bc

Pelangi di mata Danila

book_age18+
992
FOLLOW
3.5K
READ
self-improved
inspirational
CEO
sweet
genius
campus
highschool
first love
friendship
illness
like
intro-logo
Blurb

Kamu tau kenapa aku dahulu sangat membenci hujan? Karena seringnya ia beriringan dengan petir menyambar yang terkadang menakutkanku, seolah-olah saat itu semesta sedang menghakimiku. Kehidupan yang aku alami di masa lalu telah banyak menghadapi badai yang menghujam kehidupanku, aku dihakimi oleh pikiranku sendiri yang dengan seenaknya menjatuhkanku. Padahal jika kamu tau kedua orang tuaku memberi nama Danila kepadaku bukan untuk merasakan hal itu, Danila diambil dari Bahasa Ibrani yang berarti Allah adalah hakimku, kedua orang tuaku memberikan nama itu supaya aku bisa memaknai bahwa dalam kehidupan yang berhak menghakimi dan menjadi hakim yang adil bagi diri kita adalah Allah selaku Tuhan kita, bukan diri kita sendiri atau bahkan orang lain.

“kadang hidup itu lucu ya? Dia bisa membawamu ke titik terendahmu, dia bisa menempatkanmu ke tempat yang mungkin tak pernah kamu tuju. Dia pernah mematahkan langkahmu, memunculkan payahmu, hingga menguburkan mimpimu. Tapi lihatlah dirimu masih mampu menahan asamu, kadang aneh saja kok kamu masih bisa sekuat itu? Iya, kadang hidup selucu itu. Iya bisa menemukanmu dengan banyak orang membiarkanmu memeluk erat tangis mereka sembari kau menahan perih luka di d**a. Hidup kadang selucu itu, iya bisa menghadirkan pencapaian-pencapaian yang terkadang mampu mengejutkan hatimu, padahal ucapmu tak mampu mencapai itu. Hidup memang terkadang selucu itu, maka nikmatilah hidupmu, kalah dan menangmu dalam hidup sifatnya hanya sementar. Ya Allah aku bersyukur banget bisa berada pada faseku saat ini.” Ujar Danila yang diiringi oleh derasnya air mata yang keluar dari matanya.

chap-preview
Free preview
(1)
    Aku sangat membenci hujan, karena ia sering datang beriringan dengan petir yang sangat menakutkan, namun hujan hari Minggu pagi kali ini entah kenapa sangat bersahabat denganku, ia hadirkan lengkungan pelangi indah selepasnya, seolah ingin memberikan senyuman paling indah dari semesta kepadaku, kupandangi anugrah terindah semesta itu dari balik jendela ruang tunggu salah satu gedung pencakar langit terkemuka di Ibu kota. Iya, hari ini aku harus menjadi pembicara dalam acara talk show memperingati hari kesehatan mental dunia yang diadakan oleh komunitas teman skizofren Indonesia, komunitas yang aku dirikan semenjak empat tahun yang lalu.                 Aku cukup lama memandangi pelangi dari balik jendela ruang tunggu sembari mataku berkaca-kaca melihat setiap keindahan lukisan semesta.                 “Jadi begitu ya, untuk kita bisa melihat keindahan. Kita butuh sebuah tangisan perjuangan.” Ujarku lirih. Tanpa terasa dari belakangku terdengar suara panggilan yang seketika mengalihkan fokusku pada mahakarya lukisan semesta yang indah.                 “Danila, habis ini waktunya kamu masuk ke stage.” Ujar Diana salah satu panitia acara mengingatkanku                 “Oh iya, baiklah aku akan siap-siap.” Ucapku sembari merapikan pakaianku. Ku palingkan pandanganku dari jendela ruang tunggu ke kaca ruang rias yang telah disiapkan oleh panitia untukku, aku terus memandangi diriku di cermin sembari aku berbicara pada diriku sendiri.                 “Aku harus kuat, hari ini harus bisa sukses.” Ujarku dalam hati. Hari ini merupakan pengalaman pertamaku untuk tampil di depan umum menceritakan tentang pengalamanku yang bisa sukses berteman dengan sakitku, biasanya aku bersama dengan teman-teman komunitas teman skizofren seringnya mengundang narasumber lain untuk menceritakan tentang pengalamannya berjuang melawan penyakitnya, namun hari ini di momen peringatan hari kesehatan mental dunia. Entah kenapa aku ingin yang menjadi narasumbernya secara langsung, hatiku tergerak ingin membagi kisah perjuanganku bisa bangkit melawan penyakitku agar banyak orang yang mengalami hal sepertiku setidaknya bisa mengikuti jejakku atau bisa mendapatkan masa depan yang jauh lebih baik dibandingkan aku.                 Aku masih menunggu dilorong stage, menunggu panggilan dari moderator yang akan memandu talk show hari ini, samar dari lorong tempatku berdiri terdengar suara dari moderator menjelaskan tentang profilku.                 “Kali ini narasumber kita adalah salah satu orang hebat bagi kita semua dalam komunitas teman skizofren Indonesia, beliau merupakan salah satu orang hebat yang berhasil bangkit serta berteman dengan amanah penyakit yang diberikan Tuhan kepadanya, semasa kuliah di saat banyak orang sedang membayangkan tentang karir dan masa depannya, ia justru diberikan ujian oleh Tuhan dengan divonis mengidap penyakit skizoaffectiv tipe depresi yang bahkan mengharuskan dia untuk mengubur impian karir dan masa depannya, namun dengan segala perjuangannya beliau bisa perlahan-lahan bangkit untuk kembali mengukir impian karir serta masa depannya, kita akan belajar serta banyak sharing dengan beliau, agar nantinya kita bisa mengambil banyak hikmah dari kisah kehidupan beliau, para hadirin mari kita sambut owner atau pendiri komunitas teman skizofren Indonesia Danila Rahma.” Ucap moderator menjelaskan tentang profilku dengan menggebu-gebu. Langkahku pelan berjalan melewati lorong untuk memasuki stage yang sudah disediakan, kutarik nafas dalam-dalam sembari ku rekahkan senyuman serta lambaian tanganku kepada para audience yang antusias menyambutku. Langkahku berhenti di depan kursi stage yang sudah disediakan panitia untuk para narasumber, sembari agak sedikit membungkuk ku ucapkan terima kasih kepada para audience yang sudah meluangkan waktu hadir dalam acara ini.                 “Silahkan duduk Kak Danila.” Ucap moderator acara kepadaku.                 “Hallo Kak, bagaimana kabarnya Kakak?” Tanya moderator kepadaku.                 “Hai, Assalammualaikum semua. Alhamdulillah kabarku sehat wal affiat.” Jawabku.                 “Hari ini kita sedang merayakan hari kesehatan mental dunia, kita hari ini akan banyak sharing tentang masalah kesehatan mental bersama Kak Danila, ngomongin tentang kesehatan mental. Bagi Kak Danila, Peringatan hari kesehatan mental dunia ini memiliki arti apa?” Tanya moderator acara kepadaku.                 “Bagi saya peringatan hari kesehatan mental dunia ini kita maknai sebagai warning bagi diri kita untuk senantiasa aware terhadap kesehatan mental, karena bagaimanapun masalah kesehatan mental ini bisa menimpa siapapun tanpa pandang bulu, jadi mulai sekarang ayo buat para generasi muda mulai sekarang harus kita perbanyak wawasan tentang kesehatan mental sebagai alarm diri.” Jawabku.                 “Waw luar biasa, benar kata Kak Danila penting bagi kita semua untuk aware terhadap isu kesehatan mental sejak dini, karena bagaimanapun masalah ini bisa menimpah siapa saja. Ohya Kak, ngomongin tentang masalah kesehatan mental. Kakak di sini merupakan salah satu sosok orang hebat bagi kita semua di komunitas sahabat skizofren Indonesia, Kakak bisa bangkit serta bersahabat dengan penyakit Kakak, pasti ini bukan perkara mudah untuk bisa mencapai fase Kakak yang sekarang, bisa diceritakan Kak bagaimana proses kakak mulai merasakan penyakit itu hingga kakak bisa sampai ke fase sekarang ini?” Tanya moderator acara yang seketika membuat suasana ruangan menjadi sunyi mengiringi fokus para audience penasaran mengetahui kisah perjalananku bisa sampai di fase sekarang. Refleks aku berdiri dari tempat dudukku supaya aku bisa lebih dekat berinteraksi dengan audience untuk menceritakan tentang kisahku, dengan pelan aku coba memulai menjelaskan tentang awal mula perjalananku bisa mengidap penyakit skizoaffectiv tipe depresi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LAUT DALAM 21+

read
289.9K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.2K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
598.9K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.1K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook