Prolog
Catatan: Glosarium/Footnote ada di bagian akhir cerita. Tulisan bold sekaligus italic menandakan kata tersebut ada di Glosarium/Footnote. Contohnya: Skizofrenia
(Percayalah akan kemampuan diri, bukan kepada suatu benda yang dianggap mendatangkan keberuntungan - Fanila)
Ruang musik bawah tanah, 2 September 2015...
Jarum jam berdegup lantang, seirama denyut jantungku yang kian berdetak. Begitu pula jerit dering piano di ruang bawah tanah kamarku. Ia terus-menerus menguasai memori otakku. Setiap alunan nadanya semakin meracuni akalku. Aku yakin, teramat yakin, amnesia yang menjangkitiku selama ini bukan disebabkan kecelakaan biasa. Namun ada penyebab lainnya, bahwa memang ada seseorang yang sengaja mengontrol diriku. Tapi siapa? Kuingat pula lengkingan garputala itu. Setiap didengingkan, suara pekikannya mampu menghipnotisku. Dari kejauhan, orang itu memberikan sugesti, lalu dengan bodohnya kuikuti setiap ayat kalimat yang ia bisikan ke dalam otakku.
Sekali lagi, kutatap lembar bisu buku misterius itu. Buku yang disampulnya tergoret nama 'Imagine Note', sebuah buku notasi musik polos. Buku itu membalas tatapanku, sambil bersandar lemah pada wajah piano. Sebuah buku yang berbicara semua hal mengenai bakatku. Buku yang menyeretku, untuk menyelidiki semua kejanggalan di balik hilangnya ingatanku ini. Dahiku mengkerut, berpikir keras sekali lagi. Sebenarnya, buku macam apa ini? Mana mungkin di dunia ini ada sebuah buku yang dapat menyempurnakan lagu yang belum tuntas. Ketika kutulis sebagian nada dan lirik, buku ini sanggup melanjutkannya hingga lengkap, bahkan sangat perfect. Tapi aneh, gurat pena yang meneruskan lagu ini bukan milik orang lain, melainkan tulisan tanganku sendiri. Apa mungkin aku mengidap sleep walker? lalu buku itu aku tulisi sendiri saat aku tengah terlelap. Namun tampaknya tidak. Aku yakin, pengaruh hipnotislah yang membuatku seperti itu. Sampai-sampai dalam pengaruhnya, tanpa kusadari, aku telah menulis bait demi bait lagu dalam lembar lusuh Imagine Note.
Aku beranjak dari bangku, hendak berpaling dari piano itu sejenak, sambil memulihkan semua pikiran. Sembari memutar pena di jari-jariku, pemikiran hebat itu kembali merangsang nadi akalku. Prasangka hati mengerucut pada keempat orang itu, pelaku brain washing, orang yang telah mencuci otakku agar aku mau menuliskan lagu-lagu itu. Kurasa kecelakaan itu bukanlah kecelakaan alami, melainkan kecelakaan yang sengaja diatur. Ya, kini aku mulai paham mengapa orang itu melakukan metode brain washing padaku. Karena ia ingin, lagu-lagu yang hangus dalam kebakaran rumah itu tertulis ulang kembali. Lalu dengan liciknya lagu-lagu yang kulupakan ia kuasai, menjadi hak ciptanya, kemudian membuatnya merogoh untung besar.
Ada empat orang yang mengetahui keberadaan Imagine Note, dan kucurigai mereka sebagai pelakunya. Pertama, Ashley Stence, kekasihku sendiri. Teringat, saat itu aku tengah menyingkap Imagine Note di hadapannya, dan mendadak ia berkata, "Buku Ajaib!". Padahal, saat itu ia belum kuberitahu perihal keajaiban buku musik ini. Kedua, Renne Tazka, ibuku sendiri, ketika diam-diam ia akuisisi salah satu lagu ciptaanku pada Imagine Note. Kala itu, aku mendengar lagu milikku disiarkan dari sebuah stasiun radio. Dan rupanya, lagu itu diciptakan di atas nama dia, nama Renne Tazka, ibu yang telah mengkhianatiku. Ketiga, Ovy Zaikha, sahabat dekatku. Ia sudah kukenalkan pada Imagine Note. Dia pulalah yang ternyata menyanyikan lagu berjudul 'Timeline', lagu milikku itu dari siaran radio. Bahkan, kami berdua sempat bekerja paruh waktu di sana, di Radio Trilogy FM. Mungkinkah ibuku bekerjasama dengan Ovy? Untuk meraup keuntungan dari lagu hasil karyaku. Dan terakhir, Sasha Tazka, diriku sendiri. Aku satu-satunya orang yang paling akrab dengan buku ini. Aku jugalah yang mengidap skizofrenia sejak kecil, itulah pengakuan ibuku. Tapi aku tak pernah tahu, apakah pernyataannya itu benar atau tidak. Karena ia mengatakan hal tersebut setelah aku divonis mengidap amnesia.
Disini, di ruang bawah tanah milikku, semua kecurigaanku itu berasal. Suatu tempat yang misterius, menjadi saksi bisu sebuah konspirasi besar. Aku tak paham, aku juga tak mengerti. Ketika aku rela berkorban hidup demi bakat-bakatku, namun realita berkata sebaliknya. Jika aku membuat lagu lebih banyak lagi. Kemungkinan besar mereka akan segera melahapnya.
Kamu, ya kamu, kamu yang sedang membaca naskah ini, kuharap kamu dapat membantuku dalam memecahkan siapa dalang di balik sandiwara ini. Terlebih karenanya, aku sempat berpikir bahwa buku Imagine Note adalah buku ajaib. Ya, bahkan aku juga akan menceritakan kembali semuanya dari awal. Jadi, simaklah baik-baik setiap potongan kasus, masalah yang bertengger dalam benakku, selama satu tahun belakangan.
Glosarium/Footnote:
Skizofrenia: Penyakit kejiwaan berat, sering berhalusinasi hebat.