Ngobrol

1214 Words
Sudah hampir seminggu Bella bekerja sebagai pengasuh dan guru les untuk Kiara. Dan sudah beberapa hari ia tidak bertemu dengan Niel yang selalu pulang terlambat dan langsung masuk ke kamarnya saat Bella ingin pulang. Dan karena ini akhir pekan, artinya Bella pun mendapatkan jatah liburnya. Waktu yang mestinya Bella gunakan untuk istirahat, namun tidak begitu halnya dengan Bella. " Bell, jadi kan loe belanja hari ini?" " Jadi kok. Loe udah ada listnya?" " Nih. Duitnya udah gue transfer ke rekening loe ya. Uang dari Reno juga udah. Katanya list belanjaan dia, ntar di kirim ke loe." ujar Rara sambil menyerahkan secarik kertas pada Bella. " Oke. Ini gue mau langsung jalan aja. Loe jadi ke rumah Andi?" " Iya. Ada acara keluarga gitu katanya. Eh, gimana sama orang yang mau dikenalin sama loe? Blind date loe itu!" " Oh, itu. Jadi kok. Besok sih. Tapi bukan blind date juga sih. Orang tante aku ikut kok! Udah ah, ojek gue udah nunggu di luar. Makasih ya gantiin gue beberes hari ini" " Gak apa-apa lah. Kan loe gantiin gue belanja bulanan. Impas lah" Bella lalu memeluk Rara sesaat lalu mengecup pipinya. " Aku jalan ya, salam sama Andi" " Iya, ntar gue sampein. Dia juga bilang udah lama nggak ketemu sama loe." " Dia bukan kangen sama gue. Kangen sama masakan gue aja sih palingan" " Udah ah, bye Ra..." ucap Bella sambil berjalan dengan melambaikan tangannya pada Rara. Bella lalu menaiki motor ojek yang sejak tadi telah menunggunya. " Eh, bentar pak" Bella lalu mengeluarkan ikat rambut dari pergelangan tangannya lalu mengikat rambutnya sebelum ia mengenakan helm yang di ulurkan sang pengemudi ojek padanya. " Makasih pak" ucap Bella sambil duduk manis di belakang pengemudinya. *** " Halo, Ren. Daftar belanjaan kamu mana? Aku udah di supermarket nih. Buruan. Kuota aku udah mau abis." " Sabar ya, Bell. Aku lagi sibuk banget. Sepuluh menit, oke?" " Ya udah. Aku tungguin. Bye" " Makasih, Bell" Bella lalu menyimpan ponselnya dan mulai mendorong trolley miliknya dan membeli satu persatu pesanan Rara sesuai apa yang telah dituliskan di selembar kertas tadi. Sementara itu " Tolong ya Niel, kita sebentar aja. Barang-barang di rumah aku udah abis semuanya. Temenin aku ya. Aku mau sekalian beli yang berat soalnya" " Kenapa tadi nggak minta OB temenin kamu?" " Ya aku kan lupa Niel. Lagian kan mobil aku tadi mogok. Makanya aku nebeng sama kamu. " " Oke. " Niel lalu dengan wajah datarnya mulai menjalankan laju kendaraannya. Rencananya tadi sepulang meeting mereka di salah satu hotel ternama, ia akan langsung menyusul ke rumah orang tuanya sekaligus menjemput Kiara yang tadi ia titipkan di sana. Namun, Wina yang sepulang meeting mendapati mobil miliknya tiba- tiba mogok, ia akhirnya menawarkan untuk mengantarkan wanita yang telah menjadi rekannya di kantor itu agar ikut pulang bersamanya. " Di sini ajalah Niel. Supermarket tempat aku belanja kejauhan dari sini." " Oke" jawab Niel dan langsung membelokkan mobil mewahnya ke dalam gedung parkiran di salah satu supermarket retail terbesar di ibukota. Mereka lalu berjalan memasuki tempat tersebut dengan saling diam. Namun tidak begitu di dalam hati Wina yang saat ini merasa sangat senang ia bisa berduaan dengan Niel bukan dalam urusan pekerjaan. Mereka malah nampak seperti pasangan yang sedang berbelanja kebutuhan mereka bersama- sama. " Aku ambil trolley ya" ucapnya yang hanya di angguki oleh Niel yang melepaskan kacamata hitam miliknya. Beberapa pasang mata nampak mencuri pandang pada pria penuh pesona tersebut. Tidak bisa dipungkiri jika Niel memang tampan dan nampak keren dan santai dengan kemeja yang ia tarik lengannya hingga ke siku. " Yuk, Niel" ajak Wina seolah ingin memberikan pengumuman pada mata wanita- wanita yang melirik Niel diam- diam bahwa pria tersebut bersamanya. Niel hanya mengangguk dan berjalan sambil melihat-lihat sekitarnya. " Niel, aku ke bagian buah dulu ya. Kalau kamu mau lihat- lihat dulu nggak apa- apa. Siapa tau kamu mau beliin sesuatu untuk Kiara." Niel kembali hanya mengangguk tanpa ekspresi apapun sambil berjalan menuju lorong-lorong yang memajang berbagai macam makanan. Ia lalu berjalan ke arah rak biskuit yang terdapat seorang anak kecil sedang memilih beberapa macam rasa biskuit tersebut. " Kiara sukanya rasa apa ya? Coklat, strawberry atau Vanilla? atau aku telepon aja?" Niel lalu melirik ke arah suara wanita tersebut dan benar saja, itu adalah Bella yang juga kini menoleh pada Niel. " Pak Niel? Bapak...Bapak ngapain disini?" Niel tidak menjawab dan hanya menunjukkan biskuit yang ada ditangannya. " Owh..." jawab Bella singkat. Ia ingin bertanya Niel datang bersama siapa? Karena setahunya, bos nya itu bukanlah orang yang akan membuang waktunya untuk urusan grocery seperti ini. Tapi itu tidaklah mungkin, selain mereka tidak akrab, bosnya tersebut juga seperti tidak menyukai berinteraksi dengannya. " Saya permisi pak" " Strawberry. Kiara suka rasa strawberry" " Owh, iya pak." " Niel..." Sapa seorang wanita. " Siapa, Niel?" tanyanya lagi. " Guru les Kiara" " Owh, baby sitter Kiara yang baru?" tanyanya dengan nada sedikit mengejek. " Iya, saya permisi pak Niel." ucap Bella sambil mengangkat ponselnya yang berdering. " Halo, Reno... Udah dikirim? Tapi...." " Yah, kuota gue abis" ujar Bella sambil mendorong trolley nya menuju meja kasir. " Mbak, ada voucher pulsa nggak?" " Maaf kak, kami sudah tidak ada layanan itu. Mohon maaf. " " Kalau yang jualan dekat sini ada?" Sang kasir nampak berpikir. " Oh, kayaknya SPG yang lagi jaga di counter s**u, jualan pulsa deh kak. Coba aja di cek kesana" " s**u ya? Yah udah. Saya kesana dulu tanyain. Makasih yah mbak" " Sama- sama kak" Bella lalu kembali mendorong trolley besarnya menuju counter s**u yang dimaksud. " Maaf, mau nanya, ada yang jualan pulsa nggak?" " Oh iya kak. Saya jualan sih biasanya. Cuma kebetulan lagi kosong. Kalau mau nunggu, sejam mungkin udah bisa kak" " Ya... Saya butuhnya sekarang. Ya udahlah. Makasih ya mbak" " Ada apa?" tanya Niel tiba-tiba berdiri di samping Bella. " Oh, ini pak. Kuota sama pulsa saya kebetulan habis. Padahal saya mau ngebuka chat temen saya." " Penting?" Bella mengangguk ragu. " Saya cuma mau buka daftar belanjaan titipan dia sih. Udah sejak tadi saya tungguin." " Pakai sinyal saya saja" " Ah?! Maksud bapak?" " Wifi nya sudah aktif, bisa kamu sambungkan" ujar Niel menatap pada layar ponsel miliknya. " Owh... Iya, pak. Makasih. Eh, passwordnya apa?" " Tidak tahu" Bella mengerutkan keningnya. " Trus ini saya harus ngetik apa pak?" " Ketik tidak tahu. Saya juga tidak tahu kenapa Rully membuat password seperti itu" " Owh, gitu." jawab Bella sambil mengetikkan password yang Niel sebutkan. " Makasih pak. Udah bisa" " Ya sudah, kamu buka pesan teman kamu dulu" " Iya pak" Niel lalu memperhatikan bagaimana wajah Bella berubah nampak serius dan mengaitkan rambutnya yang terjatuh ke telinganya dengan mata yang teruss menatap layar benda pipih tersebut. Tak dapat Niel pungkiri jika gadis itu sangat cantik. Terlebih dengan pakaian santai seperti saat ini. " Sudah pak" Niel lalu mengangguk. " Kiara nggak ikut pak?" " Tidak. Dia saya antar ke rumah mama saya tadi pagi. Habis ini saya mau menjemput dia." " Owh... Oh ya pak. Makasih banyak bantuannya." Niel hanya mengangguk. " Saya nyari pesanan teman saya dulu ya pak" ucap Bella yang hanya mendapat anggukan dari Niel. " Permisi pak" (" Ini rekor baru. Pertama kalinya pak Niel ngomong lebih dari tiga kata sama gue.")
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD