Rumah Camer

1092 Words

Suara mesin mobil dobel gardan menderu-deru di depan villa, Albern yang pada mulanya tidur seketika terbangun. Jemarinya sibuk mengucek mata dan jiwanya masih sibuk mengumpulkan nyawa yang berserak. Hingga derap suara sepatu boots yang mengarah ke kamarnya terdengar semakin dekat. "Akhirnya kamu sampai di rumah juga," pekik Dwayne Callington—Papa Albern. Pria itu langsung menghampiri dan menepuk pundak sang putra berkali-kali. "Jam berapa kamu sampai?" "Pagi tadi, Pa." "Oh pantas saja Mama kamu meminta Papa buat pulang lebih cepat. Ternyata ini alasannya, dia kepengen kita sekeluarga makan malam bersama." Albern terdiam tak menjawab kata-kata Papanya, terbangun karena kaget memang tidak menyenangkan. Begitu pula yang Albern rasakan. Tiba-tiba ia merasakan kepalanya pening. Belum lag

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD