"Mas!" Akh!" Zean terkejut hingga ponsel yang sedang dipegang jatuh. "Astaghfirullah, Sayang. Jatuh ini handphone mas." Diraihnya benda itu. Masih menyala. "Untung aja gak rusak.'' "Jadi lebih sayang handphone daripada istrinya?" "Jangan mulai deh." Zean menarik tangan sang istri agar duduk di sampingnya. "Mas mencurigakan." "Mencurigakan apanya?" "Itu tadi pakai acara terkejut drhskso. Padahal aku cuma manggil. Hayo ... Mas ngapain?" Jari telunjuk Binar terarah pada suami. "Gak ngapa-ngapain. Mas cuma kaget karena kamu muncul tiba-tiba." "Bohong,!" Zean menyodorkan ponsel miliknya. "Periksa aja kalau gak percaya." Binar menatap sekilas. "Kapan ke dokter?" tanyanya kemudian. Zean mengurutkan kening. "Mau ngapain ke dokter? Kemarin 'kan kita baru dari dokter." Binar menepuk pel

