07 MPH

916 Words
"Kenapa belum siap?" tanya Bara kepada istrinya saat melihat Meisya yang masih menggunakan baju tidurnya. Meisya berjalan menghampiri Bara yang berada di meja makan, lalu ia pun duduk disamping suaminya dan ikut makan. Belum sempat ia menyuapkan makanan kedalam mulutnya, tiba-tiba suara Bara mencegah pergerakan tangannya. "Cuci muka dan sikat gigi dulu, baru makan sayang," tegur Bara gemas saat melihat Meisya yang masih setengah sadar dari tidurnya, tapi sudah mau makan. "Malas," balas Meisya tidak bersemangat ia sudah terlanjur lapar dan malas jika harus kembali ke kamar mandi. Bara berdiri dan langsung mengangkat tubuh Meisya, lalu menggendongnya menuju kamar mandi. "Nggak usah nanti kemeja kamu bau," tolak Meisya pelan. "Nanti aku ganti lagi kemejanya, kamu nggak usah khawatir," balas Bara. "Nggak itu kelamaan, nanti kamu telat," kekeuh Meisya. Bara tidak memperdulikan kata-kata dari istrinya ia tetap menggendong tubuh Meisya dan mendudukannya diatas washtafel kamar mandinya. Bara menguncir rambut Meisya keatas agar tidak terkena air nantinya. Cup Bara mengecup sekilas leher jenjang milik Meisya dan menghirup aroma wanita itu yang begitu memabukkan baginya meski Meisya belum mandi, menurut Bara istrinya itu tetap wangi. "Bara," kaget Meisya saat melihat aksi Bara yang tidak kenal tempat, Bara hanya kekeh terkekeh pelan menanggapi respon istrinya. "Buka mulutnya!" titah Bara dan langsung dituruti oleh Meisya. Bara langsung menggosok gigi Meisya dengan sikat dan pasta gigi yang ia pegang, ia melakukan hal itu tanpa rasa protes mau pun jijik kepada Meisya. Bara menyuruh Meisya berkumur-kumur lalu ia pun membantu istrinya mencuci muka dan mengeringkannya dengan handuk. Bara mengangkat kembali tubuh Meisya dan menggendongnya menuju meja makan. Meisya langsung melipat tangannya diatas meja dan tidur diatas lipatan tersebut, sungguh ia tidak mau berbohong jika ia memang benar-benar masih mengantuk. Bara menyuapi istrinya dengan telaten meski pun Meisya mengunyahnya dengan pelan. Hal itu tidak membuat Bara marah, dia malah gemas melihat tingkah laku istrinya. "Kenapa nggak makan?" tanya Meisya kaget saat sadar jika makanan Bara masih utuh dan pria itu malah sibuk menyuapinya. "Aku nggak bakal makan sebelum kamu selesai sarapan," jawab Bara yang membuat hati Meisya berbunga. Oh ayolah siapa yang tidak ingin punya suami seperti Bara. "Kamu nggak mau ikut?" tanya Bara, karena biasanya istrinya ini akan selalu ikut pergi bersamanya ke kantor. "Nggak ah males, aku masih ngantuk," jawab Meisya. "Oh ya udah sekarang tidur lagi ya." Bara menggendong Meisya kembali kekamarnya dan menidurkan istrinya tersebut sedangkan dia mengganti kemejanya yang sudah lusuh. Cup "Aku pergi. Jaga diri baik-baik ya sayang," ucap Bara setelah mengecup kening istrinya yang sudah tertidur kembali. *** "Huaaam," Meisya terbangun di siang hari, ia pun merasa segar kembali. "Ke kantor Bara deh, sekalian makan siang disana," monolog Meisya lalu ia pun buru-buru untuk mandi dan bersiap untuk pergi keperusahaan milik suaminya. Sesampainya di perushaan milik sumainya, Meisya langsung berjalan menuju ruangan Bara. Meisya selalu membalas sapaan dari karyawan dan juga penjaga dengan ramah. Ceklek "HEH WANITA GILA!!!" Teriak Meisya tiba-tiba saat melihat ada seorang wanita dengan pakaian yang sangat sexi sedang duduk diatas meja Bara, dan berusaha untuk menggoda suaminya. Meisya langsung berjalan ke arah wanita tersebut dan menjambak rambutnya. "s****n kamu, berani-beraninya kamu menggoda suamiku." Meisya langsung menariknya agar menjauh dari Bara, sedangkan Bara sendiri hanya menonton aksi dari Meisya dengan tersenyum miring. "Kau lah yang wanita gila!" Balas Putri. Wanita yang berani duduk diatas meja Bara tak lain adalah Putri. Putri membalas jambakan Meisya. Meisya pun tak mau kalah hingga terjadilah pertarungan kecil antara mereka. Sreeeek Meisya tak sengaja merobek baju Putri di bagian depannya, hingga membuat belahan d**a putri sedikit terlihat. "Putar tubuh mu!" Perintah Meisya kepada Bara. "Ouh" balas Bara nakal lalu membalikan kursinya membelakangi mereka. "s****n kau" geram Meisya kepada Putri, lalu ia pun berjalan menuju kursi Bara dan mengambil jas yang disandarkan disana. "Aku pinjam, dan jangan pernah membalik Badan," ucap Meisya ganas dan langsung diangguki oleh bara. "Pakai ini, agar menutupi belahan d**a mu!" Suruh Meisya. Namun Putri tetap terdiam sambil memandang jas itu dengan tak minat. "Ck" decak Meisya lalu ia pun memakaikannya di tubuh Putri. "Tidak usah!" Tolak Putri lalu membuka kembali jas tersebut. "Seperti ini lebih menantang kan tuan Bara?" Tanya Putri genit sambil menatap nakal kearah Bara. "Sudah ku katakan jangan berbalik!" Marah Meisya saat melihat Bara yang ternyata berbalik badan dan menatap kearahnya. "Upss" Bara kembali memutar kursinya. Sebenarnya Bara hanya ingin melihat wajah kesal istrinya, karen menurutnya itu menggemaskan. "Seharusnya kau berterimakasih karena sudah kupinjamkan jas mahal," Ucap Meisya kesal lalu ia kembali memakaikan jas tersebut ke tubuh Putri dan mengancing jas tersebut agar dapat menutupi tubuh Putri. "Kalau kau berani melepasnya, aku akan menyuruh suamiku untuk membatalkan kerja sama dengan perusahaanmu!" Ancam Meisya saat melihat Putri yang akan berniat melepaskan jasnya lagi. Nyali Putri ciut saat mendengar ancaman tersebut. Akhirnya Putri keluar dari ruangan Bara. "Jangan lupa kembalikan jasnya nanti, karna itu milik suamiku!" Teriak Meisya saat Putri hampir saja menghilang dibalik pintu. "Kenapa dibiarkan?" Tanya Meisya ganas saat mengingat sumianya yang diam saja saat Putri berusaha untuk menggodanya. "Aku tidak memiliki waktu untuk hal itu," jawab Bara. "Seandainya aku tidak datang tadi, entah hal apa yang akan di lakukan wanita gila itu," ucap Meisya kesal. "Aku tidak tergoda sama sekali dengan penampilannya. Satu wanita sudah cukup bagi ku, Jadi jangan khawatir sayang, aku tidak akan pernah berpaling kepada wanita lain," ucap Bara. "Ku pegang kata-kata mu itu, sampai kau berani berhinat ku potong masa depan mu," balas Meisya ganas dan mendapat gelak tawa dari suaminya. "Jangan ketawa, aku sedang serius." Meisya melemparkan tas kecil kearah Bara dan langsung membuat suaminya diam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD