Calon suami

968 Words
Hari itu seperti biasa Rara tengah bersiap untuk menerima pasien dari poli klinik. Jam jaganya masih ada 2 jam lagi, sekarang adalah waktu gentingnya karena bisa saja banyak pasien yang akan dikirim untuk rawat inap Ting.... sebuah pesan masuk ke Hp Rara Nadrika : "Dek, Cio g mau ganti perban sama gue, dari tadi malah ngamuk dirumah," pesan dari Nandrika sudah dapat menggambarkan kondisi yang harus Rara hadapi. Me :"Udah kak nanti biar sama Rara aja," Nadrika: "Thanks ya dek...." Rara hanya tersenyum membayangkan betapa repot nya Dika menghadapi tingkah anak semata wayangnya itu. Alicio memang tak mau disentuh oleh dokter selain Rara, bahkan ayahnya yang lebih handal pun kualahan untuk membujuk bocah 3 tahun itu. Cio adalah cucu satu-satunya dari keluarga Nandrika, jadi Cio dibesarkan dengan limpahan kasih sayang yang seringnya malah berlebihan. Nandrika yang memang anak tunggal kadang ingin mendisiplinkan anaknya tapi tetap saja dia kalah dengan Oma dan Opa Cio yang tak lain adalah orang tuanya. Aska POV Dari tadi Aska menengok jam di meja kerjanya. Dia sudah mencari informasi jadwal jaga Rara untuk hari ini, Aska hanya mau ganti perban dengan Rara titik. Padahal keluarga nya punya dokter pribadi yang siap untuk datang kapan pun saat mereka butuh. "Nanti kita ketemu lagi ya...," gumamnya sambil melihat lengan bawah tempat dia mendapatkan jahitan 3 hari lalu. *** Pasien rawat inap dari poli dokter praktik hari ini sudah diantar ke kamar masing-masing. Kondisi UGD sudah lumayan lengang, hanya tinggal satu orang anak yang tengah diuap. Sosok laki-laki tinggi tegap masuk dengan langkah pasti ke dalam ruang UGD. "Selamat malam dokter ,"sapanya. Rara masih kaget tiba-tiba Aska sudah muncul didepannya, karena seingatnya dia sudah ada janji temu dengan Cio di jam ini. Belum sempat Rara menjawab sapaan Aska. Cio sudah berlarian masuk ke UGD sambil memanggil namanya. "Tante Rara.... cio kangen,"seru bocah laki-laki yang heboh berlari. Nampak ayah dan ibunya kualahan untuk menahan laju bocah satu itu. Bruk... Cio mengambur kedalam pelukan Rara, sama sekali tidak menganggap Aska yang ada dihadapannya. "Hai sayang, Tante juga kangen," Rara balas memeluk Cio dengan hangat. "Permisi dokter," sela Aska sambil menggoyangkan lengan bawah nya. "Ayo Tante..," Cio merengek menarik tangan Rara "Alicio Zaluardi ," panggil Nadrika dengan tegas. Yang merasa dipanggil segera melepaskan genggaman tangan nya dari Rara dan menundukkan kepala diam. "Nah bagus, " batin Aska, sambil tersenyum menang. "Silahkan kesebelah sini pak, "salah satu perawat jaga hari itu mengarahkan Aska ke salah satu bed untuk tindakan. Aska mengikuti nya dan duduk, di bed yang ditunjukkan. Secara otomatis Aska menggulung lengan kemejanya, menampilkan perban yang masih menempel dengan baik. Pandangan nya masih mencari dimana Rara, kenapa dia malah tak muncul sama sekali. Secara reflek Aska mencekat tangan petugas didepannya. "Apa - apaan kamu?"sergah Aska "Maaf pak saya mau mengganti perban luka bapak," jawabnya sopan "Saya nggak mau sama kamu, saya mau dilayani dokter Rara,"sembur Aska "Mohon maaf bapak dokter Rara sedang menangani pasien yang lainya,"petugas yang ditanya masih mencoba menjelaskan dengan sopan. "Dokter Rara atau saya telpon direktur kalian sekarang juga,"Aska sudah habis sabar. Perawat yang bertugas undur diri dan mencari dokter yang dimaksud. Kebetulan hari ini UGD sudah lengang karena memang sudah cukup malam. "Bener kan dok.. pasien tadi cuman mau sama dokter, nggak mau sama yang lain dok," perawat yang tadi diusir Aska melaporkan ke Rara. Rara hanya tersenyum maklum "Iya saya kesana,"ucap Rara sambil memakai id card yang tadi sudah sempat dilepaskannya. Karena memang jam jaga Rara sudah selesai sejak 1 jam yang lalu. "Selamat malam, perkenalkan saya dokter Rara dokter jaga hari ini,"Rara memperkenalkan diri. "Boleh saya tau apakah ada perlakuan dari perawat kami yang tidak berkenan pak?"Rara masih bertanya dengan sopan "Saya cuman mau ketemu dokter,"jawab Aska datar. "Baik.. akan segera saya mulai untuk pengecekan luka bapak," "Kamu pulang jam berapa?"Aska tiba-tiba bertanya dengan santai "Jam jaga saya sudah selesai, setelah ini saya pulang,"Rara menjawab sekenanya "Aku Anter ya,"Aska menawarkan diri dengan percaya diri. Rara terkejut mendengar tawaran dari pria didepan nya ini. Dasar orang aneh, batin Rara heran. "Terima kasih atas tawaran nya, tapi saya sudah dijemput,"tolak Rara sopan. "Nah sudah selesai... nanti kita lihat 4 hari kedepan untuk angkat jahitan," Rara tersenyum sopan sambil mengangkat baki tempat alat-alat yang telah dipakainya. Namun belum sempat berjalan jauh tangan kanannya yang bebas dicekal oleh tangan yang besar dan hangat. "Tolong lepas," Ucap Rara setengah berbisik. "No, sebelum kamu bilang iya untuk pulang bareng aku,"Aska masih kekeh "Maaf tapi saya sudah ada janji dan dijemput,"Rara menolak sambil berusaha lepas dari genggaman tangan Aska. Etnah ada firasat apa Cio yang dari tadi ada dalam pengawasan ayahnya dan menunggu di ruangan dokter tiba-tiba muncul didepan Rara. "Tante ayo pulang, "rengek Cio sambil menarik baju Rara. Cio menengok ke belakang dan melihat tangan Rara masih dipegang oleh Aska. Tanpa diduga Cio langsung memukul tangan Aska. "Awas om, Tante Rara mau pulang sama Cio," ucap Cio galak sambil memukul tangan Aska. Aska masih tak bergeming meski tangannya dipukul oleh Cio, tak tanggung-tanggung Cio sampai melotot galak ke arah Aska. "Ih... lepas om, lagian om siapa sih pegang-pegang, tante Rara itu kan punya Cio," "Om calon suaminya Tante Rara,"jawab Aska enteng yang menurut Rara kelewat kencang sehingga membuat semua yang ada disana menoleh ke arah Rara. Rara menatap Aska tak percaya, sambil menggeleng lelah. "Tolong lepasin tangan saya, cara bercanda anda nggak ada lucunya sama sekali,"nada bicara Rara mulai dingin. "Aku nggak bercanda Ra, aku beneran bakalan jadi calon suami kamu, cepat atau lambat, "jawab Aska mantap. "Silahkan berimajinasi sesuka anda, saya tidak mau ikut dalam permainan gila anda. Toh itu cuman keinginan sepihak anda," "Hari ini kamu bisa pulang tanpa aku, tapi besok aku bakalan kesini lagi,"Aska melepaskan genggaman tangannya sambil tersenyum jahil ke ara Cio.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD