bc

Sleeping Mate

book_age16+
401
FOLLOW
1.6K
READ
possessive
curse
dominant
powerful
drama
bxg
werewolves
royal
coming of age
soul-swap
like
intro-logo
Blurb

WARNING!

Bijak dalam memilih bacaan.

50 tahun sudah Frey nyaman dengan tidur panjangnya. Sleeping mate, mungkin itu adalah istilah yang tepat bagi wanita itu. Luc harus berjuang untuk membuat mate nya kembali terbangun. Dalam perjuangannya itu, Luc harus menghadapi Axele yang merupakan sahabat lamanya. Apakah dia bisa melawan sahabatnya sendiri demi sang mate?

chap-preview
Free preview
Bagian 1
Semua orang terlihat serius mengamati segala proses penyucian yang terjadi di depan mereka. Axele, ketiga temannya, orang tuanya beserta Mr. Martin, dan yang paling penting adalah Wizard Berta berada di tempat terbuka tersebut. Semuanya nampak harap-harap cemas karena ini adalah kali pertama mereka menyaksikan proses ini. Axele nampak setia mendampingi Celesse. "Axel ... aku takut," ujar wanita ini sembari menatap pasangannya itu dengan serius. Axele menampakkan senyum hangatnya. Dia tahu kegelisahan pasti berada pada diri Celesse saat ini. "Kamu tenanglah. Wizard Berta akan memimpin proses ini. Dan aku pastikan jika semuanya akan berakhir dengan baik-baik saja," jawab Axele yang terus meyakinkan wanita itu. Celesse berharap jika ini tak terjadi kepadanya, namun Axele sangat membutuhkan proses ini agar kutukan itu cepat musnah dan mereka bisa kembali hidup bahagia. Axele membantu Celesse berbaring di sebuah meja yang terbuat dari batu keras. Di sana juga tertulis tulisan aneh, ini adalah tempat penyucian yang dibuat oleh bangsa wizard. Dan yang tahu arti tulisan itu adalah bangsa wizard saja. Axele mundur menjauhi tempat Celesse, di mana wanita itu terus menatapnya dengan penuh harap. Axele mencoba menampilkan raut wajah tenang agar Celesse tak gelisah. "Maafkan saya, bisakah Anda memejamkan mata sebentar?" pinta Wizard Berta kepada Celesse. Wanita itu mengangguk dan segera menutup kedua matanya di mana hal terakhir yang dilihat adalah wajah tenang Axele. Semua orang yang hadir di sana melihat proses penyucian yang Wizard Berta lakukan. Mata Axele terus tertuju kepada Celesse yang masih terbaring dalam jarak beberapa meter di depan. Semua orang tidak berani mendekat karena takut mengganggu prosesnya. Wizard Berta mulai mengucapkan beberapa mantra. Beberapa kali ia memercikkan air pada tubuh Celesse. Semua orang pun tahu jika ritual telah dimulai. Proses penyucian ini membuat suasana di sekitar mereka nampak berbeda. Axele tahu itu dan dia mengabaikannya, fokusnya hanya pada Celesse seorang. "Ada apa ini?" tanya Frey sembari memperhatikan warna langit yang sedikit aneh. Langit malam yang semula hitam perlahan berubah sedikit kemerahan. Luc mengikuti arah pandang Frey. "Mungkin ritualnya sudah dimulai," jawab Luc. Keduanya pun kembali fokus ke depan sana. Wizard Berta kembali memercikkan air, seiring dengan itu gemuruh dari langit pun terdengar keras membuat Frey dan yang lainnya refleks menutup telinga. Namun, tidak bagi Axele karena matanya tetap tertuju kepada sang mate. Tiba-tiba saja tubuh Celesse kejang-kejang, Axele hendak menghampiri, tetapi dilarang oleh sang ayah. Kegelisahan Axele tidak sampai disitu saja. Dirinya semakin khawatir tatkala tubuh Celesse melayang di udara dengan bebas. Semua orang nampak terkejut di sana kecuali Wizard Berta. "Celesse!" teriak Axele kala itu. "Axel, tenanglah," pinta Raja Baz. Tubuh Celesse terus melayang di atas dan sedikit berputar-putar. Axele tak mengerti jika ritual ini menimbulkan hal seperti itu. Hal mengejutkan pun terjadi, tubuh Celesse terhempas keras ke tanah. Axele yang hendak menangkap tubuh mate nya pun terlambat. Semua orang nampak syok dengan kejadian ini. Axele dengan cepat berlari menuju ke tempat mate nya itu. "CELE!" panggil Axele tatkala ia tak melihat sang mate membuka matanya. "Cele ... Cele ...."Axele terus memanggil nama itu berhadap wanita ini segera bangun. Tiba-tiba Celesse terbatuk dan memuntahkan cairan seperti darah dari mulutnya. Tentunya semua orang kembali syok terlebih lagi Axele yang berada di dekat wanita itu. Mata Celesse terbuka, memandang sendu Axele. Ia berharap bisa memiliki waktu lebih banyak dengan pria ini, tetapi sepertinya takdir tak mengijinkan mereka untuk bersama. "Cele ... aku mohon bertahanlah," pinta Axele dengan sangat. Bahkan untuk pertama kalinya pria itu menangis. "Axel ... uhuk uhuk," kata Celesse yang kembali memuntahkan darah. "Maaf ... maafkan aku," lanjutnya. "Jangan. Jangan minta maaf. Kamu tidak pernah salah." "Terima kasih ... terima kasih untuk kebahagiaan .... yang kamu ... berikan," ucap wanita itu yang mencoba mengatur napasnya. Axele semakin bingung dengan keadaan, dia tak mengerti kenapa hal buruk yang terjadi. Apakah ritualnya gagal? Celesse kembali terbatuk dengan keras seiring dengan napas panjang yang ia ambil. Axele makin panik karena wanita ini kembali menutup kedua matanya. "CELEE!" teriak Axele dengan pilu diikuti gemuruh dari langit kembali datang. "Luc ... apa yang terjadi? Kenapa Axele?" tanya Frey yang tak berani mendekat. "Entahlah, aku juga tidak tahu," jawab Luc kala itu. Axele menangis, semua orang tampak diam. Mereka berspekulasi jika proses ritualnya tak berjalan dengan lancar. Beberapa saat kemudian mata Axele terbuka dan pandangannya langsung tertuju kepada Wizard Berta. Sorot mata pria itu sangat tajam membuat semua orang bergidik ngeri begitu juga bagi sang wizard. "Katakan padaku apa yang kau lakukan!" sentak Axele sembari mencekik leher wizard itu. Raja Baz langsung menghampiri sang putra. "Axel! Lepaskan!" titahnya. Pandangan Axele beralih kepada ayahnya, kali ini dia ikut menatap pria itu dengan tajam. "Lepaskan dia atau kau tak dapat jawaban apa pun dari semua ini," ancam Baz. Axele langsung melepaskan wizard itu. Wizard Berta sedikit terbatuk-batuk di sana dan Axele tak peduli. "Cepat jelaskan padaku!" titahnya. Tubuh Celesse masih terbaring dan tak bernyawa di bawah sana. Wizard Berta menghampiri Axele, kemudian wanita tua itu berlutut di depan Axele membuat semua orang terkejut dibuatnya. "Maafkan saya, Pangeran. Maafkan saya," mohonnya. "Jika kau bisa membuat matanya kembali terbuka ... mungkin aku akan memaafkanmu," sahut Axele mutlak. Tentu saja hal itu tak mungkin terjadi karena semuanya tahu jika Celesse telah tiada. "Axele, berhentilah!" titah Raja Baz. "Dia tidak akan pernah bangun lagi," lanjutnya. Axele tentu tidak suka dengan perkataan ayahnya itu. "Mate mu sudah pergi. Untuk selamanya," tekan pria paruh baya ini yang langsung dibantah keras oleh sang putra. "Tidak! Dia akan tetap berada di sisiku," sela Axele yang belum bisa menerima kenyataan yang ada. "Dia tidak mungkin pergi." "Sadarlah! Dia sudah mati! Dia matti demi menyelamatkanmu!" bentak Raja Baz yang sudah habis kesabaran. "Apa maksud perkataanmu barusan, Ayah?" tanya Axele cepat yang menatap ayahnya dengan serius. Raja Baz mengembuskan napas berat. Pria paruh baya itu menatap Wizard Berta sejenak seperti saling berbicara dalam kepala mereka. Kemudian Raja Baz mengangguk dan langsung menatap putranya dengan serius. "Axel, ritual ini bukanlah ritual biasa. Ritual ini juga bukan ritual penyucian bagi Celesse. Ini adalah ritual penyucian untukmu. Ritual agar kutukan yang bersarang di dalam tubuhmu lekas hilang," ungkap Raja Baz yang mana membuat beberapa orang di sana nampak terkejut dengan pengakuan ini. Tatapan tajam Axele menghunus tepat kepada orang tuanya itu. Tangannya mengepal dengan kuat, bahkan beberapa otot di tangannya keluar. "AKKKHH!" Teriakan tiba-tiba yang berasal dari Raja Baz pun membuat semua orang terkejut. Pria paruh baya itu menggeliatkan tubuhnya di tanah seperti menahan rasa sakit yang dideritanya. "AKKKHH!" Kali ini asal suara berasal dari Wizard Berta. Kondisinya sama seperti Raja Baz. "Axel! Apa yang kamu lakukan!" pekik Ratu Felis, ibu dari Axele menghampiri suaminya itu. "Axel berhenti! Ibu mohon hentikan!" pinta sang ratu. Ratu vampir memohon kepada anaknya sendiri? "Kita harus menghentikannya," ujar Reynart yang diangguki oleh Luc. Kedua pria itu hendak menghampiri Axele berada, namun tubuh mereka tiba-tiba saja terlempar beberapa meter. Frey yang melihatnya pun langsung menghampiri dan mengecek keadaan Luc. "Apa yang terjadi?" tanya Reynart. "Axele tidak memiliki kendali kepada tubuhnya. Dia sedang tidak dalam keadaan baik," jelas Mr. Martin. "Biar Ayah yang menyelesaikan ini," lanjutnya sembari menghampiri Axele. Tidak seperti Luc dan Reynart yang terlempar cukup jauh, Mr. Martin nyatanya berhasil menghampiri pria itu. "Pangeran berhentilah. Kau bisa membahayakan semua orang," kata Mr. Martin. Di bawah sana Raja Baz dan Wizard Berta masih kesakitan. "Apakah Anda juga mengetahui tentang rencana ini, Mr. Martin?" tanya Axele tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya. Ayah dari Reynart pun terdiam mendapat pertanyaan seperti itu. Axele menoleh, menatap pria itu dengan senyum tipisnya. "Tak kusangka kau juga sama liciknya dengan mereka," lirih Axele. "AKKHH!" "AYAH!" pekik Reynart karena kondisinya ayahnya sama dengan kedua orang tadi. "Rey, jangan dekati Axele. Dia sedang tak terkendali sekarang," cegah Luc. "Ayahku sedang dalam bahaya, Luc. Aku harus menolongnya," sahut Reynart yang dengan segera menghampiri tempat ayahnya berada. Kilat menyambar tempat itu dengan tiba-tiba. Hal yang tak terduga pun terjadi. Mata Axele tiba-tiba memancarkan sinar aneh. "LUC!" teriak Frey. Luc pun terkejut ketika melihat Frey melayang di udara. Itu adalah ulah Axele. "Luc ... tolong aku," pinta Frey kala itu. Luc mencoba menggapai mate nya itu. Luc sadar jika ini adalah ulah Axele. Dia harus segera menghentikan sahabatnya itu. Luc berlari cepat menuju ke tempat Axele berdiri. "Hentikan, bodoh! Kau membahayakan mate ku!" bentak Luc dengan keras. Axele tak peduli dengan Luc sekarang. Gemuruh keras di langit kembali terdengar diiringi dengan jatuhnya Frey dengan keras dari ketinggian. Luc langsung menghampiri mate nya yang tak sadarkan diri itu. Axele sudah berada dalam kesadaran sekarang. Raja Baz, Wizard Berta, dan Mr. Martin nampak menahan rasa sakit mereka. "Aku. Axele Orval Miguel, keturunan ke tujuh raja vampir. Dengan ini aku menjatuhkan hukuman kurungan penjara untuk kalian bertiga. Dan aku menjatuhkan hukuman pengambilan kekuatan yang kalian miliki. Jika melanggar, maka bersiaplah untuk mati," kata Axele telak yang langsung melesat pergi dari tempat itu. Para prajurit yang mendengar perintah Axele pun dengan segera menangkap Raja Baz, Wizard Berta, dan Mr. Martin. Ratu Felis yang melihat suaminya diperlakukan dengan buruk pun menjadi tidak tega. Reynart segera menghampiri ayahnya, pria paruh baya itu hanya meminta maaf kepada putranya itu karena telah menyembunyikan hal besar ini. Sedangkan Luc, dia masih setia berada di sisi Frey yang belum sadar sejak jatuh dari ketinggian itu. "Maafkan Ayah, Nak," lirih Mr. Martin menatap sang putra dengan perasaan bersalah.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook