Diratama

1143 Words
Masih dihari yang sama, Adhista sedang mencari Calla dan Agatha. Sudah berkeliling kemana-mana namun dirinya tak menemukannya juga. Adhista sudah mencoba untuk menelponnya tetapi ponsel mereka tidak aktif, akhirnya Adhista kembali ke cafetaria untuk duduk-duduk sambil menghilangkan lapar di perutnya. Saat berjalan menuju cafetaria, Adhista melihat Diratama dari jauh, sepertinya dia ada kelas. Namun Adhista tak menggubris itu semua dan kembali melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di cafetaria, Adhista langsung duduk di pojok dekat jendela sambil merapikan make up nya yang sedikit berantakan akibat menangis tadi. Setelah selesai merapikan make up yang berantakan, Adhista lalu menelpon salah satu temannya untuk menanyakan keberadaannya. "Lo dimana?" tanya Calla dari sebrang sana. "Di cafetaria, lo dimana? gue cariin dari tadi," jawab Adhista misuh-misuh. "Gue di warkop deket kampus, lagi makan roti bakar enak banget anjir," "Ada orang yang duduk disamping kita juga pas di cafe tadi," sambung Agatha. "Yah males ah, gue balik aja ya," "Yah padahal roti bakarnya enak Dhis. Ya udah deh, hati-hati Dhis," "Oke," *** Akhirnya Adhista bergegas untuk meninggalkan kampusnya ini. Adhista berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya. Saat Adhista sedang memakai helm, dirinya melihat seorang laki-laki dengan tas selempang warna hitam yang juga sedang memakai helm hitam dengan corak catur dibagian bawahnya tidak lupa masker scarf untuk menutupi sebagian wajahnya. Setelah Adhista selesai memakai perlengkapan berkendaranya, Adhista langsung menyalakan motornya dan bergegas meninggalkan tempat ini. "Adhista?" tanya seorang laki-laki dengan suara baritonnya. Adhista hanya menengok kearah laki-laki itu tanpa senyum, senyum pun percuma karena Adhista menggunakan masker yang hanya memperlihatkan mata dan alisnya saja. "Duluan ya," seru Diratama lalu berjalan mendahului Adhista. Diperjalanan, Adhista merasa tak enak hati karena bersikap begitu tak acuh kepada Diratama yang sangat baik kepadanya. *** "Duh kok jadi kepikiran gini sih, nyesel dah gue ngga jawab apa-apa tadi," gumam Adhista kepada dirinya sendiri. Adhista sedang duduk didepan laptop nya sambil menonton film Frozen kesukaan nya untuk menghilangkan semua pikiran tentang lelaki si tas selempang tadi. Adhista dan Diratama sedang tertawa bahagia di taman dekat parkiran kampusnya, tertawa seolah mereka berdua sudah kenal dekat, bahkan sangat dekat. "Gimana hari ini Dhis?" tanya Diratama sambil memperhatikan Adhista dari samping yang sedang terkena sinar matahari, Cantik. "Not bad, but not happy. Ya setengah-setengah lah Tam," jawab Adhista menatap mata Diratama. "Oh bagus, have a good day ya," seru Tama dengan senyum manis yang selalu melekat setiap ada Adhista didekatnya. Tiba-tiba saja Adhista terbangun karena teriakan kedua temannya itu. "ADHISTA!" teriak Calla dan Agatha dari luar kamar kostnya sambil menggedor-gedor pintu kost Adhista yang membuatnya naik pitam. Adhista yang baru saja bangun dan nyawanya belum terkumpul semuanya berjalan dengan gontai untuk membukakan pintu untuk Calla dan Agatha. "Ada apa sih, ganggu gue tidur aja lo berdua," seru Adhista kembali berjalan kearah kasur tercintanya. "Tidur mulu kerjaan lo, kita ada tugas presentasi ya Allah sampai lupa," ucap Calla frustasi. "Dikumpul kapan emangnya?" tanya Adhista yang masih setengah sadar. "Minggu depan, mending dikerjain sekarang daripada diundur-undur," jawab Agatha lalu duduk lesehan dibawah sambil menyalakan laptopnya. "Ya udah kalian kerjain dulu, gue mau ngumpulin nyawa dulu ya," gumam Adhista lalu kembali rebahan di kasurnya itu. "ADHISTA!" teriak Calla dan Adhista langsung saja bergegas ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelah Calla dan Agatha meneriaki Adhista, Adhista langsung bergegas berlari ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. "Woi kalian anak-anak, ambilin gue handuk dong! Gara-gara lo berdua gue lupa bawa handuk," seru Adhista dari dalam kamar mandi. "Emang gue anak lo, mau dikasih apaan emang kalo gue ambilin?" ejek Calla yang sedang berjalan keluar untuk mengambilkan handuk Adhista. "Ntar gue kasih cogan, cepet ambilin," ucap Adhista. "Ah cogan mah ngga demen, yang lain Dhis," jawab Calla yang sudah didepan kamar mandi Adhista. "Ah cepet lo rese banget deh berdua, mana handuknya," "Nyuruh kok kayak ratu, haduuh Dhis Dhis. Ini handuk lo, cogannya gue tunggu!" jawab Calla kemudian mengetuk pintu kamar mandi Adhista. Adhista membuka sedikit kamar mandinya dan mengeluarkan salah satu tangannya kemudian mengambil handuknya tersebut. "Aha! Makasih Calla, i love you pokoknya," seru Adhista lalu kembali menutup pintu kamar mandinya dengan keras. "ADHIS SUMPAH LO KEK BOCIL UMUR LIMA TAHUN!" teriak Agatha yang kesal dengan tingkah Adhista yang kekanakan. "Haha maafin, gantian dong tolong Agatha ambilin baju ganti gue plis," seru Adhista dari dalam kamar mandi. "Ya ampunnnn, lo kan bisa keluar sebentar terus ambil deh itu baju lo di lemari tanpa harus nyusahin gue. Cepet jan manja lo Dhis!" jawab Agatha. "Plis, tubuh gue terlalu bagus walau kalian yang lihat. Ntar gue beliin es teh deh," pinta Adhista dari dalam kamar mandi. "Ya ampun iya-iya, demi tugas ini! Awas aja besok-besok lo nyuruh-nyuruh gue lagi!" seru Agatha lalu berjalan menuju lemari Adhista dan mengambilkan pakaian Adhista. "Makasih Agathaaa, love you!" jawab Adhista dan Agatha hanya memasang wajah datarnya. Calla hanya diam memperhatikan kedua temannya bertengkar masalah pakaian didepan kamar mandi. Akhirnya Agatha kembali datang dan duduk disamping Calla. "Harusnya kita ngga usah dateng kesini Call, cuma dijadiin babu sama nyonya Adhista," bisik Agatha kepada Calla yang ternyata Adhista sudah keluar dari dalam kamar mandi. "Ya ampun, gue cuma nyuruh ambilin baju sama handuk aja kok di julidin. Ampun deh netizen," ujar Adhista dengan rambut basahnya. "Heh sini cepet kerjain, ngomul mulu lo Dhis!" seru Agatha sambil menarik tangan Adhista. "Ngomul apa?" tanya Adhista lalu duduk di antara Calla dan Agatha. "Ngomong mulu Dhis, makannya keluar-keluar dong, biar gaul kek Calla," jawab Agatha kemudian menyalakan laptopnya. "Ya ampun, nolep aja lah gue berarti biar ngga kayak Calla," ejek Adhista. "WOI HAHA," seru Agatha dan tertawa. "Sumpah ye lo berdua bener-bener!" "Bener bener bener bener lah kita ya Dhis," jawab Agatha lalu mengajak Adhista untuk melakukan tos. *** Setelah hampir lima jam mengerjakan tugas kelompok mereka bertiga. Akhirnya Calla, Agatha dan Adhista bisa merebahkan badannya di kasur empuk milik Adhista. Sambil meregangkan otot-otot tangannya, mereka bergurau dan bercerita tentang apapun. "Zaki cakep ya," gumam Calla sambil senyam-senyum. "HAH?!" Adhista terlonjak kaget. "Iya cakep, kenapa?" tanya Calla dengan wajah bingung. "Ya ampun, mau sama Zaki? Nanti gue bilangin," ucap Adhista. "Oh iya, lo kan temennya ya. Hehe boleh deh Dhis," jawab Calla malu-malu. "Kalo Agatha lagi deket sama siapa deh? Tha lo lagi deket sama siapa?" tanya Adhista sambil menggoyang-goyangkan kaki Agatha. "Tha," panggil Calla. Lalu mereka berdua menengok ke arah Agatha, yang ternyata sudah tertidur dengan mulut sedikit terbuka. "Hadeuh, ngata-ngatain gue kebo dia sendiri kena kasur langsung tidur. Ya ampun netizen maha benar emang," gumam Adhista lalu kembali tiduran seperti semula. "Lanjut Dhis, mau lihat foto-fotonya Zaki dulu," ujar Calla. Adhista kemudian mengambil ponselnya dan membuka personal chatnya dengan Zaki, sahabat laki-lakinya. "Ini lo baca aja ya, jangan cemburu dia emang gitu," ucap Adhista lalu ia berjalan keluar kamar dan mengangkat jemuran nya. "Iya," jawab Calla kemudian membaca-baca chat Adhista dengan Zaki.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD