Move On

2300 Words
"Assalamualaikum" Sapa Ira sambil meletakkan tas selempang export jeansnya lalu duduk di sebuah kursi panjang yang berhadapan dengan kedua sahabatnya itu. "Waalaikum salam, maemunah" balas Nana yang menyodorkan tangan kirinya untuk Tos dengan Ira. "Waalaikum salam, dari mana aja lu beb?" Tanya Illa setelah menjawab salam dari Ira. "Biasalah, ibu tirinya snow white, urusan negara" ujar Ira sebelum menyerobot Thai Green Tea Ice milik Nana dan menusuk sebuah pentol bakso milik illa lalu memakannya. "Heeeh! Kok bawak-bawak snow white seeh.." "Weeey minum gu--" "Afwan jiddan, gue laper.. haus.." ujar Ira memotong perkataan Nana. "Ck! Ngomong mangkanya, pesen gih sono, gue traktir!" Ujar Nana lalu merogoh tiga lembar uang kertas berwarna merah dari dalam dompet hitam ber-renda birunya. "Huiiih baru gajian ya, lu? Ikhlas nih?" "Hea lah.. udah buruan pesen sono!" "Huiih.. jazakillah khairan katsiran yak bebeb" ujar Ira sebelum memanggil mas pran asistennya bude mimi -penjual bakso-. "Wa iyaki zeyeng" ujar Nana sambil mengedip-kedipkan matanya ala ciwi penggoda, minta di gaplok palaknya. "Eh beb! Emang mam Elma minta tolong apa sama lu?" Tanya Illa "Masukin nilai raport senior beb. Lelah tangan hayati" ujar Ira lalu melipat kedua tangannya di atas meja dna menjadikannya sebagai bantal. "Eh, iya. Gue mau cerita nih" ujar illa "elah cerita aja sistah. Biasanya juga kan langung cerita" "Tauk.. cerita aja keleus ukhti zeyeng" ujar Ira dengan posisi yang sama. "Permisi, baksonya mba" ujar mas Pran yang berhasil menegakkan kepala Ira. "Giliran makanan aja.. langsung lu! Asem!" Ujar Nana. "Heeeh.. masjidd.. sudah wudhu.. batal nanti wudhu nya" ujar Illa yang me-repeat perkataan Nana waktu di masjid tiga hari yang lalu. "Laper guee.. makasih ya mas Pran" "Ohiya, sama-sama mba.. silahkan di nikmati.." ujar mas Pran lalu pergi kembali ke balik gerobak bakso bude Mimi. "Tadi lo mau cerita apa?" Tanya ira setelah menelan bakso pertamanya. "Oh itu.. jadi gini.. emh.. kayaknya gue udah nemu penggantinya Doni sama kak Arief" ujar Illa. "Madza? Are you sure?"(Apa? Kamu serius?) "Serius lo, Cinderilla?" Ujar Ira dan Nana kompak. Dan Illa hanya mengedipkan matanya kikuk beberapa kali. Lalu mengangguk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Who?" Tanya Ira dan nana lagi-lagi dalam waktu yang bersamaan. Illa menegapkan posisi tubuhnya lalu mendekat ke arah sahabatnya itu. Meminta mereka untuk lebih merapat. "Raffa Gerhana" ujar Illa berbisik. "What?" Lagi-lagi dan lagi, ira dan nana merespon secara bersamaan. "Orangnya yang kayak Tiang Listrik itu kan?" Tanya Ira yang di angguki oleh Illa. "Yang di gila-gilain hampir dua angkatan , kecuali gue sama Ira itu? Yang giginya dikawatin itu kan? Mukanya putih banget kayak tembok baru di plester kan? Itu muka apa perumahan?" Ujar Nana tanpa henti. "Aduh ncezz kalau nanya itu satu-satu! Sabar napa?" Ujar Ira. "Princess itu shock!" Ujar Nana sambil mengelus dadanya dan matanya melotot. "Lagian lu, sih, La! Kalau move on itu kira-kira, liat dulu orangnya gimana. Bener sih emang, lu ngeliat orangnya. Tapi lu cuman liat tampangnya, ngga liat tingkahnya. Kalau kata eyang uti gue nih, liat bebet-bibit-bobot nya! Bukan sekedar oh ganteng, tajir terus langsung lo camplokin ajaaa enggak la.." ujar Ira panjang lebar. "Dia baik kok gengs.. beneran deh" ujar Illa. "Lu siapa sih? Lu bukan illa kan? Lu bukan Sherilla Zalsha Sentani! Balikin Cinderilla gue! Sahabat gue itu selalu berfikir panjang dan bijak, tapi lo ngga! Balikin sahabat gue!" Ujar Nana. "Ck! Lu apaan sih Na! ngelantur aja. Ini masalah nih! Lu jangan drama di saat kayak gini" ujar Ira yang mampu membuat Nana memanyunkan bibirnya "Begini, yah, Sherilla Zalsha Sentani alias Illa alias Cinderilla alias upik abu. Lu itu ngga tau, siapa sebenarnya Raffa Gerhana itu. Lu ngga tau gimana sebenernya Prabastya junior itu. Jadi, untuk kebaikan lo sendiri, gue, Ira alias Nadheera Aqueena- sama Nana alias Alvinna Shalsadita yang sayang banget sama lo ini, meminta dengan sepenuh hati agar lo lupain Raffa dan cari cowok lain. Dan lebih baik jika lo balik suka sama Doni atau kak Arief" sambung Ira panjang lebar. "Tapi kenapa?" Tanya Illa. "Karena dia itu ngga suci lagi Illa!" Ujar Nana geram. "Kita semua ini ngga suci lagi, Na. Kita bukan bayi baru lahir yang masih bersih dari dosa" ujar Illa "Dia itu bejad la! Dia itu b******k!" Balas Nana. "Dia itu ngga pernah masuk buku hitam, Na. Dia juga paskibra Nasional. Jadi ngga mungkin" ujar Illa. "Laaak.. denger--" "Ira!" Panggil seseorang yang berhasil memotong perkataan Ira. "Ups gue ganggu ya? Afwan ya adik-adik.. gue ke sini cuman mau kasih tau.. Ira diminta pak Satrio ke ruangan beliau" ujar seorang pria yang sedikit lebih tinggi dari Ira. Pria itu mengambil Hot Thai Green Tea milik Ira dan membawanya pergi dari sana setelah mengucapkan salam perpisahan. "Heeee kak Rendi, minum gueee" ujar Ira. Saat baru menyadari bahwa minumnya sudah di rampas oleh seseorang yang selama tiga bulan ini berusaha ia lupakan. Rendi Muhammad a.k.a. mentor PLS grub Sultan Ageng Tirtayasa a.k.a. mentor PLS nya Ira dan Nana. Seorang senior yang berhasil membuat Ira move on dari mantannya, Damar Wijaya. "Gini, ya, la. Ada banyak hal buruk tentang Raffa yang harus lu tau. In our opinion, itu sudah sangat cukup untuk membuat lo buang dia jauh-jauh dari fikiran lo" ujar Ira lalu mengambil dompet berwarna hitam ber-renda pink miliknya dari dalam tas, mengambil sesuatu dari sana lau menyodorkannya ke depan Illa. "Foto siapa nih?" Tanya Illa bingung. "Eh, Na! Gue mau ke ruangan Pak Satrio dulu. Sekitar dua jam-an lagi, gue mau lo sama Illa pergi ke alamat yang tertera di belakang foto itu" ujar Ira datar. "Understand" ujar Nana yang tak kalah datar. "Gue pergi dulu. Assalamualaikum" ujar Ira lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu. Setelah kepergian ira dari sana, tidak ada sepatah katapun yang terucap di antara Illa dan Nana. Nana yang merasa sayang dengan baksonya Ira yang baru dimakan 2 pentol itu, sekarang tengah menghabiskannya sambil memainkan ponselnya. tiba-tiba ponsel nana berbunyi menandakan ada pesan yang masuk, dan sjak saat itu nana mulai sibuk dengan benda pipih berbentuk persegi panjang itu. beberapa menit kemudian nana akhirnya menyudahi kegiatannya bersama benda pipih tersebut dan meletakkannya di samping mangkuk bakso yang sudah kosong itu. Nana menghemuskan nafasnya berat lalu meminum minuman yang ada di dekatnya. "Siapa? serius banget" ujar illa mencoba memecahkan keheningan "justin" jawab Nana singkat. "Justin Prima? Sahabat Darius?" Tanya Illa yang menautkan kedua alisnya yang cukup tebal dan di angguki oleh Nana. "Mau apa dia?" Tanya Illa lagi. "Bukan apa-apa" "Jujur sama gue , Na.." "Ck! Nih liat aja sendiri" ujar Nana menyerahkan ponselnya ke Illa dan melanjutkan kegiatannya memakan baksonya Ira. Terlihat dari sudut mata Nana, illa tersenyum tipis saat membaca chat yang ada di ponsel Nana. Tak lama kemudian, Illa mengembalikan ponsel milik Nana dan meletakkannya di dekat mangkuk. "Lo masih sayang sama Darius kan, Na" tanya illa dengan nada yang sangat "Kata siapa?" "Kata gue barusan" "Na, lu bisa bilang kayak begitu sama Justin.. Tapi