Teror Alisa di Sekolah
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di sekolah Bina Sakti, dirinya sering mengalami keanehan. Mulai dari nuansa merinding yang ia dapatkan, dan sosok bayangan hitam yang terus datang membayangi nya.
“Ria,” panggil Dita
Ria mulai menoleh ke belakang, ia melihat Dita begitu pucat sambil menunjuk ke arah belakang. Ria mencoba membantu Dita untuk mengatur nafasnya agar kembali normal kembali.
“Gila Ri, Gila,” ujar Dita dengan terengah-engah
“Ada apa sih Dit?” tanya Ria penasaran
Belum menjawab pertanyaan Ria, Dita telah menarik tangan Ria menuju bangunan bertingkat tiga di belakang.
Di sana Ria melihat banyak orang yang telah berkerumun, sambil berteriak, “Jangan!”
Penasaran dengan apa yang terjadi, Ria mulai melihat Dita. Tangan Dita yang menunjuk ke atas, membuat Ria mendongak. Di sana ada seorang gadis yang mau bunuh diri.
Semua orang melihat gadis itu sendirian di lantai atas, tapi tidak dengan penglihatan Ria, di sana gadis tersebut telah dihasut oleh bayangan hitam yang terus mengganggu pikiran Ria.
“Ngapain sih tu anak bunuh diri?” tanya gadis di depannya
Ria segera berlari ke dalam gedung tersebut, dengan cepat ia menaiki anak tangga. Sampai di lantai atas tempat gadis itu berdiri, dia segera menarik tangan gadis tersebut.
Kini Ria bisa melihat sosok bayangan hitam tersebut dengan jelas, ia merupakan seorang dengan wajah yang penuh luka. Dia terlihat marah kepada Ria. Karena telah menyelamatkan gadis tersebut.
Di saat sosok hitam di hadapannya ingin menyerang, sosok tersebut tiba-tiba merasa kesakitan setelah memegang pundak Ria. Ria kebingungan melihat bayangan hitam tersebut merintih kesakitan.
Untuk mengambil kesempatan, Ria segera mengajak gadis tersebut melarikan diri. Ria menghampiri kerumunan tadi. Semua teman-temannya memeluk gadis tersebut dengan lega.
Ria pun merasa senang, bisa menyelamatkan gadis tersebut dengan waktu yang tepat.
Ria langsung beranjak pergi dari sana. Dita merangkul pundak Ria, ia bangga bisa memiliki sahabat seperti Ria. Dita memuji Ria karena Ria telah menolong orang yang nggak ia kenal dengan berani.
“Ria, kira-kira kenapa ya gadis tersebut ingin melakukan bunuh diri?” tanya Dita
Ria mengangkat bahunya, “Mana aku tahu.”
Kini di dalam benaknya, Ria hanya memikirkan kejadian yang membuatnya selamat dari serangan bayangan gadis hitam tersebut. Yang membuatnya lebih heran adalah sosok tersebut secara tiba-tiba merasakan kesakitan setelah memegang tubuhnya.
“He Ria, kamu kenapa si? Bengong mulu,” pekik Dita
“Dita, bisa nggak diam?”
Dita menutup mulutnya menggunakan tangan di sepanjang jalan, karena merasa kasihan, Ria menyuruh Dita untuk melepaskan tangan di mulutnya.
“Hi, kenapa nggak dari tadi saja si Ria suruh lepasinnya, aku kan capek,” gerutu Dita
Ria merasa ada yang mengikuti dirinya dan Dita dari belakang. Ria segera mengalihkan pandangannya ke belakang. Benar saja, sosok gadis tersebut mengikuti dia dari belakang.
Ria segera mengajak Dita berlari ke arah kelas mereka. Nafas mereka terengah-engah.
“A..., ada apa tadi Ri? Kenapa lari?” tanya Dita
“Gak ada apa-apa, niat aku saja ingin olahraga,” jawab Ria
Dita mengepalkan kedua tangannya di depan wajah Ria, “Ingin aku bunuh ya kamu?”
Ria tersenyum ke arah Dita, ia mengelus rambut Dita secara perlahan. Ria pun meninggalkan Dita masuk di dalam kelas. Di sana, teman-temannya membicarakan akan kejadian tadi.
Mereka saling menebak penyebab gadis tersebut bunuh diri, tak banyak dari mereka yang mengira jika gadis tersebut mengalami masalah dengan percintaannya.
Ria mengerutkan keningnya, ia mulai mengambil genset di tas. Ria mencoba menelusuri tentang sekolahnya. Ria begitu yakin jika sosok tersebut berhubungan dengan sekolah ini.
Ria yang mulai melihat layar HP-nya, seketika terkejut akan kehadiran dari Dita. Ria segera menaruh HP dan genset nya kembali, “Kamu ini ya kebiasaan deh Dit, nggak permisi atau ucap salam gitu kalau datang. Hobby nya kaget in orang mulu.”
Dita tersenyum dengan menunjukkan gigi putihnya, “Habisnya kamu tinggalkan aku.”
“Aduh, gimana caranya gua cari tahu cerita tentang sosok wanita itu, kalau gini caranya,” pikir Ria
Guru yang datang, membuat semua siswa kembali ke tempat masing-masing. Di tengah guru menerangkan, sosok gadis tersebut melihatnya dengan tatapan yang tajam dari jendela.
Ria melihat sosok tersebut dengan kebingungan. Dalam benaknya, ia begitu yakin jika kematian yang dialami sosok gadis itu ada hubungannya dengan guru di depan.
Sosok gadis tersebut tiba-tiba berdiri di samping guru yang sedang mengajar di depan. Penghapus yang tiba-tiba jatuh dengan sendirinya, membuat semua mengira jika terkena angin. Namun, tidak dengan jatuhnya buku di depan, hingga berserakan di lantai, membuat semua keluar kelas karena ketakutan.
Tidak dengan guru tersebut, ia memilih untuk tetap di kelas dan menantang makhluk halus yang telah mengganggunya, “Siapa kamu? Kalau kamu berani, tunjukkan muka kamu di hadapan aku sekarang.”
Terlihat guru tersebut jatuh pingsan, di saat Ria dan teman-temannya menghampiri guru tersebut, mulutnya penuh dengan darah.
Karena merasa takut dengan keadaan gurunya, Ria segera pergi ke kantor guru untuk meminta tolong agar membantu guru di kelasnya.
Setelah Ria keluar dari kantor, ia melihat sosok gadis tersebut di depannya. Ria begitu terkejut, sosok tersebut menatapnya dengan mata yang lebar. Karena ketakutan, Ria segera berlari menuju kelasnya.
Belum sampai di depan kelasnya, ia dihentikan oleh gadis tersebut. Ria menutup kedua matanya dengan tangan.
Di saat ia menutup mata, Ria mendengar suara tangis dan jeritan seorang gadis. Ria segera membuka mata karena penasaran.
Sosok gadis tersebut telah tidak ada di depan mata Ria, matanya melihat di sekelilingnya. Tak ada seorang pun di sana.
Ria segera berlari ke arah kelasnya. Di saat terlihat para guru dan teman-temannya yang sedang berkumpul. Sampai ia di sana, kaca kelas pecah dengan sendirinya. Semua orang yang melihat itu, langsung menjerit ketakutan. Begitu pun dengan Ria yang merasa kebingungan.
“Kalau tahu sekolahnya angker seperti ini, gua nggak akan dah sekolah di sini,” ujar gadis di depan Ria
Berselang beberapa detik ia ngomong seperti itu, tubuhnya tertarik dan terdorong ke arah dinding. Terlihat darah mengalir deras di kepalanya, karena terbentur dengan keras.
Semua siswa mundur ke belakang. Semua saling membacakan ayat-ayat suci Al-Quran. Berharap setan tersebut pergi dari sana.
Ketika semua kembali tenang, guru dan salah satu teman Ria di bawah ke rumah sakit. Karena takut akan luka dalam mereka.
Karena kejadian tersebut, semua siswa mendapatkan izin untuk pulang lebih awal. Kepala sekolah takut jika ada korban lagi nantinya.
Ria pun pergi ke dalam kelas untuk mengambil tasnya. Ia segera menaiki motornya untuk bergegas pulang ke rumah.