Bab 3

1174 Words
Dari setetes air berubah menjadi hujan deras dan mengguyur sepanjang kota Seoul, membuat semua orang berlarian mencari tempat berteduh. "Kenapa cuaca ini sangat dingin, jika cuacanya seperti ini. Cocoknya makan ramen nih." Kata Hyemi, membawa panci yang berisikan ramen dan mangkuk kecil. "Thanks Hyemi ogeb." Kata mereka berdua sambil tersenyum lebar. "Eh, btw. Kok bisa Jihan suruh kamu ke taman padahal di taman itu gak ada Jaemin." Kata Hyemi sambil memasukkan mie kedalam mulutnya. "Dia menyuruhku untuk pergi ke sana katanya Vino ingin bertemu denganku, jadi aku pergi tanpa memberitahu kepada kalian. Maaf ya." Kata Aira menyesali tapi mereka berdua mengangguk. "Jaemin waktu itu lagi ngobrol sama aku, tidak mungkin Jaemin bertemu denganmu karena dia masih bersamaku." Jelas Jaewoo, membuat Aira semakin yakin jika Vino itu tidak menemuinya sama sekali. "Mungkin Jihan di suruh oleh Yejin, karena itu dia menemuiku." "Walaupun Yejin seperti itu, Jaemin akan tetap menjadi sahabatnya. Aku yang selalu bilang ke Jaemin kalau Yejin itu perempuan gak baik tapi ingatannya selalu di permainkan oleh gadis penyihir itu." Kesal Jaewoo tak tahan dengan kelakuan Yejin terhadap Jaemin yang notabene adek sepupunya. "Dasar penyihir dan juga Yejin itu adalah cucunya kepala sekolah, tapi kenapa bisa cewe seperti dia seperti itu." Celoteh Hyemi dan Aira juga tak terima dengan kelakuan Yejin seperti itu. Dringg.....dring... "Suara handphone siapa itu bunyi?" Tanya Jaewoo dan Aira bangkit dari tempat duduknya mengambil handphonenya yang sedang berbunyi. "Halo." "Halo dek, masih inget gue gak?" "Kak, Aina?" Melihat reaksi Aira membuat Hyemi dan Jaewoo terkejut. "Aira punya kakak?" Tanya Jaewoo pelan. "Punya, dia anak kembar dan satu kakaknya laki-laki " Kata Hyemi dan Jaewoo mendengarkannya sambil mengotak ngatik handphone. "Kamu denger atau gak?" Tanya Hyemi saat melihat Jaewoo memegang handphonenya "Hm."Jaewoo berdehem. "Iya, ini kakak. Lo baik-baik aja kan di sana?" Tanya Aina menghawatirkan adiknya Aira. "Aku baik-baik aja kak. Keluarga di sana apa kabar?" Kata Aira menghawatirkan kedua kakaknya dan Ayahnya. "Baik-baik saja, apa di sana ada bunda?." "Bunda sedang kerja dia sangat sibuk, jadi tidak ada waktu." "Bilang ke bunda ya, kalau gue kangen bunda. Jika kakak libur sekolah kak Aina akan ke Korea untuk menemui kalian." "Iya, nanti aku bilangin ke bunda. Happy birthday ya buat kak Dirga, maaf Aira sama ibu gak bisa pulang ke Indonesia." Aira juga sedih karena tidak bisa mengucapkan ulang tahun untuk kakak sulungnya. "Gak apa-apa Aira, eh kamu udah makan siang belum?" "Udah kak." "Yaudah, jaga diri kamu baik-baik ya dek, see you." Setelah itu Aina mematikan handphonenya dan pergi dengan pacarnya bernama Gavin menggunakan mobil. "Kita kemana nih na?" Tanya Gavin dan Aina menghela nafas kasar. "Hei! Kenapa?" "Itu, gue di suruh belanja bulanan sama ayah tapi uangnya pake uang gue." Kesal Aina karena tidak terima jika uangnya di gunakan untuk keperluan rumah karena uangnya untuk shoping. "Pake uang gue aja." Tawar Gavin dan Aina menerimanya. "Ganti gak nih?" "Gak usah, gue ikhlas." "Bener nih?" "Iya, sama pacar sendiri juga gak apa-apalah yang penting gak sama yang lain." "Maksud kamu, cewe gitu?" "Gaklah, gue cuman punya lo doang gak ada yang lain." "Bohong!" "Nggak." "Okeh, kalau begitu anterin ke supermarket." "Baikalah cantik." Setelah itu barulah mereka berdua pergi ke supermarket belanja bulanan . Tidak seperti Aira yang setiap harinya di kasih uang jajan sama bundanya. "Guys, kita naik itu yok, pasti seru." Kata Hyemi menunjuk permainan perahu yang naik turun. "Aku takut ketinggian." Kata Jaewoo ketakutan melihatnya saja membuat kakinya bergetar. "Jangan deh yang lain aja gitu." Tolak Aira secara pelan, tapi Hyemi ingin menaikinya. "Tapi itu bagus." "Rumah hantu aja yok." Ajak Aira dan mereka setuju masuk ke dalam. Tapi saat mereka ingin masuk ada Yejin dan Vino yang sedang berjalan menuju rumah hantu. "Kenapa nenek sihir ada di tempat ini?" Tanya Jaewoo tak suka melihat Yejin. "Mungkin dia lagi nyari temenya yang ada di dalam." Kata Hyemi terkekeh pelan. "Hehe." Tawa Jaewoo dan di pukul oleh Aira. "Eh, jangan ngomong gitu, orangnya ada di depan kita." Kata Aira membuat Jaewoo kesakitan. "Gak apa-apa yang penting ngomongnya gak di belakang." Kata Hyemi dengan senyuman lebarnya. "Anjir, eh bener kata kamu ogeb, haha." Tawa Jaewoo dan terima tonjokan dari Hyemi. "Eh kalian bertiga ada di sini juga." Kata Yejin sinis. "Gak, lagi di dunia lain." Kata Hyemi dan Jaewoo hanya tertawa. "Nggak usah ketawa." Hyemi menatap tajam ke arah Jaewoo. "Eh kalian juga mau ikut ke dalam ruamh hantu?" Tanya Aira kepada Vino dan Yejin. "Iya, saya sama Yejin mau masuk. Kita barengan aja." Kata Vino dan mereka setuju kecuali Yejin. "Aku takut jaem." "Udah gak apa-apa ini juga hantu bohongan, kamu yakin gak mau masuk?" "Udahlah jaem kalau dia gak mau masuk yaudah, gak usah masuk." Kesal Jaewoo membuat Yejin memutar bola matanya malas. "Baiklah, jika kau tidak ingin masuk. Kamu diem aja di luar." "Gak mau, aku ikut masuk deh dan aku juga gak mau kamu di godain sama pelakor." Kata Yejin sambil melihat Aira dengan sinis. "Apa?" "Gak ada kok Jaem, itu Yejin ngomongnya suka ngawur." Kata Aira agar Vino tidak mendengarkan ucapan yang dilontarkan oleh Yejin. "Hantunya gak se..rem." Kata Hyemi saat melihat kunti, berjalan ke hadapannya. "Katanya gak serem, haha ogeb." Dari tadi Jaewoo suka menertawakan Hyemi. "Jaewoo merusak suasana saja." Kata Aira dan Jaewoo berhenti tertawa. "Biasa Jaewoo suka seperti itu." Kata Vino, tersenyum ke arah Aira dan juga Aira membalas senyumannya. Membuat Yejin kesal dengan tingkah mereka berdua dan Yejin berasa ia seperti orang ketiga diantara mereka. "Jaem, ini tempatnya serem banget." Kata Yejin memecahkan keheningan di antara mereka. "Iyalah serem namanya juga rumah hantu, kalau lucu namanya rumah pelawak." Celoteh Hyemi alhasil membuat Jaewoo ketawa melihat Hyemi yang tidak suka dengan kehadiran Yejin. "Eh Jae udah ketawanya." Omel Aira, membuat Jaewoo diam. "Liat deh itu ada penyihir." Tunjuk Vino ke arah jendela yang terbuka. "Itu juga Jaem ada di samping kamu nenek sihirnya." Kata Jaewoo menatap Yejin yang selalu bersenderan dengan Vino. "Maksud kamu, aku ya?" "Iyalah, emang siapa lagi yang ada di samping Jaemin." Kata Hyemi dan juga Jaewoo yang ingin sekali menertawakan musuhnya yang selalu di bela oleh adik sepupunya itu. "Awas kamu ya!" Kesal Yejin. "Udahlah jangan ada yang bertengkar, jadinya suasananya gak serem lagi. Jika kalian seperti ini." Jelas Vino membuat mereka semua diam tak ingin berbicara. "Ini gelap banget sih." Kata Aira melihat terowongan yang gelap. "Pake senter semuanya." Suruh Vino dan Semuanya menyalakan senter. "Wehh pocongnya melayang." Kata Jaewoo dengan kakinya yang bergetar. "Eh g****k, itu pocongnya lompat anjir. Eh pocongnya mau nyamperin, lariii!" Teriak Hyemi dan mereka berlari sampai pintu keluar terbuka. "Akhirnya kita bebas." Kata Jaewoo dan Jaewoo sangat senang bisa keluar dari rumah hantu. "Ini udah jam berapa?" Tanya Vino dengan nafas yang terengah-engah. Aira yang baru melihat jam di tangannya"Ini jam 04.00." "Saya lupa harusnya sekarang adalah pertandingan basket, saya harus ke lapangan sekarang." "Yaudah Jaem, aku yang anter." "Terus aku gimana?" Tanya Yejin. "Pulang sendiri, udah besar juga. Hih." Kata Hyemi dan menatap Yejin dengan sinis. Dengan begitu mereka pergi ke lapangan basket untuk menyaksikan pertandingan basket.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD