bc

Cinta Dibalik Kekuasaan

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
family
friends to lovers
boss
heir/heiress
blue collar
bxg
lighthearted
brilliant
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Di balik kekuasaan dan kekayaan, Alexander, CEO muda dan tampan, menyembunyikan rasa sakit dan kesepian. Hingga dia bertemu dengan Sophia, sekretaris baru yang memiliki senyum yang dapat menerangi hari-harinya.

Sophia, yang memiliki latar belakang sederhana, tidak pernah menyangka bahwa dia akan jatuh cinta dengan bosnya yang tampan dan berkuasa. Namun, perbedaan status sosial dan kekuasaan mereka menjadi rintangan dalam hubungan mereka.

Alexander harus menghadapi tantangan bisnis yang dapat mempengaruhi hubungan mereka, sementara Sophia harus menghadapi tekanan dari keluarga Alexander yang tidak menerima hubungan mereka.

Apakah cinta mereka dapat mengatasi segalanya? Atau apakah kekuasaan dan kekayaan akan menghancurkan hubungan mereka? Ikuti kisah cinta Alexander dan Sophia dalam "Cinta di Balik Kekuasaan".

chap-preview
Free preview
Pertemuan Pertama
Alexander berjalan masuk ke ruang kerjanya, menatap jam di tangannya. Dia sudah terlambat lima menit. Asisten pribadinya, Rachel, sudah menunggu di depan meja kerjanya. "Selamat pagi, Pak Alexander," kata Rachel dengan senyum. Alexander mengangguk dan duduk di kursi kerjanya. "Selamat pagi, Rachel. Apa yang sudah siap untuk hari ini?" Rachel menyerahkan beberapa dokumen kepada Alexander. "Semua dokumen untuk rapat hari ini sudah siap, Pak. Dan ada satu hal lagi..." Alexander menatap Rachel dengan penasaran. "Apa itu?" Rachel tersenyum. "Kami sudah merekrut sekretaris baru untuk Anda. Namanya Sophia, dan dia sudah menunggu di luar." Alexander mengangguk. "Baik, silakan masukkan dia." Rachel berjalan keluar ruangan dan kembali dengan seorang gadis muda yang memiliki rambut hitam panjang dan mata coklat yang indah. Gadis itu tersenyum dan mengucapkan salam. "Selamat pagi, Pak Alexander," kata gadis itu dengan suara yang lembut. Alexander menatap gadis itu dengan penasaran. Dia tidak pernah melihat gadis seperti itu sebelumnya. "Selamat pagi," kata Alexander. "Silakan duduk." Gadis itu duduk di kursi yang disediakan dan menatap Alexander dengan mata yang indah. Alexander merasa sedikit tidak nyaman dengan kehadiran gadis itu. Dia tidak pernah memiliki sekretaris yang secantik itu sebelumnya. "Jadi, Sophia," kata Alexander, "apa yang membuat Anda ingin menjadi sekretaris saya?" Sophia tersenyum. "Saya ingin belajar dan berkembang, Pak. Dan saya pikir menjadi sekretaris Anda adalah kesempatan yang baik untuk saya." Alexander mengangguk. "Baik, Sophia. Saya memiliki tugas pertama untuk Anda. Saya ingin Anda mengatur jadwal rapat saya untuk hari ini." Sophia mengangguk. "Baik, Pak. Saya akan melakukannya sekarang." Alexander menatap Sophia dengan penasaran, merasa sedikit terganggu dengan kehadirannya. Tapi dia tidak bisa menyangkal bahwa Sophia memiliki sesuatu yang istimewa. Setelah beberapa menit, Sophia selesai mengatur jadwal rapat Alexander. Dia menyerahkan dokumen tersebut kepada Alexander dan menatapnya dengan mata yang indah. "Apakah ada yang lain yang bisa saya lakukan untuk Anda, Pak?" tanya Sophia. Alexander mengangguk. "Tidak, Sophia. Anda sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Terima kasih." Sophia tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Alexander menatapnya dengan penasaran, merasa sedikit terganggu dengan kehadirannya. Tapi dia tidak bisa menyangkal bahwa Sophia memiliki sesuatu yang istimewa. Alexander menatap Sophia dengan penasaran, melihat bagaimana dia bekerja dengan efisien dan cepat. Dia merasa sedikit terkesan dengan kemampuan Sophia. "Baik, Sophia," kata Alexander, "saya ingin Anda mengatur jadwal rapat saya untuk hari ini. Pastikan Anda memasukkan semua pertemuan yang sudah dijadwalkan." Sophia mengangguk dan mulai bekerja di komputernya. Alexander menatapnya dengan penasaran, melihat bagaimana dia bekerja dengan fokus dan ketelatenan. Setelah beberapa menit, Sophia selesai mengatur jadwal rapat Alexander. Dia menyerahkan dokumen tersebut kepada Alexander dan menatapnya dengan mata yang indah. "Apakah ada yang lain yang bisa saya lakukan untuk Anda, Pak?" tanya Sophia. Alexander mengangguk. "Tidak, Sophia. Anda sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Terima kasih." Sophia tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Alexander menatapnya dengan penasaran, merasa sedikit terkesan dengan kemampuan dan keramahan Sophia. Alexander menatap Sophia dengan penasaran, merasa sedikit terkesan dengan kemampuan dan keramahan gadis itu. Dia memutuskan untuk memberikan tugas lain kepada Sophia, untuk melihat bagaimana dia akan menangani tantangan yang lebih besar. "Sophia, saya ingin Anda melakukan riset tentang perusahaan kami dan mencari tahu tentang kekuatan dan kelemahan kami," kata Alexander. Sophia mengangguk dan mencatat instruksi Alexander. "Baik, Pak. Saya akan melakukannya sekarang." Alexander menatap Sophia dengan penasaran, melihat bagaimana dia akan menangani tugas yang baru. Dia memutuskan untuk memantau kemajuan Sophia dan melihat bagaimana dia akan menangani tantangan yang lebih besar. Saat Sophia mulai melakukan riset, Alexander memutuskan untuk memanggil Rachel, asisten pribadinya, untuk membicarakan tentang Sophia. "Rachel, apa yang Anda pikir tentang Sophia?" tanya Alexander. Rachel tersenyum. "Saya pikir dia sangat baik, Pak. Dia memiliki kemampuan yang sangat baik dan sangat ramah." Alexander mengangguk. "Saya juga pikir begitu. Saya ingin Anda memantau kemajuan Sophia dan melihat bagaimana dia akan menangani tantangan yang lebih besar." Rachel mengangguk. "Baik, Pak. Saya akan melakukannya." Alexander meminta Sophia untuk duduk di sebelahnya dan mulai menjelaskan tentang bagaimana memperbaiki dokumen tersebut. Sophia mendengarkan dengan saksama dan membuat catatan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki. Saat mereka bekerja bersama-sama, Alexander merasa sedikit terkesan dengan kemampuan Sophia. Dia memiliki kemampuan analisis yang sangat baik dan dapat memahami konsep-konsep yang kompleks dengan mudah. Setelah beberapa jam bekerja bersama-sama, Alexander merasa bahwa dokumen tersebut sudah siap. Dia meminta Sophia untuk mencetaknya dan membawanya ke ruang rapat. Saat Sophia pergi, Alexander memutuskan untuk memeriksa beberapa hal lainnya sebelum rapat dimulai. Dia memasuki ruang rapat dan memeriksa beberapa hal, seperti mikrofon dan proyektor. Tiba-tiba, Alexander mendengar suara pintu ruang rapat terbuka. Dia menatap ke arah pintu dan melihat Sophia berdiri di sana dengan dokumen yang sudah dicetak. "Semua sudah siap, Pak," kata Sophia dengan senyum. Alexander mengangguk. "Baik, Sophia. Terima kasih." Alexander meminta Sophia untuk meletakkan dokumen tersebut di atas meja rapat. Sophia melakukannya dengan cepat dan kemudian berdiri di samping Alexander, menunggu instruksi selanjutnya. Saat mereka menunggu, Alexander memperhatikan betapa tenang dan percaya dirinya Sophia. Dia tidak seperti sekretaris lainnya yang sering kali terlihat tegang dan tidak percaya diri. Tiba-tiba, pintu ruang rapat terbuka dan beberapa orang masuk. Mereka adalah anggota tim manajemen perusahaan yang akan menghadiri rapat tersebut. Alexander memperkenalkan Sophia kepada mereka dan meminta mereka untuk duduk. Sophia kemudian membagikan dokumen rapat kepada mereka dan mempersiapkan diri untuk mencatat hasil rapat. Rapat dimulai dan Alexander memimpin diskusi tentang beberapa topik penting. Sophia mencatat hasil rapat dengan cepat dan akurat, tidak melewatkan satu detail pun. Saat rapat berlangsung, Alexander semakin terkesan dengan kemampuan Sophia. Dia tidak hanya memiliki kemampuan analisis yang baik, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik. Setelah rapat selesai, Alexander meminta Sophia untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang telah dibagikan kepada anggota tim manajemen. Sophia melakukannya dengan cepat dan kemudian membawa dokumen-dokumen tersebut ke ruang kerja Alexander. Saat Sophia masuk ke ruang kerja Alexander, dia melihat Alexander sedang menatap jendela dengan ekspresi yang serius. Sophia merasa sedikit penasaran dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Alexander. "Pak, apakah ada yang bisa saya lakukan untuk Anda?" tanya Sophia. Alexander menatap Sophia dan tersenyum. "Tidak, Sophia. Saya hanya sedang memikirkan beberapa hal tentang perusahaan." Sophia mengangguk. "Baik, Pak. Jika Anda membutuhkan saya, saya akan ada di luar." Alexander mengangguk. "Baik, Sophia. Terima kasih." Saat Sophia keluar dari ruang kerja Alexander, dia tidak bisa tidak memikirkan tentang apa yang sedang dipikirkan oleh Alexander. Dia merasa sedikit penasaran dengan apa yang sedang terjadi di dalam pikiran Alexander.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.4K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
30.3K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
33.4K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.8K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.8K
bc

Desahan Sang Biduan

read
37.4K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook