bc

My Second Life

book_age18+
1.5K
FOLLOW
6.2K
READ
time-travel
CEO
billionairess
drama
tragedy
sweet
mystery
office/work place
first love
rebirth/reborn
like
intro-logo
Blurb

Di kehidupan lampau, Bianca menyia-nyiakan suaminya demi seorang penghianat hingga dia berakhir menyedihkan.

Namun, entah apa yang terjadi, Bianca kembali ke 15 tahun lalu. Tepat saat semua permasalahan dimulai.

Semenjak hari itu, Bianca berjanji tidak akan menyia-nyiakan suaminya lagi dan memberikan balasan untuk orang yang berpotensi menjadi sumber penderitaannya.

Inilah kisah Bianca yang berusaha mengubah masa depan kelamnya.

Dapatkah ia mengubah masa depannya sendiri?

____

A story' by Firza532

chap-preview
Free preview
My Second Life || 01
Seakan ada sesuatu tak kasat mata yang mendorong tubuhku hingga membuatku tersentak kaget dan menatap linglung keadaan di sekitar. Orang-orang berpenampilan formal, pendeta, dan pengantin pria. Mereka semua menatapku heran seolah aku adalah makhluk yang paling aneh di muka bumi. Namun, bukan itu yang menjadi pokok permasalahan sekarang. Permasalahannya adalah situasi dan kondisi!! Kenapa aku bisa berada di sini? Bukankah tadi aku ditabrak mobil? Kenapa aku tidak berada di rumah sakit dan malah berada di hadapan semua orang? Apa yang sebenarnya terjadi?! "Bianca!" Desis sebuah suara. Perhatianku langsung tertuju padanya. Mataku mengerjap tak percaya kala melihat jelas sosok pengantin pria di hadapanku. Dia...? Mataku terasa memanas. Hatiku berdenyut nyeri. Tubuhku melemas seketika dan hampir terjatuh lunglai ke lantai begitu saja jika pinggangku tidak ditahan olehnya. Raut wajah mengerasnya perlahan mulai melunak dan berganti dengan wajah cemas. "Kamu kenapa?" Bertanya khawatir. Suara itu ... Masih sama dengan suara yang selalu kurindukan semenjak aku kehilangan dan menyadari betapa pentingnya ia bagiku. Oh, tuhan! Kenapa dia masih hidup dan berdiri tepat di hadapanku? Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah aku berada di alam mimpi? Kalau iya, tolong jangan bangunkan aku selama-lamanya. Aku ingin berada di alam mimpi ini. Dimana dia masih hidup dan tidak meninggal karena kebodohanku. Biarkan aku menebus rasa bersalahku padanya dalam alam mimpi ini. Biarkan aku terjebak selamanya di alam mimpi ini. Biarkan aku terjebak dalam dunia semu ini. "Apa yang terjadi pada pengantin wanita? Apakah dia sakit? Pernikahannya diteruskan atau ditunda dulu?" Tanya pendeta khawatir melihat keadaanku. Pria di hadapanku --Kenan Aditama-- tampak sangat ragu dan bimbang. Sorot matanya lah yang menunjukkan demikian. Dan aku paham apa yang membuatnya menjadi sebimbang ini! "Teruskan saja, pak pendeta." Sahutku cepat. Kali ini, aku tidak ingin kehilangannya lagi. Aku ingin berada di sisinya dan mencintainya semampuku. Mengabdikan diriku padanya dan menghormatinya guna menebus kesalahan fatalku selama ini serta melindunginya dari orang-orang jahat yang tak berhati itu. Kenan terlihat sangat terkejut mendengar perkataanku. Namun, aku bisa melihat kebahagiaan di sorot matanya yang selalu menunjukkan ketegasan. Hatiku bergetar kian hebat olehnya. Ya Tuhan, betapa bodohnya aku dulu menyia-nyiakan pria setulus Kenan demi seorang sampah seperti Dino. Biarkan di kehidupan kedua ini aku membayar semua dosa-dosaku padanya. Aku janji tidak akan melakukan hal bodoh lagi, Kenan. Aku janji akan membahagiakanmu. Aku janji akan menjaga perasaanmu. Tidak seperti dulu lagi. Dimana aku selalu berusaha mendorongmu menjauh dari hidupku sampai kamu benar-benar pergi untuk selamanya dan menyisakan sebuah penyesalan tak berujung dalam hatiku. "Jadi, pernikahannya dilanjutkan, Tuan Kenan dan Nona Bianca?" Pak pendeta bertanya memastikan. Aku mengangguk kuat. "Iya, pak. Lanjutkan saja karena aku tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memiliki pria sepertinya." Dapat kulihat Kenan tersenyum manis mendengar jawabanku. Senyumannya mampu membuat jantungku berdebar kencang. "Iya, pak. Lanjutkan saja. Saya juga tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memiliki gadis sepertinya." Para tamu undangan bersorak heboh. Menggoda kami berdua sehingga membuat kami saling membuang wajah malu. Pak pendeta juga ikut menertetawakan kami. "Baiklah, mari kita mulai." Pak pendeta memulai dan menyuruh kami untuk mengucapkan janji suci pernikahan. Kenan menatapku lembut. Tatapannya membuatku terhanyut dalam lupa diri dalam sekejap. "Dihadapan tuhan, hamba-Nya, dan jemaat-Nya yang kudus, saya Kenan Aditama menerima engkau Bianca Wijaya sebagai istri satu-satunya dan sah di mata Tuhan. Saya berjanji akan selalu mengasihimu, baik dalam keadaan suka maupun duka, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kita atau Yesus datang untuk kedua kalinya. Saya berjanji bahwa segala milikku adalah milikmu juga. Bapa tolong saya untuk memenuhi janji saya ini." Aku mengambil nafas dalam-dalam. Berusaha menekan rasa gugup yang mendadak menyelimuti seluruh jiwa ragaku. "Dihadapan tuhan, hamba-Nya, dan jemaat-Nya yang kudus, saya Bianca Wijaya menerima engkau Kenan Aditama sebagai suami satu-satunya dan sah di mata Tuhan. Saya berjanji akan selalu tunduk dan melayanimu, baik dalam keadaan suka maupun duka, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan kita atau Yesus datang untuk kedua kalinya. Saya berjanji bahwa segala milikku adalah milikmu juga. Bapa tolong saya untuk memenuhi janji saya ini." Pak pendeta tersenyum lebar. "Dengan ini kalian berdua sudah sah menjadi suami istri dihadapan Tuhan. Mempelai pria Anda bisa mencium pengantin Anda sekarang." Kenan tersenyum manis. Senyumannya ikut menular padaku. Kenan mengkikis jarak di antara di antara kami. Memegang kedua belah pipiku lembut dan mendaratkan sebuah ciuman hangat di keningku. Ciumannya membuatku menangis haru. Sentuhannya terasa sangat nyata. Apakah mungkin aku kembali ke 15 tahun yang lalu? Kenan menghapus air mataku dan tersenyum sendu. "Jangan menangis lagi, Bi. Hatiku sakit melihatmu menangis seperti ini." Bisiknya. "Maaf. Aku tidak bisa menahan air mataku karena terlalu bahagia bisa bersama denganmu kembali." Isakku pelan. Kenan terlihat sangat terkejut. "Kenan, maafkan kebodohanku dulu. Sekarang aku janji tidak akan melakukan hal bodoh lagi. Aku janji akan mencintaimu dan menyayangimu seperti kamu mencintai dan menyayangiku." Ungkapku sungguh-sungguh sedangkan dia terdiam membisu. Entah apa yang berada di dalam pikiran rumitnya itu. "Bianca! Kemarilah, sayang! Aku sudah datang untuk menjemputmu!" Teriak seseorang yang sangat kubenci. Dialah Dino, pacarku. Aku dan Kenan refleks menoleh ke asal suara. Di tengah-tengah tamu undangan, aku melihat Dino, pacar yang sudah mengkhianatiku dan menghancurkanku tanpa ampun. Tanganku mengepal kuat hingga bunga di tanganku remuk. Demi apapun, aku sangat membencinya karena dialah sumber penderitaan ku. "Bianca. Aku tahu kamu dipaksa keluargamu untuk menikahi Kenan. Ayo kemarilah! Aku akan membawamu pergi dari neraka ini," katanya tanpa tahu malu. Semakin membuatku merasa jijik padanya. Aku sedikit tersentak kaget kala Kenan memeluk pinggangku dengan posesif serta mencengkramnya erat seolah memperingatiku untuk tidak mengikuti perkataan Dino. "Dasar pria tidak tahu malu! Berani-beraninya mengusik hari pernikahanku dengan Bianca." Suara dingin nan mengintimidasi Kenan terdengar. Membuat para tamu terdiam dan menatap Dino sinis. Kejadian ini, sama persis dengan kejadian di kehidupanku yang sebelumnya. Sekarang aku yakin akan suatu hal! Aku yakin diriku kembali ke 15 tahun silam setelah kecelakaan mengerikan itu terjadi. "Heh! Kau yang tidak tahu malu! Kau merebut kekasihku dan memaksanya untuk menikah denganmu. Kau bahkan tidak ragu untuk mengancam akan membuat keluarganya bangkrut. Jangan pikir aku tidak tahu rencana licikmu untuk memiliki Bianca." Jika di kehidupan lalu, aku pasti akan mendorong Kenan dan berlari ke arah Dino karena tertipu oleh wajah malaikatnya. Namun, kali ini, aku tidak akan tertipu lagi. Aku akan membuatnya lebih menderita daripada kehidupanku yang dulu. Itulah janjiku!! "Jangan sembarangan berbicara! Aku tidak pernah mengancam keluarga Bianca! Iya, 'kan, Bi?" Jika di kehidupan lalu, aku pasti akan menjawab dengan lantang ... "Tidak! Kamu memang mengancam keluargaku dan memaksaku untuk menikahimu! Kamu iblis! Kamu sangat kejam! Kenapa kamu melakukan ini semua padaku? Aku tidak ingin menikah denganmu. Aku hanya ingin menikah dengan Dino, pacarku!" Ah, sungguh disayangkan. Betapa bodohnya aku dulu. Menyia-nyiakan sebuah berlian demi sebuah sampah. "Bianca diam saja berarti yang kukatakan benar. Ayo, sayang. Kemarilah. Aku akan melindungi mu darinya." Ucap Dino penuh senyuman namun terlihat sangat menjijikkan. Astaga, dimana mataku dulu hingga tertipu oleh wajah palsunya. Remasan kuat Kenan dipinggangku membuatku tersadar. Ini bukan waktunya untuk meratap. Ini adalah waktunya untuk membalas! Aku balik memeluk pinggang Kenan dan menyandarkan kepalaku di tangannya yang selalu setia menolongku meski aku telah menyakitinya berulang kali. Aku menatap Dino datar dan tanpa ekspresi. "Jangan sok tahu! Aku menikahi Kenan bukan karena terpaksa tapi karena aku mencintainya. Jadi, aku harap, simpan baik-baik pemikiran bodohmu itu. Pergilah dari sini dan jangan membuat keributan di hari pernikahanku." Mendadak, tubuh Kenan terasa seperti patung. Akan tetapi, pria itu tetap bisa memerintah para bodyguardnya untuk menyeret Dino keluar dari gereja. Dino meronta serta berteriak minta dilepaskan tapi bodyguard lebih kuat darinya sehingga dia tidak bisa berkutik dan diseret keluar dari gereja. Aku menatap puas kepergiannya. Ini barulah awal dari pembalasanku. Tunggulah pembalasanku selanjutnya, Dino. Aku pasti akan membuatmu membayar perbuatan mu berkali-kali lipat daripada apa yang kau lakukan dulu. Ah, tidak hanya dirimu tapi juga orang-orang yang terlibat dalam sumber penderitaanku. Aku tidak akan pernah melepaskan kalian. Aku akan menyeret kalian dan menahan kalian di dalam lubang penderitaan. Tuhan telah berbaik hati memberiku kehidupan kedua. Tentu saja tidak akan kusia-siakan. Aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin dan membalaskan dendam ku pada kalian semua tanpa terlewatkan satu orang pun. "Kenapa kamu selalu menatap ke arah pintu masuk gereja? Apakah sekarang merasa menyesal telah mengusirnya?" Bisik Kenan dingin. Mampu membuat bulu kudukku merinding. Aku menoleh ke arahnya dan menyengir manis supaya amarahnya reda. "Mana mungkin aku menyesali kepergian orang tidak tahu malu sepertinya. Aku malah puas dia tidak muncul lagi di hari pernikahan kita." Kenan terdiam. Menatapku intens. Menyelidiki apakah aku berbohong atau tidaknya. Tingkahnya itu membuatku tersenyum bersalah. Sikapku selama inilah yang membuatnya meragukanku dan aku paham akan hal tersebut. Lantas, aku sedikit berjinjit dan mengecup pipinya lembut. "Maafkan semua sikap bodohku selama ini tapi aku janji akan berusaha menjadi istri yang baik mulai sekarang." Ungkapku sehingga membuat Kenan melotot kaget. -Tbc- Jangan lupa tekan love sebelum baca dan follow akun author @firza532 ^.^

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
94.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook