Saint Leo

1092 Words
Bola hitam layaknya bulan itu dilemparkan ke arah Rio. Bola hitam yang melenyapkan Leviathan sekaligus kini akan mengenai Rio. Ledakan cukup keras dan aura yang mulai hancur karena ledakan yang ditimbulkan bola hitam itu kini terlihat tak beraturan. "Tak ada yang bisa mengalahkan aku," ucap Cancer saat berhasil melemparkan bola hitam ke arah Rio. Namun, ternyata dari bawah lantai marmer itu sesuatu keluar. Sangat cepat dan tiba-tiba, ternyata itu adalah Rio yang menyerang langsung dari bawah melancarkan skill ultimate yang ia simpan sebelumnya. "Aku takkan kalah!" ucap Rio berteriak dan melancarkan serangannya dengan sangat kuat dan cepat. "Apa!" ucap Cancer berteriak. Dengan cepat pertarungan itu pun berakhir, Rio akhirnya bisa mengalahkan Cancer dan masih menyisakan HP sebesar sepuluh persen. "Akhirnya aku bisa melewati aula ke empat ini dan mengalahkan salah satu raja paling kuat di menara PK," ucap Rio tersenyum. Rio memulihkan kondisinya untuk bersiap kembali menaiki lantai selanjutnya, di mana lantai itu adalah aula yang baru bisa di lewati oleh Cappucino. Sementara Cappucino masih belum bisa melanjutkan pertarungannya mencapai menara PK selanjutnya karena lawan yang ia hadapi terlalu kuat sehingga ia masih memerlukan waktu untuk mempermudah karakter nya sebelum ia kembali lagi. "Orang itu sudah berhasil melewati Cancer, dan dia sekarang sedang menuju Aula ke lima, Saint Leo," ucap Black Two saat melihat ranking PK yang tertera di layar helm proyektor miliknya. "Jadi orang itu berhasil mengalahkan Cancer? lihat berapa battle poin yang dia miliki?" tanya Cappucino. "Jika dilihat dari statistik, karakter yang dia miliki memiliki battle poin sebanyak sembilan puluh ribu," ucap black Two. "Baiklah, kalau begitu aku tidak usah khawatir karena battle poin milikku masih yang tertinggi," ucap Cappucino. Saat ini mereka sedang melakukan Raid guild di mana mereka sekaligus menaikkan level karakter serta farming item untuk meningkatkan battle poin mereka. "Aku yakin dia takkan mampu melewati Leo, karena Leo sangat kuat dan sulit untuk dikalahkan," ucap Cappucino menambahkan. Pendapat itu langsung di setujui oleh Black Two karena dia pun belum mampu mengalahkan Leo. "Kau benar, Saint Leo sangat kuat dan sulit dikalahkan, bahkan aku saja hampir tak ada celah untuk menyerangnya," ucap Black Two menambahkan. Sementara itu Christina nampaknya kesulitan melewati kuil Cancer dan nampak putus asa karena ia tak mungkin mengalahkan Cancer dengan kemampuannya yang sekarang. "Kau masih belum pantas mengalahkan aku," ucap Cancer melesakkan satu pukulan kuat sehingga Christina harus kehilangan semua HPnya. "Ya ampun, aku kalah?" ucap Christina terlihat bersedih. "Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?" ucapnya nampak kebingungan. Di tempat lain rupanya Zein telah berhasil mengalahkan Cancer dan ia telah membuka gerbang aula berikutnya. "Kuat juga dia, tapi untuk mencapai tempat itu, aku hurus bisa menjadi yang teratas selama seminggu, jika aku berhenti di sini, kemungkinan posisi pertama akan di isi oleh si Cappucino itu," ucapnya nampak serius. Ada yang berbeda dari Zein, setiap ia sedang sendirian maka sikapnya yang serius sering muncul, seperti seseorang yang memiliki dua kepribadian berbeda. Rio yang saat ini telah melangkahkan kakinya menuju lantai selanjutnya merasa jika ia masih belum bisa melanjutkan penaklukan menara itu tetapi, semua yang ia pikirkan hilang ketika ia mengingat kembali perkataan Sam. "Selanjutnya, aula Leo, tempat Raja yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, Saint Leo, seorang raja yang memiliki skill bertarung yang juga luar biasa," ucap Rio. Sepanjang tangga yang ia naiki di sana terdapat ukiran berbentuk kepala singa, begitupun saat ia telah sampai di depan pintu aula yang menyerupai kepala singa. "Pintu aula ini seperti kepala seekor singa yang sedang mengaung, ukiran nya sangat detail dan menawan," ucap Rio memuji keindahan yang ia lihat di sana. Rio akhirnya masuk ke dalam aula itu dengan sudah bersiap memegang kedua pedangnya. "Sam mengatakan dua satu kali combo yang dilancarkan Saint Leo sangat kuat sehingga bisa membuat siapa pun langsung KO dibuatnya," ucap Rio mulai melangkah di atas sebuah karpet merah yang di setiap sisi karpet itu terdapat bulu singa. Di sana Saint Leo sang Raja rupanya sudah mengetahui jika akan ada orang yang akan menemuinya dan ia memberikan sebuah penghormatan. "Selamat datang di aula menara PK kuil Zodiak, aku sudah lama menunggu mu, aku sudah ingin pensiun dari kursi ini dan segera ingin menikmati kehidupanku, sayangnya tak ada satupun orang yang lebih kuat dariku sehingga aku belum bisa menyerahkan posisi ini pada siapapun, aku harap kau yang kucari walaupun sebenarnya aku tidak yakin kau bisa mengalahkan aku," ucap Leo tersenyum berbalik ke arah Rio. Aura kuat yang Rio rasakan membuat ia terasa di intimidasi. Saint Leo adalah orang yang sering menampakkan kekuatan nya di hadapan musuh, tujuannya agar mental musuh yang akan menghadapinya menurun, sehingga ia lebih mudah menghancurkan musuhnya. "Auranya sampai terlihat jelas dan membuat The Great Faster merasa terintimidasi, sekuat apa dia? apa dia lebih kuat dari Saint Cancer?" ucap Rio penasaran. Rio cukup tenang karena Leo masih belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan segera memulai pertarungannya. Namun, ketika Leo mengangkat satu jari telunjuk sebahunya, Rio langsung bersiaga. "Oho, kaget ya?" ucap Leo sembari mengeluarkan api dari jarinya itu. Rio hanya memasang wajah serius dan bersiap untuk bertarung. "Santai saja, walaupun aku tahu kau tak bisa mengalahkan aku, aku hanya ingin menunjukkan sesuatu padamu," ucap Leo melanjutkan sembari tersenyum sinis. Rio semakin memasang posisi siaga, dia tahu jika Leo tidak mungkin diam saja seperti itu jika ada seseorang yang akan menantangnya. "Apa kau tahu? api adalah elemen terkuat yang pernah ada di alam semesta, semua yang dilewatinya harus tunduk jika tak ingin sirna. Api adalah elemen dasar yang bisa membuat mu menjadi manusia paling kuat di bumi jika berhasil mengendalikannya, dan dengan api di jariku, akan aku bakar semua kepedihan yang ada di dunia ini," ucap Leo melemparkan api itu yang kemudian membesar. "Apa? menghindar!" Rio terkejut saat api kecil dari jari tangan Leo mulai membesar mengarah kepadanya. Rio berhasil menghindar dari serangan itu tetapi, Leo masih begitu santai, bahkan ia hanya berjalan mendekati Rio tanpa ada perlawanan lanjutan. "Ya ampun, apa apiku tidak mengenaimu, ya?" ucap Leo nampak kecewa dan menepuk keningnya. "Api macam apa itu?" ucap Rio kembali berdiri saat berhasil menghindar dari api yang baru saja akan mengenainya. "Atau mungkin terlalu kecil? atau kurang banyak? atau kurang cepat? bagaimana jika kita coba semuanya," ucap Leo mengeluarkan bola api yang sebesar bola kasti. Bola api itu tidak hanya satu tetapi puluhan. Bola api yang siap mengarah ke Rio itu nampaknya cukup berbahaya dan membutuhkan energi yang banyak untuk mengindari nya. "Serangan apa itu? semua penjaga menara ini bukanlah NPC sembarangan, bahkan semua yang mereka tunjukkan belum pernah ada yang aku lihat di dalam game," ucap Rio bersiaga dengan serangan bola api yang akan mengarah padanya. "Bersiaplah, hahaha," ucap Leo sembari tertawa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD