"Bi!" Damar langsung menghampiri saat melihat adiknya keluar. "Kamu kenapa bisa sampai masuk rumah sakit? Apa dia nyakitin kamu?" liriknya pada adik ipar. Binar memukul lengan sang kakak denga kesal. "Bisa gak sih, Mas, kalau bicara itu dijaga?" "Gak bisa.'' Binar hanya memutar bola mata. "Ayo, Mas. Kita pulang aja!" ajaknya pada suami. "Dokter, adik saya kenapa?" Damar bertanya saat dokter yang memeriksa keluar dari ruangan. "Tidak apa-apa, Dok. Dokter akan memiliki keponakan baru." "Oh." "Selamat, ya, Dok." "Terima kasih, Dok." "Kalau begitu saya permisi. Sekali lagi selamat, ya, Bu Pak, atas kehamilannya. "Makasih, Dok,'' ucap Zean dan Binar hampir bersamaan. Dokter itu pun berlalu. "Bunda!" Permata bersembunyi di balik kaki sang om. Kepalanya menunduk dengan mata berkaca-ka

