bc

Mencintai Yeona; Bisikan Cinta Mengalahkan Kegelapan

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
BE
kickass heroine
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Sebuah kolaborasi mencekam dari J.Hana, dengan dialognya yang hidup dan sentuhan emosional yang kuat, dan Purpleblink, dengan ketajaman narasi yang menghantui dan atmosfer kelam yang tak terlupakan.Jung Yeona dikutuk sejak lahir: melihat arwah & kehilangan orang tercinta tiap 5 tahun. Lee Minsoo hadir sebagai cahaya, namun mendekatinya berarti malapetaka. Saat Minsoo jadi target kutukan, Yeona harus memilih. Selamatkan Minsoo dengan pengorbanan tak terbayangkan, atau hancurkan kutukan itu meski nyawa taruhannya? Cinta & kematian berdansa dalam kegelapan. Bersiaplah.

chap-preview
Free preview
Prolog
Angin merintih, mencabuti daun-daun kering dari cengkeraman ranting senja, melemparkannya ke angkasa dalam tarian putus asa sebelum membantingnya ke tanah kerontang taman pemakaman. Seorang lelaki berbalut kemeja putih dan celana panjang hitam berjalan pelan menuju gundukan tanah yang terletak di barisan paling ujung. Dia Lee Min-soo, lelaki di atas enam puluh tahun, tampak di wajahnya keriput yang semakin dalam, mengukir jejak waktu yang tak terhindarkan. Rambutnya memutih, punggungnya membungkuk, namun langkahnya masih tegap, menapaki jalan setapak menuju bukit yang sunyi. Di tangannya tergenggam erat seikat bunga bakung putih. Bunga kematian, sekaligus simbol kesucian. Bunga yang selalu dibawa Minsoo setiap tahun, sejak hari itu. Matahari senja memerah, mewarnai langit dengan gradasi jingga dan ungu, seolah alam pun ikut berduka. Angin berdesir, bukan lagi bisikan, melainkan erangan pilu yang membawa serta fragmen-fragmen masa lalu. Janji-janji yang hancur, tawa yang kini sunyi, dan bayangan wajah yang tak akan pernah pudar. Minsoo berhenti, langkahnya terhenti di hadapan sebuah makam sederhana, tanpa ukiran mewah yang mencolok, hanya sebongkah batu nisan dingin yang mengukir nama sang kekasih. Dia berlutut, meletakkan bunga bakung di atas makam lalu menundukkan kepala, membisikkan doa yang hanya bisa didengar oleh angin. "Sayang, aku datang lagi..." Bisiknya, suaranya bergetar, dipenuhi kerinduan yang menyesakkan. "Aku merindukanmu, apa kau juga merindukanku?" Hening. Sebuah keheningan yang pekat, yang hanya bisa dirasakan di antara dunia yang hidup dan dunia yang mati. Minsoo menghela napas pelan, udara terasa berat di paru-parunya. "Sayang, aku tahu kamu ada di sini... Aku bisa merasakannya. Aku ingin bertanya padamu satu hal..." Hening. Semakin lama, keheningan itu terasa semakin mencekam, seolah ada sesuatu yang mengawasi, menunggu. "Sayang, tunjukkanlah dirimu padaku..." Ucapnya, sebuah permohonan yang putus asa. Sekian menit berlalu, waktu terasa membeku. Tiba-tiba, bulu kuduknya meremang. Ia merasakan hembusan angin di telinganya, bukan sekadar angin biasa, melainkan sentuhan lembut yang menusuk hingga ke tulang. Angin itu turun, menyentuh lengannya dengan lembut, seolah sebuah tangan yang tak terlihat. Minsoo memejamkan mata, membiarkan sensasi itu merasuk ke dalam jiwanya. "Terima kasih, sayang..." Bisiknya lirih, air mata mengalir di pipinya. Bukan air mata kesedihan semata, melainkan campuran antara kerinduan dan kelegaan. Dia membuka matanya kembali, kali ini waiahnya yang sendu berubah cerah, tersungging senyuman. Dia tahu kini, dia tak lagi sendiri. Sosok tak kasat mata ada bersamanya. Dia mengeluarkan buku bersampul biru tua dari tas slempangnya. Lalu menaruhnya di bawah gundukan tanah itu. "Buku ini... Buku harianmu, apakah boleh kuberikan pada..." Suara Minsoo tercekat, kata-kata tak sanggup menembus kerongkongannya. Namun, seolah makam itu sendiri bernapas, hembusan angin dingin menyambar, membuka lembaran-lembaran buku itu dengan paksa. Dan entah dari dimensi mana, sekuntum bunga Kamboja putih, seputih tulang, jatuh perlahan, tepat di atas halaman yang terbuka. Minsoo terpana, napasnya tertahan. Matanya yang sayu menangkap pesan yang tak terucap, sebuah persetujuan dari balik tirai kematian. Ia mengangguk cepat, seolah menjawab bisikan gaib. "Ya, sayang, ini sudah waktunya..." Gumamnya, suaranya nyaris tak terdengar. Dengan tangan gemetar, ia mengambil kembali buku itu, memasukkannya ke dalam tas, seolah menyembunyikan rahasia besar. Ia berdiri, mundur selangkah, menciptakan jarak fisik yang tak pernah bisa menandingi jurang di hatinya. "Sayang, aku mencintaimu selamanya..." Ucapnya, setiap suku kata adalah perjuangan melawan gelombang air mata yang mendesak, luapan rindu yang mengancam untuk menenggelamkannya. Tepat saat itu, sebuah titik dingin jatuh ke lengannya. Ia mendongak, merasakan tetesan air dari awan abu-abu yang entah sejak kapan menggantung di atas, membasahi wajahnya. Hujan rintik, sebuah anomali di tengah teriknya mentari yang masih menyengat, seolah langit pun ikut menangisi takdir yang tak terhindarkan. Pandangannya kembali terpaku pada gundukan tanah kering itu. Sebuah senyum tipis, pahit namun penuh janji, terukir di bibirnya yang pucat. "Sayang, waktunya aku kembali ke rumah kita yang penuh kenangan. Aku akan kembali, membawa kabar gembira untukmu..." Perlahan, ia memutar tubuhnya, namun gerakannya terhenti. Matanya membelalak, pupilnya melebar menangkap pemandangan yang berjarak hanya tiga meter dari tempatnya berdiri. Seorang wanita. Berbalut gaun terusan putih selutut, seputih kabut pagi. Payung hitamnya menaungi wajah yang tak terlihat jelas, namun aura keberadaannya terasa menusuk. Ia melangkah tenang, menuju ke arah Minsoo. Minsoo tercekat. Darahnya seolah membeku. "Yeona..." Gumamnya, sebuah bisikan lirih yang nyaris tak percaya, sebuah nama yang seharusnya hanya hidup dalam kenangan dan duka.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

30 Days to Freedom: Abandoned Luna is Secret Shadow King

read
308.2K
bc

Too Late for Regret

read
275.4K
bc

Just One Kiss, before divorcing me

read
1.6M
bc

Alpha's Regret: the Luna is Secret Heiress!

read
1.2M
bc

The Warrior's Broken Mate

read
136.3K
bc

The Lost Pack

read
379.2K
bc

Revenge, served in a black dress

read
144.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook