“Kami tak seperti itu. Bukankah itu idemu sendiri?” Sam mengingatkan kembali. Ramon tertunduk bungkam. Tak berkata apa-apa. Tiba-tiba kedua bahu laki-laki itu berguncang. Ramon menangis sesenggukan. Diam-diam Alang mencoba melirik ke arah Bella, tapi tubuh Ramon yang besar itu menghalanginya. Ingin rasanya dia memutari tubuh itu dan langsung bertanya ke Bella. “Ta—tapi, tapi—kami merasa disisihkan,” ucap Ramon terbata. “Kau salah, Mon. Tak ada yang menyisihkan kalian. Kita masih bersama. Karena itu kita bisa bertahan sampai sekarang.” “Itu kalian! Kalian yang bersama! Kalian yang bertahan!” Tiba-tiba Ramon berteriak. Tangannya menunjuk, lalu bergerak menepis. Matanya kembali terlihat liar. Menghujam ke mata Sam. Alang makin waspada. Namun Sam masih tetap bersikap tenang. Mereka kembali