lu ga bisa bohong sama gue.. lu ga bisa bohongin perasaan lu sendiri Na.." "Kalau udah tau kenapa nanya lagi?" Ujar Nana sewot. Tiba-tiba terdengar deringan alarm dari ponsel Nana. "Udah dua jam. Kita harus pergi ke alamat itu" ujar Nana yang mulai berdiri dan membereskan barang barangnya lalu menyandang tas polo home merah miliknya. Illa mengangguki ucapan Nana dan mulai membereskan barangnya juga lalu segera mengekori Nana menuju syakir -mobil Rush putih milik Nana-. Beberapa menit kemudian, mereka sudha sampai di alamat yang mereka tuju. Illa turun lebih dahulu dari Nana.   ^♡♡♡♡^♡♡♡♡^   "Ini bener alamatnya kan?" Ujar illa Illa menyocokkan alamat yang tertera di balik foto itu dengan alamat yang tercetak di pintu masuk tersebut. "Sama kok alamatnya" "Baru sampe, lu?" Tanya Nana pada seorang gadis dan di angguki oleh gadis itu. "Gue ke sana dulu ya, mau beli bunga" ujar gadis yang ternyata adalah ira itu. Dan di angguki oleh Nana. Nana berjalan mendekati Illa yang masih bingung kenapa mereka ke sini. Nana menyenggol lengan kanan Illa dengan lengan kirinya. "Ngelamunin apa lo? Banyak penglihatan ya?" Tanya Nana pada illa. "Ada yang ganteng ngga? Bolju tuh! Kali aja lo bisa move on dari Raffa" ujar Nana sambil memain kan alisnya. "Hidih ya kali Naa.. masak iya gue move on sama arwah! Gila lu" ujar Illa sebal sedangkan Nana hanya terkekeh. Tak lama, ira datang menghampiri mereka dengan seikat mawar putih dan dua ikat lavender. "Masuk yuk!" Ujarnya. Lalu berjalan masuk ke area pemakaman dan di ikuti oleh illa dan Nana. Semenit kemudian mereka sudah sampai di bawah sebuah pohon rindang yang berada di tengah-tengah area pemakaman tersebut. Di bawah pohon itu terdapat tiga batu nisan dari kramik. Ira berjalan mendekati makam yanh berada di tengah. Iya duduk seperti duduk di antra 2 sujud sambil tersenyum dengan tangan kanan memegang bunga mawar putih dan tangan kiri memegang nisan. "Lu apa kabar key? Gue tau lo masih belum bahagia di sana. Gue berdoa semoga lo bisa menahan semua siksa akibat dosa lo itu karrna itu semua belum seberapa. Gue sellau berdoa agar siksa lo di ringankan seringan ringannya key.." ujar Ira "Aamiin.." sahut Nana yang mulai mengusap usap punggung Ira. "Ini" ujar Ira lalu meletakkan seikat mawar putih di atas tanah yang di tumbuhi rumput pendek itu. "Gue bawakan bunga kesukaan lo. Bunga yang selalu dia bawa saat nge-date sama lo" sambung Ira lalu tertawa sumbang. Ira lalu menarik nafasnya pajang dan dalam. Ia beralih menatap illa yang ada di sebrangnya. "Ini Key, Keysha Arshy Alvero, sepupu gue" ujar Ira sendu. "Na!" Panggil Ira dan di jawab dehaman oleh Nana. "Tolong letakkan lavender-lavender nya di kedua makam itu" pinta Ira dan diangguki oleh Nana. Nana segera berjalan ke arah makam-makam itu bergantian. Lalu nana kembali ke makam Key dan duduk berjongkok di samping Ira. "Udah, ra" ujarnya lirih "jazakillah ya ukh" balas Ira dan di angguki oleh Nana. "Sepupu gue yang kelewat lugu ini, adalah mantan dari Raffa Gerhana Prabastya bin Rediansha Prabastya" ujar Ira sendu sambil menatap nisan marmer putih itu. "Dan kedua makam kecil yang itu.. anak kembarnya yang berhasil melihat dunia selama satu hari" sambung ira yang mulai serak. "Yang di belakang lo itu, La. Namanya Risya dan yang di belakang gue ini, namanya Rasya. Mereka adalah dua anak yang berhasil di selamatkan oleh key diantara ke enam anaknya. Diselamatkan dari paksaan Aborsi oleh pria yang sangat dicintai oleh ibu mereka " ujar Nana menyambung perkataan Ira. "Lu, tau dari mana Na?" Tanya Illa "Key itu temen gue main, rumah kita sampingan" ujar Nana. "Tapi apa hubungannya, Key beserta anak-anaknya dengan Raffa? Dan siapa pria itu?" Tanya Illa. "Raffa itu penebar benih, La" ujar Nana dengan menekankan kata-kata penebar benih. "Maksud lo?" Terlihat ira menghembuskan nafasnya berat, lalu gadis itu merogoh kantung celananya dan mengabil ponselnya dari sana. Gadis itu mulai menggeser-geser layar ponselnya setelah itu memberikannya ke Illa. "Geser ke kiri" ujar Ira bergetar. "Foto itu gue ambil satu tahun lalu. 3 bulan setelah Key dan Kak Raffa jadian." Ujar Ira saat Illa melihat foto pertama, foto yang di ambil diam-diam oleh Ira saat melihat Raffa sedang mencium seorang gadis di parkiran hotel. "Ini bukan key?!" Ujar illa dan di angguki oleh Nana dan Ira. "Foto itu gue ambil seminggu setelah itu. Waktu gue sama Nana ke MallyMart, beli cemilan kita untuk di RS" ujar Ira saat Illa mulai menggeser layar ponselnya, ke foto selanjutnya. Lagi-lagi foto saat Raffa mencium seorang gadis. "RS? Ngapain?" "Key di opname" balas Nana. "Apa ini?" Tanya Illa saat menggeser ke foto selanjutnya. "Bahan introgasi kita ke Key dulu. Itu gue ambil sebulan setelah key keluar opname. Di malam setelah perayaan annive mereka di Cafe nya Justin, temennya Nana" ujar Ira. "Lo masih nyumpen Video itu,Ra?" Tanya Nana setelah mendaratkan tinjuan mecil ke lengan Ira dan Ira mengiyakan pertanyaan dari Nana tersebut. "Gila lu! Buat apa?" "Dari setelah kita introgasi Key, gue punya firasat buruk ke depannya. Jadi buat jaga-jaga, ya masih gue simpen" "Dan ternyata firasat lo bener, gitu? Sekarang Illa, yang lagi-lagi sahabat kita juga suka sama Raffa.." ujar Nana "naah itu lo tau.." balas Ira. "Emang video apa sih?" Tanya Illa karena nyatanya di layar itu cuman gelap. "Tap 2 kali dan besarkan suaranya" ujar Ira dan segera di lakukan oleh Illa. Seketika..."Astaghfirullah halazim" ujar Illa yang langung menelungkupkan ponsel Ira itu. Dan Nana seketika menutup matanya sedangkan Ira hanya bisa menatap ke arah nisan Keysha. Terlihat Nana menghembuskan nafasnya berat. Sedangkan Ira masih melihat ke nisan Keysha dengan mata yang mulai berair. Nana yang tidak tahan mendengar suara keji dari ponsel Ira langsung merampas ponsel itu dari tangan Illa dan mematikan rekamannya. Sedangkan illa masih mengeraskan kepalan tanganya yang sudah tidak memegang ponsel lagi dengan perasaan tak karuan. "Itu adalah yang pertama buat key dan terjadi saat dia kelas 3 SMP. Dan ngga berahir sampai di situ" ujar Ira yang mulai membuka suaranya lagi. Nana langsung memegang tangan kana Ira yang bebas. "Udah, Ra. Cukup" ujar Nana. Ira menggeleng lemah sambil tersenyum samar. "Anak jendral ini harus tau, gimana Raffa sebenarnya" ujar Ira dan di balas gelengan oleh Nana. "Nggak, Ra! Sudah cukup untuk saat ini. Kita harus kasih waktu untuk illa berfikir" ujar Nana. Nana beralih memandang Illa yang masih membeku di depannya. Nana meraih tangan kiri illa yang menggenggam erat. "La" panggil Nana dan illa langsung mengalihkan pandangannya yang kosong untuk menatap sahabat-sahabatnya itu. "Fikirkanlah dulu baik-baik. Kita ngga mau lo terjerumus kedalam lubang yang sama seperti Keysha. Kita sayang banget sama lo, La. Dan perlu lo ketahui, apa yang terlah kami ceritakan ke lo ini baru sebagian kecil dari kebejatan Raffa. So please, fikirkanlah baik-baik" ujar Nana panjang lebar tapi Illa hanya diam saja. "Udah sore, kita pulang yuk.. ntar lo tambah dimarahin Bunda lo" ujar Nana pada illa dan di angguki oleh Ira dan illa. Mereka pun bergegas pulang ke rumah masing-masing dengan illa yang diantarkan pulang oleh Nana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD