bc

SweetHurt

book_age18+
253
FOLLOW
1.0K
READ
billionaire
possessive
arrogant
dominant
badboy
CEO
sweet
ambitious
city
secrets
like
intro-logo
Blurb

“Kenapa kau ingin mempersingkat hidupmu, Nona? Lihat di rumah sakit ini semua orang berusaha sembuh agar bisa terus bisa hidup. Apakah ini hanya karena sebuah sakit hati dan pengkhianatan, seseorang? Sadarlah! Jika benar begitu artinya semesta masih menyelamatkanmu dari orang yang salah.” Kata seorang pria kepada Edelweisss, seketika membuatnya tertampar dan sadar lalu mengurungkan niatnya itu.

Marah, Frustasi, kecewa, itu yang Edel rasakan saat ini, sehingga membuatnya ingin bunuh diri, setelah mendapati sahabat dan kekasihnya berselingkuh dan tertangkap basah sedang berduaan didalam kamar kontrakan mereka baru saja melakukan sebuah pergulatan panas.

Edelweiss ingin membalas Jeana dengan mendekati ayahnya, seorang duda juga seorang dokter di sebuah rumah sakit terbaik di kota itu, namun lagi dan lagi kedatangan Edelweiss kerumah sakit untuk melancarkan aksinya mendekati ayah Jeana selalu gagal dan gagal lagi karena alasan yang sama, pria bernama Jeff itu lagi menggagalkannya.

Sosok Jeff Ryand Miless seorang executive muda juga pemilik sebuah perusahaan jaringan telekomunikasi di kota itu, pria yang membuat Edel gagal bunuh diri saat itu dan selalu saja seakan membuat Edel gagal melancarkan niat buruknya mendekati dokter Redev yang tidak lain adalah ayah Jeana itu.

Dari sanalah hubungan Edel dan Jeff menjadi dekat. Namun, sayangnya Jeff sudah memiliki seorang istri, yaitu Alana yang mengalami kelumpuhan setelah kecelakaan hebat yang menimpanya hingga membuat Jeff sering ke rumah sakit.

Akankah kedekatan ini berlanjut? Atau malah akan menjadi sebuah hal yang rumit?

chap-preview
Free preview
REVENGE BEGIN
Edelwiess POV Ini menjadi dua hari paling dramatis dalam hidupku, harusnya saat patah hati jika di cerita n****+ romantis seseorang yang disakiti akan bertemu kebahagiaan, bukan? Mendapatkan sebuah pertemuan manis nan menggemasakan dengan orang lain yang lebih baik lalu mengalami kejadian seperti wanita tersandung lalu sang pria menangkapnya, berselisih di pintu sang pria masuk dan si wanita akan keluar dan di sanalah dimulai kisah itu. Sialnya aku tidak, malah bertemu dengan seseorang yang menyebalkan dan membuatku terkena mental, dia menamparku dengan perlakuan yang membuatku syok dan ujungnya dia menyiramiku dengan siraman air panas berbentuk kata-kata yang membuatku membuka mata. Eitsss…tolong garis bawahi bukan membantu dalam artian membuatku move on atau keluar dari zona patah hati juga kekacauan yang ada, akan tetapi dia membantuku untuk melancarkan aksi bunuh diriku. HELL… Ini adalah hal paling terburuk dalam hidupku, aku mengunjungi rumah sakit hendak menjadi seorang penggoda. Namun, sialnya orang yang kucari tidak ada, langkahku sampai di lantai atas dan aku menangis sejadi-jadinya di sana, mengenang kisah sehari sebelumnya yang baru saja membuatku hancur bak butiran emas…No, aku tidak mau jadi butiran debu walau kecilnya sama saja, karena emas lebih berharga, bukan? Saat sudah sampai di tingkat paling atas gedung rumah sakit dan aku siap meloncat dengan mata yang sudah kupejamkan erat-erat, tiba-tiba suara teriakan seseorang menghentikan aksiku, “Tunggu!!!” Ya. Tunggu kalimat itu menghentikanku, sangat ambigu bukan? Harusnya dia mengatakan. “Hey apa yang kau lakukan, nona!” Hey nona jangan melompat atau bla..bla..." Seperti itu bukan? " Sama sih seperti kisah hero yang biasanya, ada seseorang yang hendak menyelamatkan orang lain yang akan bunuh diri, pria bersetelan rapi itu pun berlari mengejarku sekencang-kencangnya namun … bukan untuk memelukku apalagi membuatku turun dari undakan yang kunaiki dan adegan romantis pun terjadi. Tidak, itu tidak terjadi, dia berlari mendekatiku lalu membungkuk melepaskan tali tambang yang tersangkut di sana. “Maaf, menunda aksimu, Nona! Ada tali tambang, aku pikir nanti jika kau melompat akan tersangkut, lalu kau tidak jadi jatuh atau mati, malahan akan diselamatkan orang-orang. Baiklah silahkan lanjutkan! Sudah selesai, malaikat sudah menunggu kehadiranmu.” Degh! Sial bukan? Dia mempersilahkanku seperti aku sedang akan turun dengan paralayang menikmati keindahan persawahan dan hutan yang indah, dia layaknya seperti seorang instruktur memastikan aku terbang dengan nyaman dan selamat untuk menuju kematian. “Honey, ayo pulang…” Aku terbelalak saat masih terbengong atas perlakuan lelaki itu, ada suara wanita di sana dan memanggil lelaki itu, aku lihat dia berkursi roda dan membuat lelaki tersebut menoleh, “Iya sebentar sayang!” lalu lelaki itu berjalan mendekat kepadaku lagi. “Kenapa kau ingin mempersingkat hidupmu, Nona? Lihat di rumah sakit ini semua orang berusaha sembuh agar bisa terus bisa hidup. Apakah ini hanya karena sebuah sakit hati dan pengkhianatan, seseorang? Sadarlah! Jika benar begitu artinya semesta masih menyelamatkanmu dari orang yang salah.” “Sayang ayo pulang!” Panggil wanita itu lagi, yang duduk di kursi roda dan kini terdengar seperti nada merengek dan lelaki itu pun segera menyahuti, ia kemudian mengecup kepala sang wanita lalu mereka berlalu dari sana meninggalkanku. Aku tertampar seketika dan aku turun dari pembatas rooftop yang ku naiki menatap nanar pada kebahagiaan orang lain padahal wanita itu sakit berada dikursi roda kakinya tampak kaku namun dia tampak tetap bahagia dan aku pun seketika merasa tersadar bahwa aku terlalu bodoh mau menyingkat sisa hidupku hanya karena dua manusia lah yang mengkhianatiku. *** Malam tadi, tepatnya sebelum aku datang ke rumah sakit mencoba untuk menjadi seorang w*************a. JEDEEER!! Suara petir menggelegar sangat hebatnya, aku pun reflek menutup telingaku seketika sembari mengapit payung kuat-kuat agar tidak terbang, kemudian aku segera berlari lagi menuju kontrakanku yang tinggal beberapa puluh meter lagi di depan sana. Aku pulang telat, sebab lembur ditugaskan menggantikan rekanku hingga malam, harusnya pun aku belum kembali. Namun, aku bawa saja pekerjaan ke rumah agar bisa mengerjakan sembari makan mie instan panas favoritku ditemani segelas minuman hangat. Sesampainya di gedung flat tempat tinggalku, segera kulipat payung untuk kemudian naik ke lantai 4, di mana letak unit yang aku tempati bersama Jeana, sahabatku, teman sekamarku, si pengkhianat yang tidak pernah kusangka dia akan menusukku itu berada di sana. Dia sudah pulang lebih dulu saat hari masih sore, sebab dia tidak diminta lembur dan dia memang paling tidak suka disuruh lembur. Seketika aku berhenti di tumpukan anak tangga, lalu aku melihat ke bawah lagi pada teras yang masih diguyur hujan, aku seperti mengenal sesuatu di belakang sana, tepatnya di seberang gedung itu terlihat dari tangga aku berdiri sebuah mobil yang sangat ku kenal, aku pun turun lagi. “Ray, itu mobil Ray?” aku pun melihat ke atas, Ray datang? Seketika hawa panas pun menyelimuti hatiku, aku pun segera berlari ke atas. Tidak, aku tidak jadi ke atas melainkan aku turun lagi, mungkin saja Ray di luar sana sedang menunggu kepulanganku, akupun keluar gedung melihat ke kanan dan ke kiri, tidak kupedulikan lagi terpaan hujan membasahiku. Namun, tidak ada apapun di luar sana, semuanya terlihat gelap tidak ada apapun, bahkan mobil Ray dalam kondisi mesin mati bukan menyala untuk menungguku di sana. Aku pun segera berlari ke atas segera, aku tepiskan semua kecurigaan Marina teman kantorku yang mengatakan Ray berselingkuh, sebab dia pernah melihat Ray di sebuah pusat perbelanjaan sedang bersama seorang perempuan. Namun, Rey membantah dan meyakinkanku bahwa Marina salah sangka, wanita yang dilihatnya itu adalah ibu Rey yang minta ditemani belanja bulanan. Terserah dengan apapun itu, tapi saat ini aku lihat sendiri…. Melihat sendiri mobil itu ada di sana. Seketika langkahku berhenti, jika dia berselingkuh lalu parkir di area tempat tinggalku, itu artinya selingkuhannya tinggal di sini juga. “Jeana?” dia yang langsung kutebak, akan tetapi aku terus meyakinkan diriku itu bukan Jean, dia adalah sahabatku, dia orang yang paling dekat denganku saat ini, dia yang paling mengerti segalanya tentangku dan yang kupunya satu-satunya seperti seorang keluarga. Aku menekan dadaku kuat-kuat, sebab sedikit pun tidak pernah ada yang terlihat hal mencurigakan dari Jeana, dia juga bahkan memiliki seorang kekasih di luar kota yang tengah menempuh pendidikan di sana dan mereka terlihat serius, aku pun bahkan mengenal kekasihnya si Nolan itu. Dengan langkah yang begitu berat padahal tadi aku sangat sibuk berlari agar cepat sampai, aku pun berdiri di depan pintu, aku panjatkan doa dan begitu banyak permohonan, semoga jika benar Ray berselingkuh bukan Jeana lah wanitanya, aku bisa mengikhlaskan pengkhianatan kekasih, walau berat tetapi aku rasa tidak dengan penghianatan seorang sahabat yang hampir 10 tahun bersamaku layaknya saudaraku sendiri. Sungguh jantungku berpacu sangat cepat, aku begitu takut sekali, bagaimana jika itu benar mereka ada di dalam, sebab mereka tahu aku lembur dan saat ini hujan deras pasti aku akan kesulitan mendapatkan angkutan umum untuk pulang. Tanganku yang gemetar pun memasukan kunci yang kupunya, lalu memutarnya dan segera mendorong pelan pintu tersebut. “Kosong…” kulihat semuanya masih seperti saat aku pergi rapi dan bersih, aku pun melangkahkan kakiku ke arah kamar, di sana ada dua kamar milikku dan Jeana yang terpisah, seketika aku berhenti, kaki ku begitu gemetar dengan rasa panas yang seketika muncul. Aku mendengar suara tawaan dan bunyi-bunyi yang begitu aneh, aku pun mendekat segera menuju kamar milik Jeana di ujung sana, pintunya tampak terbuka sebagian, aku lemas sangat-sangat lemas sepatu Ray ada di depan pintu kamar Jeana. Itu adalah sepatu pemberianku saat dia ulang tahun 2 minggu lalu. “Kuat, aku harus kuat…” Aku kuatkan diriku yang sudah siap tumbang untuk melihat dan aku pun mengintip ke dalam sana. Degh! Mataku membulat sempurna, bola mataku nyaris keluar, semua ketakutanku benar adanya, mereka berdua, mereka bersama, mereka berselingkuh, mereka tanpa busana saling memeluk, jelas terlihat mereka baru saja selesai melakukan hal yang menjijikkan itu, aku yakin sekali. Aku pegang dadaku, aku mundur sambil terus mengumpat dalam hati. "Sialan, kalian berdua benar-benar sialan! Dasar pengkhianat! Kalian benar-benar kejam! Kalian bukan manusia!" Aku tidak menangis, aku tidak sudi dan seketika aku ingat, aku harus punya bukti. Ya, aku harus punya bukti atas perselingkuhan yang Jean dan Rey lakukan di belakangku! Dengan begitu lemah aku pun datang lagi ke sana, aku raih ponselku segera menampilkan perekam video dan merekam keduanya, setelah itu aku pun segera masuk kedalam kamarku pelan-pelan sekali lalu menguncinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
19.0K
bc

My Secret Little Wife

read
115.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
218.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
201.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook