Part 4

1032 Words
"Jangan menaruh kepercayaan terlalu berlebihan kepada seseorang karena pada saat kau dihianatinya akan terasa sangat menyakitkan." °°°°° Queen benar-benar merasa sedih, marah, dan kecewa pada Nico dan Qisya. Queen meluapkan perasaannya dengan menangis. Dia meraung-raung dalam hatinya. Kenapa kedua orang yang dianggapnya penting menghianatinya? Kenapa? Apa salahnya? Lantas, kebersamaan yang mereka jalani selama ini, apakah cuma sandiwara belaka? Apakah kebersamaan itu tidak memiliki arti bagi mereka? Hah, Memikirkannya saja sudah membuat d**a Queen sesak. Ternyata menaruh kepercayaan terlalu besar kepada seseorang itu sangat menyakitkan saat orang tersebut menghianati kepercayaan yang kita berikan. Setelah puas menangis, Queen melajukan mobilnya ke markas. Dia tidak pulang ke mansion karena dia tahu kalau kakek dan neneknya akan mengintrogasinya. Saat ini Queen tidak mood untuk berbicara dengan orang lain. Dia hanya ingin meluapkan perasaannya dengan cara berlatih di markasnya. Markas yang dimaksud adalah tempat perkumpulan gangster yang didirikannya. Awalnya Queen begitu terobsesi untuk mendirikan sebuah gangster karena novel yang dibacanya. Karena tekadnya yang kuat, Queen bisa mendirikan gangster itu hingga berkembang menjadi gangster yang terkenal di beberapa negara. Contohnya saja di negara Indonesia, Prancis, Cina, Singapura, Malaysia, dan Amerika. Pusat perkumpulannya adalah di negara Prancis, negara yang ditempati Queen saat ini. Bukan hal yang mudah untuk mendirikan gangster. Akibat mendirikan gangster tersebut mereka mempunyai banyak musuh. Nama gangster yang Queen dirikan adalah Danger. Selama memimpin gangster tersebut, Queen menutupi identitasnya dengan sangat rapat karena dia tidak mau mengambil resiko yang besar nantinya. Dan saat perkumpulan diadakan Queen selalu memakai topeng wajah. Kalian jangan salah paham dulu, gangster mereka baik kok. Mereka sering menjalin kerja sama dengan polisi yang memerlukan bantuan mereka atau pemimpin-pemimpin perusahaan yang menyewa jasa gangster Danger untuk melindungi nyawa mereka yang terancam oleh musuh-musuh perusahaannya. Setibanya di markas, Queen langsung masuk ke dalam ruangan khususnya. Di markas, Queen memang memiliki ruangan tersendiri. Tidak ada yang diperbolehkan masuk ke dalamnya. Queen tak lupa mengunci pintu ruangannya. Ia berjalan ke arah lemari besar yang terletak di pojok ruangan. Disigkirkannya karpet yang terletak di samping lemari tersebut. Dibawah sana adalah tempat dimana ruang latihannya berada, ruang bawah tanah. Sebelum masuk ia membukanya dengan sandi yang menggunakan angka-angka dan sidik jarinya. Setelah itu jalan rahasia tersebut terbuka lebar. Queen masuk ke dalam ruangan tersebut dan menguncinya dari dalam. Ruangan bawah tanah tersebut begitu mewah. Di dalamnya terdapat tempat tidur, AC, sofa, tv, kulkas yang berisi makanan, lampu yang menerangi ruangan tersebut, lemari-lemari kaca yang di penuhi oleh senjata-senjata berbahaya, dan terakhir ruang khusus untuk berlatih. Ia memutuskan untuk mengambil sebuah pisau kecil di dalam lemari kaca. Meskipun kecil, pisau itu sangat tajam. Dia mengambilnya sebanyak 2 buah dan membawanya ke ruang latihan. Di pegangnya pisau itu dengan erat lalu mengarahkannya ke target. Dan, hap! Pisaunya tepat mengenai sasaran. Setelah itu ia memutuskan untuk mengambil pisau yang lebih besar. Sasarannya kali ini adalah boneka barbie besar. Dia mengarahkan pisaunya itu ke leher boneka dan tepat sasaran hingga leher boneka itu putus saking tajamnya pisau tersebut. Andaikan saja boneka itu orang, pasti urat nadi leher orang itu langsung putus. Queen meluapkan emosinya ke boneka-boneka yang tak bersalah itu. Selain memainkan pisau dia juga memainkan pistol, belati, panah, dan alat-alat tajam lainnya. Malam harinya barulah ia pulang ke rumah karena terlalu asik memainkan senjata-senjata tajamnya. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Setibanya di rumah dia langsung menaiki tangga menuju kamarnya dengan mengendap-endap karena takut ketahuan oleh kakek dan neneknya jika berisik. "Sayang, kenapa kamu baru pulang?" Tapi sayang. Sepertinya harapan Queen tidak terkabulkan karena sang nenek muncul di belakang Queen dan memegang bahu Queen seperti hantu. Queen memutar tubuhnya untuk menatap sang nenek. "Tadi Queen sibuk membuat tugas sekolah di rumah Milha, nek. Maafin Queen karena nggak menghubungi nenek sebelumnya." bohongnya. "Gapapa kok, sayang. Kamu tidur gih sana ke kamar." "Iya, nenek Queen tercinta." Dikecupnya pipi Ara sekilas dan segera pergi ke kamarnya. Queen memutuskan untuk mengirimi Monnyca pesan ketika sudah berbaring di atas tempat tidurnya. Queen Hello, Monnyca!!! How are you today? Monnyca Nggak baik, kalau kamu? Queen Sama:( Monnyca Kenapa? Queen Queen mendapat fake friend sama fake boyfriend Monnyca What??? Jadi Nico yang kamu bilang itu cuma fake?? Queen Yah begitulah: Monnyca Yang sabar yah, Queen. Queen Iya, Queen kan selalu sabar. Oh ya, kalau Monny kenapa? Monnyca Biasa, aku dibully tadi. Queen Ohh, trus nggak Monny lawan? Monnyca Nggak lah. Queen Monny b**o banget sih jadi orang. Bales dong? Monnyca Nggak ah, nanti penyamaran aku malah terbongkar. Queen Yah, kalau Queen ada disana pasti orang yang ngebully Monny udah celaka. Monnyca Makanya ke sini dong. Queen Maunya sih iya, tapi mau gimana lagi? Udah ah, Queen tidur dulu, good night, Monny. Monnyca Oke. Good night too, Queen. Queen meletakkan handphonenya diatas nakas. Saat dia memejamkan matanya, dia teringat kejadian tadi pagi. Rasanya Queen ingin sekali menghancurkan tulang-tulang kedua orang yang telah menghianatinya itu. Tak lama kemudian rasa kantuk menyerangnya hingga semuanya terasa gelap, hampa, dan kosong. ***** Matahari sudah memancarkan sinarnya semenjak tadi. Namun hal itu tidak menganggu tidur nyenyak seorang Queen. Mungkin karena ia terlalu lelah. Lelah fisik dan batin. Tidur nyenyaknya terganggu kala handphonenya berdering. Awalnya Queen tidak peduli, tapi lama kelamaan dia jadi kesal sendiri karena handphonenya terus berdering. Diambilnya benda yang menganggu tidur nyenyaknya dan mengangkat telepon tanpa membuka matanya. "Halo!! Siapa ini? Ganggu tidur Queen aja. Ini masih pagi kali, tapi udah main nelpon orang aja." cerocos Queen dengan suara seraknya akibat baru bangun tidur. "APA?? PAGI KAMU BILANG?? DI SANA PASTI SUDAH SIANG, HONEY." teriak sebuah suara disebrang sana. Queen yang mendengar teriakan itu refleks membuka mata dan menjauhkan benda itu dari telinganya. Matanya terbelalak kaget kala melihat nama si penelpon. Mamanya, Keyra. "Hehe. Queen baru bangun tidur ma, kenapa mama menelpon?" "Memangnya kalau mama menelpon kamu harus ada alasan, yah?" tanya Keyra sambil berdecak kesal. "Bukan begitu ma, tapi Queen heran aja. Hehe." "Mama mau kamu besok pulang ke Indonesia!" "Kenapa, ma?" "Karena mulai besok kamu akan tinggal di rumah bersama mama, papa, dan abangmu." "Kenapa Queen harus pulang, ma? Padahal Queen masih betah di sini, ma." keluhnya. "Nggak ada acara protes, honey." tegas Key. "Huft! Oke oke." Pada akhirnya Queen hanya bisa pasrah. -Tbc-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD