Hampir lebih dari 15 menit, tapi pesanan belum juga datang. Rey khawatir jika Lupita merasa sangat lapar. Ia berdiri untuk menyusul koki di belakang sana.
"Aku mau cek sebentar, apa makanan kita sudah disiapkan atau mereka belum juga menyiapkannya. Kamu tunggu di sini dan jangan kemana-mana," perintah Rey.
Lupita mengangguk mengerti, "Baiklah, jangan lama-lama."
Rey melihat ke arah lelaki yang bernama Geri itu sebelum ia pergi menemui koki. Ada tatapan tajam di sana. Namun, Geri hanya membalasnya dengan senyum ramah.
Seharusnya Rey tidak akan khawatir, secara, ada beberapa orang yang makan di sana. Tidak mungkin Geri akan berbuat macam-macam bukan?
Entah mengapa, hatinya begitu cemas saat Rey pergi dan hanya meninggalkan Lupita dengan orang yang baru saja ia kenal.
"Lupita, apa Fardi ada di sini juga? Sudah lama aku tak jumpa dengannya. Dia hanya mengabari ku saat kamu kemari untuk berobat, dan aku hanya menemuinya saat kamu masih dalam keadaan kritis," ucap Geri blak-blakan.
"Apa kamu mengenal suamiku?" tanya Lupita heran. Sejak kapan Fardi mempunyai teman di luar Negeri?
"Ya ... aku temannya waktu sekolah dulu, aku melanjutkan pendidikan di sini bersama kedua orang tuaku."
Setahu dirinya, Fardi tidak memiliki banyak teman. Namun, Geri? Siapa dia sebenarnya?
Lupita sedikit memerhatikan wajah Geri, sepertinya tidak ada yang dia sembunyikan. Geri benar-benar berkata jujur. Semoga.
"Mas Fardi tidak ada di sini. Sudah lama juga dia tidak menemaniku, mungkin dia sedang sibuk di sana," sambung Lupita.
Geri terkekeh pelan, "Benarkah? Padahal dia menghubungiku waktu itu dan dia akan kemari untuk melihat keadaanmu."
"Benarkah?" Ada sedikit kegembiraan dari raut wajah Lupita ketika mendengar kabar dari Fardi, suaminya. "Tapi ... dia tidak pernah menghubungiku."
"Ahh ... aku ingat, dia pernah memintaku agar aku menemui mu di Rumah Sakit, dia ingin aku minta nomormu yang baru. Beberapa kali dia menghubungi Rey tidak bisa. Aku orang yang sibuk, jadi aku tidak sempat mengunjungimu. Untung saja aku bertemu denganmu di sini, sepertinya keadaanmu juga sudah membaik," ucap Geri panjang lebar.
"Nomorku? Yang baru? Bukankah Leni sudah tahu? Aku sering menghubunginya tapi ... tiap kali aku menanyakan Mas Fardi, dia selalu mengabaikan ku. Dia juga tidak pernah memberitahuku nomor ponsel Mas Fardi yang baru."
"Leni? Siapa itu Leni?" tanya Geri bingung.
"Apa kau tidak tahu siapa itu Leni?"
Geri menggelengkan kepalanya, "Tidak, apa dia adik Fardi? Dia bahkan tidak pernah membicarakannya."
"Bukan ... ah, sudahlah. Itu tidak penting. Yang penting sekarang, aku mau minta nomor ponsel suamiku, apa kamu menyimpannya?"
"Tentu saja."
Geri meraba saku celananya yang rata, sepertinya ia lupa membawa ponselnya. Atau ...
"Astaga ... aku lupa membawanya."
"Dimana kamu tinggalkan ponselmu itu?" tanya Lupita begitu bersemangat jika itu menyangkut suaminya.
"Mungkin tertinggal di rumahku."
"Kita ambil sekarang juga."
Lupita menarik tangan Geri menuju keluar restoran tanpa mengingat Rey yang masih berada di belakang sana. Ia begitu bersemangat saat tahu jika Geri bisa menghubungi Fardi.
"Silakan masuk, Nona!" seru Geri membuka pintu mobilnya untuk Lupita.
Lupita dengan tidak sabar segera masuk dan duduk di kursi mobil tepat bersebelahan dengan Geri.
Dari dalam, Rey baru saja kembali ke meja dan melihat tidak ada Lupita maupun Geri di sana. Rey celingukan mencari keberadaan mereka berdua. Matanya tertuju ke arah luar dan melihat ada Geri yang menutup pintu mobil kemudian berlari ke arah kemudinya.
'Apa dia bersama Lupita?' batin Rey.
Rey menyimpan makanan yang ada di kedua tangannya lalu berlari mencoba mengejar mobil itu. Sayang, mobil itu sudah pergi tak bisa ia kejar dengan berlari saja.
Cepat. Rey pun berbalik dan segera mengambil mobilnya untuk mengejar mereka.
"Hei, Anda belum bayar, Pak."
Rey tidak mendengar gerutu dari petugas restoran. Ia menancap pedal mobil itu dengan cepat.
"Sial ... kenapa Lupita malah ikut dengan lelaki itu? Apa maksudnya?"
Beberapa kali Rey memukul setir itu karena kesal. Bagaimana mungkin wanita cantik itu bisa ikut dengan lelaki yang baru saja ia kenal? Apa terjadi sesuatu? Atau lelaki itu telah merayunya? Oh, tidak. Itu mustahil.
***
"Ini rumahmu?"
Lupita kini sudah berada di rumah Geri yang terlihat begitu sepi. Tidak ada seorang pun di sana. Bahkan rumah itu berada di komplek yang sepertinya hanya sedikit orang saja.
Lupita sedikit takut saat Geri mengajaknya untuk ikut masuk. Masalahnya, ia juga belum kenal Geri. Bagaimana mungkin dia masuk dalam keadaan rumah se-sepi ini?
"Aku tunggu di luar saja," pinta Lupita menolak.
"Masuk saja. Apa kamu tidak takut diculik? Di sini daerah tidak aman dan banyak kasus penculikan wanita muda, makanya komplek ini kebanyakan pria dan hanya wanita tua yang menempatinya."
Lupita semakin ketakutan mendengar pernyataan Geri mengenai tempatnya tinggal.
"Jangan takut, aku juga tidak akan berbuat macam-macam denganmu. Lagipula, ada ibuku di dalam. Kamu tidak usah takut," jelas Geri.
Lupita sedikit bernapas lega. Ia mengikuti Geri untuk masuk ke dalam rumah itu.
Geri membuka jaket yang melekat di tubuhnya, ia juga melepas sepatunya saat masuk ke dalam rumah. Lupita pun ikut membuka sepatunya karena tidak enak.
"Dimana ibumu?" tanya Lupita memastikan.
"Tadi pagi ada di rumah. Mungkin ibuku sedang membeli keperluan sehari-hari. Maklum saja, ini awal bulan. Ibu-ibu sering menghabiskan uang saat awal bulan." Geri terkekeh.
"Ohh ... cepatlah kau ambil ponselmu agar aku cepat kembali ke restoran. Aku khawatir Rey menunggu lama di sana."
Lupita membuka tas untuk mengambil ponsel di dalamnya. Ia lupa menghubungi Rey kalau dia ikut dengan Geri hanya untuk pergi ke rumahnya saja.
Lupita menekan tombol kunci ponselnya dan mulai mencari kontak Rey. Namun, sebelum Lupita menghubungi Rey, rupanya Rey telah menghubunginya terlebih dahulu. Lupita menggeser layar ponsel itu untuk mengangkat sambungan telpon. Sayang, Geri malah mengambilnya dan kembali menutup sambungan telpon itu.
"Apa yang kamu lakukan?" protes Lupita.
Geri melangkah sedikit demi sedikit, jaraknya semakin dekat dengan Lupita.
"Ternyata kamu cantik juga, Nona."
"A-apa yang ..."
"Ssttt ... jangan banyak bicara. Kita sudah tiba di sini dan aku juga sudah terlanjur menyukaimu."
"Apa maksudmu? Jadi, kamu sengaja menjebak ku?"
Lupita memundurkan langkahnya. Tubuhnya bergetar ketakutan. Bahkan Lupita mulai berkeringat, ia takut dan ... apa yang diinginkan lelaki ini? Apa dia sengaja ingin menjebaknya?
"Jangan ... menjauhlah dariku. Tolong ..."
Lupita terisak, ia sudah tidak bisa menahan ketakutannya hingga berteriak meminta pertolongan.
"Berteriak lah, tidak ada yang akan mendengar suaramu walaupun kamu mengeluarkannya sekeras mungkin, haha."
Lelaki itu malah tertawa terbahak melihat ketakutan Lupita. Perlahan, lelaki yang mengaku bernama Geri itu mulai membuka bajunya dan semakin mendekat ke arah Lupita.
Lupita benar-benar ketakutan. Apa yang akan dilakukan lelaki ini?
***
Rey terus mencari, hatinya sudah tidak tenang. Entah mengapa, sejak melihat Geri, ia merasa tidak nyaman dengan lelaki itu. Apa lelaki itu akan berbuat sesuatu diluar dugaannya?
Rey mencoba menghilangkan pikiran kotor itu. Ia terus bergumam, tangannya pun terus membanting setir beberapa kali.
"Dimana kamu, Lupita ..."