"Udin, tolong kamu anterin Siti ke pasar. Jangan digoda!" Surti mendelikkan matanya di akhir kalimat. Di hadapannya Udin mengembangkan senyum manis, dia melirik Siti yang tengah menyelipkan anak rambut ke belakang telinga dengan malu-malu. Pria itu memberikan hormat pada Surti, senyuman lebar Udin tak juga luntur ataupun menipis. Ini adalah waktu yang tepat untuk dia bisa menggoda Siti tanpa diganggu oleh Nenek lampir—Surti. "Siap, Komandan! Siti akan aman bersama saya," ucapnya disertai kedipan mata untuk Siti. "Mata kamu! Mau saya colok?!" Surti menodongkan pisau yang dia bawa ke depan wajah Udin dengan ekspresi garang. Udin cengengesan, dia segera menarik tangan Siti untuk berlari menjauhi Surti. Sedangkan, Surti menggelengkan kepala pelan. Wanita berumur itu melanjutkan kegiatanny

