaun yang dipesan Queensha dibeli oleh pihak lain dengan tidak bertanggung jawab”, Karen menjawab, tatapannya penuh prihatin pada Queensha. Queensha tersenyum kecil,”Yah mungkin itu bukan rejekiku” “Kenapa kamu tidak mencoba fitting gaun yang lain? Kurasa waktunya masih sempat. Ajak Chris”, Terren berusaha berkata dengan tenang. Menilik ekspresi yang diberikan Queensha. Queensha menggeleng,”Chris tidak bisa sembarang cuti dari kantornya. Dia hanya bisa mengambil cuti sehari dalam sebulan. Kemarin untuk menemaniku saja, dia kesulitan untuk mendapatkan ijin cutinya” Queensha mengernyitkan keningnya, darimana Terren tahu nama tunangannya? Queensha tersenyum kecil, Karen pasti banyak membicarakan dirinya. Terren tersenyum dingin,”Kurasa pria itu tidak pantas untukmu Queensha” Queensha sering mendengar kata kata itu dari Karen dan dia tidak terlalu memikirkannya. Tapi mendengar perkataan itu keluar dari sosok pria di depannya, entah kenapa Queensha malah merasa tidak nyaman. Sesuatu dalam dirinya terus awas sejak Terren duduk di depannya. Ini seperti berhadapan dengan predator yang haus darah. Dan anehnya, ada sesuatu dalam dirinya yang merasa tergoda dan tertarik dengan kesempurnaan pria di depannya. Queensha menggeleng mengenyahkan semua pemikiran tidak masuk akal itu. “Kamu bisa pergi bersamaku Queensha” Queensha menatap Karen yang menatapnya tersenyum,”Aku akan menemanimu mencari gaun lain yang beribu ribu kali lipat lebih bagus daripada Fairy Gallery” *** Queensha mengakhiri kelasnya siang itu, seperti biasa setelah dia menutup kelas, beberapa siswa masih tetap mengajaknya makan siang. Walau sudah ditolak berkali kali, para anak remaja yang sedang kelebihan hormone itu pantang menyerah. Queensha keluar kelas memeluk diktat yang tadi dia gunakan. Dia tersenyum pada beberapa siswa ataupun guru lain yang menyapanya. Hari ini dia akan pergi mencari gaun bersama Karen. Seperti yang bisa dia perkirakan sebelumnya, kemarin saat dia menceritakan perihal gaunnya yang tidak bisa dia pakai, Chris marah besar. Chris menyalahkannya yang telah bersikeras memilih Fairy Gallery. Chris memang sudah tidak setuju dari awal saat Queensha memilih Fairy Gallery. Selain karena mahal, Chris tidak terlalu menginginkan pernikahan yang mewah. Chris lebih memilih pernikahan sederhana. Kalau bisa, Chris ingin mereka hanya menikah di kantor catatan sipil. Chris berfikir lebih baik menyimpan uang mereka untuk kehidupan setelah pernikahan. Tapi Qeensha tidak mau, dia menginginkan pernikahan yang sempurna, yang dihadiri banyak kerabat dekatnya, hari di mana dia akan mengingat selamanya. Karena baginya, pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidup. Hari membahagiakan yang ingin dia bagi bersama orang orang terdekatnya, hari di mana dia bisa memamerkan pada semua orang kalau dia telah menemukan cinta dalam hidupnya. Anggap itu kekanakan tapi Queensha tidak akan pernah malu untuk menceritakannya beribu kali pun. Karena menurutnya pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidupnya. Tapi satu hal yang membuat Queensha tidak menyesal memilih Chris, walau Chris menentangnya, tapi akhirnya Chris meloloskan permintaannya bahkan Chris tidak membiarkan Queensha mengeluarkan sepeserpun uang pun, Chris rela bekerja lebih keras lagi untuk Queensha. Setelah kemarahan Chris mereda kemarin, Chris minta maaf tidak bisa menemani Queensha mencari gaun karena dia tidak mungkin mengambil cuti lagi. Akhirnya Queensha menyetujui tawaran Karen untuk mengantarnya. Queensha pergi ke ruang guru. Dia berjalan ke mejanya dan menaruh diktatnya ke dalam laci. Dia lalu mengambil tasnya dan berjalan ke luar. “Ms Queen” Queensha tersenyum kecil dan membatalkan niatnya yang akan keluar gerbang. Dia berbalik dan tersenyum pada Mr Edmund. “Halo Mr Edmund” Edmund tersenyum pada Queensha. Perempuan di depannya adalah sosok nyata semua fantasinya. Wajahnya, badannya, irisnya, rambutnya dan terlebih Queensha pintar. Tapi Queensha selalu menolaknya bahkan kini dia mendengar kalau Queensha akan menikah, hal ini membuat Edmund semakin gencar mengejar wanita itu. Mendengar kalau calon suami wanita idamannya adalah laki laki yang terlalu biasa, membuat harga dirinya terluka. “Mau ke mana Ms? Bukankah ini belum jam pulang guru?” Queensha tersenyum kecil sedikit tidak nyaman dengan keingintahuan Edmund yang berlebihan. “Kurasa aku berhak mendapatkan izin pulang lebih dulu, izin cuti menikahku tidak diacc oleh pihak sekolah, jadi kurasa aku bisa izin pulang sekarang, lagipula tugas mengajarku sudah selesai” Mendengar kata menikah membuat Edmund tidak suka. Apa yang dibanggakan Queensha dari laki laki biasa? Walau hanya seorang guru olahraga di West High, tapi upah yang diterima Edmund dari sekolah ini melebihi upah rata rata guru di Amerika. Belum lagi pendapatan yang dia terima dari beberapa café miliknya, terlebih Edmund berasal dari keluarga yang kaya. “Kudengar calon suamimu hanyalah karyawan biasa” Queensha menatap Edmund,”Lalu kenapa?” Edmund tersenyum kecil,”Kamu seperti seorang putri bagiku Queensha, kamu bisa mendapatkan pria yang lebih daripada dia. Aku bisa menjadikanmu seorang putri. Keluargaku kaya dan pendapatanku bukan hanya dari sekolah ini saja. Ah..” Edmund menyeringai,”Apa kamu tahu, aku memiliki beberapa persen saham West High?” Queensha meremas kepalan tangannya tidak suka. Semua orang bilang Chris tidak pantas dengannya. Memangnya siapa mereka yang bisa menjudge seperti itu? Belum sempat Queensha melontarkan kalimat pedas, ketika sebuah mobil keluaran Italia berhenti di depan sekolah.  Pandangan mereka teralih. Tatapan Queensha dan Edmund terpaku pada mobil mahal yang hanya bisa dimiliki segelintir orang itu. Edmund tidak bisa menahan dirinya untuk terpukau. Itu adalah Ferrarri 599XX. Fantasi dari semua pria. Pintu mobil hitam itu terbuka, menampilkan sosok seorang pria dengan jas navy yang dipadukan dengan celana denim. Sebuah black shield sunglasses menutupi matanya. Pria itu menatap Edmund sedikit meremehkan dan tatapannya pindah pada Queensha. Sosok itu lalu tersenyum kecil dan menghampiri Queensha. “Terren” Terren tersenyum dan melepaskan kacamatanya. Tatapannya masih terus menatap Queensha, “Aku akan menemanimu mencari gaun pernikahan, Queensha” Edmund menatap tidak percaya, pria di depannya bukanlah pria biasa. Terlihat dari stylenya dan mobil yang dia pakai. Dan tadi dia bilang mencari gaun pernikahan? Apa pria ini calon suami Queensha? Queensha masih tidak percaya dengan penglihatannya. Terren yang akan menemaninya? Ke mana Karen?  Queensha beralih menatap Edmund, melihat Queensha yang mengalihkan tatapannya membuat Terren beralih pada pria yang tadi berbincang dengan Queensha. Terren menatap Edmund angkuh. Tatapannya tajam dan dingin. Terren yang lebih tinggi dari Edmund membuat Edmund terintimdasi. Edmund menelan salivanya. Ditatap seperti itu oleh Terren entah kenapa membuat dirinya merasa kecil dan tidak berdaya. Bahkan untuk bersikap sopan dengan berkenalan dengan pria itu saja, Edmund merasa tidak pantas. Belum lagi perasaan mengancam yang dia rasakan. Apa dia takut? Edmund sedikit menundukkan kepalanya, dia mencuri pandang pada Queensha dan tersenyum dipaksakan,”Aku harus kembali ke kelas. Sampai jumpa lagi Queensha” Terren tersenyum kecil dan menatap kepergian Edmund dengan tajam. Satu lagi hama yang harus dilenyapkan. “Terren?” Terren teralihkan, dia menatap Queensha intens,”Ya?” “Aku Tanya, kenapa bukan Karen yang datang?” “Ah..” Terren tersenyum kecil penuh misteri,”Mungkin dia memiliki sedikit masalah” “Masalah? Masalah apa? Apa buruk?” Terren menggeleng masih tersenyum,”Tidak, sama sekali tidak buruk. Jadi, mau kita berangkat sekarang?” Queensha menggigit bibirnya. Sebenarnya selain karena tidak enak dia telah mengambil waktu Terren, dia juga merasa tidak nyaman berduaan bersama Terren. Entah kenapa dia selalu merasa takut dan gugup jika bersama dengan Terren, tapi anehnya di saat yang sama dia juga merasa tertarik pada pria itu meski itu mungkin hanya sebatas tertarik secara fisik. Tidak munafik, Terren sangatlah sempurna hanya wanita bodoh dan munafik yang menampik kenyataan itu. Queensha menghembuskan nafasnya menampik semua pemikiran itu. Dia akan segera menikah, tidak sepantasnya dia memuji pria lain. “Queensha?” Queensha menatap Terren ragu,”Ya?” Terren menatap Queensha penuh penyesalan,”Maaf jika kamu tidak terlalu suka aku temani. Tapi Karen benar benar khawatir padamu” Queensha meremas lengannya menyalahkan dirinya sendiri,”Tidak. Aku tidak apa apa. Kita berangkat sekarang?” Terren tersenyum,”Iya” Kamu dalam genggamanku sayang. _YMO_ Queensha tidak percaya di mana mereka berhenti sekarang, Sebuah wedding Gallery milik Vera Wang. Chris tidak akan menyukai ini. Dia bisa marah besar. “Terren, bisakah kita memilih Gallery lain? Chris tidak akan suka jika aku memilih gaun dari Gallery ini” Terren tersenyum kecil. Tentu saja pria malang nan beruntung itu tidak akan suka. Gaji setahunnya pun tidak akan bisa membeli satu set pakaian pengantin dari Gallery ini. Ada sebuah sisi dalam jiwa Terren yang selalu menuntutnya untuk mencabut nyawa pria itu. Pria itu tidak pantas untuk Queenshanya. Terren sudah lama tidak menumpahkan darah dan telah berjanji untuk tidak melakukannya lagi, tapi mungkin untuk Chris, dia bersedia melanggar janjinya. Terren tersenyum kecil menatap Queensha yang terlihat tidak nyaman,”Aku tahu mengenai penghasilan Chris. Karena Chris bekerja di salah satu perusahaan yang kumiliki. Anggap saja ini hadiah dariku untuk pernikahan kalian” Queensha terkejut. Dia menatap Terren tidak percaya. Dia lalu menggeleng,”Tidak. Aku tidak bisa menerimanya. Seluruh pakaian di Gallery ini sangat mahal Terren” Terren tersenyum kecil. Keangkuhan menyorot dalam iris hitamnya,”Itu tidak masalah bagiku. Kamu adalah sahabat Karen, aku menginginkan yang terbaik untuk Karen, karenanya aku juga ingin yang terbaik untukmu” Dan aku adalah yang terbaik untukmu Queensha. Queensha hendak menjawab saat Terren kembali menyelanya,”Aku memaksa”  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD