Costa tersenyum tipis saat melirik kotak makanan di bangku samping kemudi. Setelah bertemu Salsa, ia sengaja membeli seporsi cake cokelat keju untuk Thalia. Katakanlah ia penasaran. Bila ponsel mahal itu tidak mampu melakukan tugasnya, siapa tahu seporsi makanan bisa meluluhkan hati Thalia. Terkadang selera wanita memang aneh, bukan? Sesampainya di halaman rumah kos Thalia, setitik keraguan menghampirinya. Matanya menatap tak berkedip pada satu-satunya kamar kos yang terang benderang dari luar itu. Otaknya kembali berpikir, dengan lebih jernih dan waras. Apa urgensinya hingga ia harus melunakkan hati Thalia? Thalia bukanlah siapa-siapa. Mereka kebetulan bertemu karena kecelakaan. Tiada yang istimewa dari gadis itu. Wajahnya tidak cantik. Tubuhnya pun tidak seksi, malah nyaris seperti kek

