Bidadari

1032 Words
Bella pun tiba di apartemen majikannya. Ia masuk ke dalam dan melirik Zayn yang kebetulan sedang menuruni anak tangga menuju lantai bawah. “Selamat sore tuan.” Sapa Bella pada majikannya itu. Zayn menatap penampilan Bella dari ujung rambut hingga kakinya. “Cih, apanya kau sama sekali tidak bisa berdandan?” gerutu Zayn kesal melihat penampilan Bella tampak lusuh sore itu setelah ia berdesak-desakan di dalam bis saat menuju ke apartemen. “Memangnya tuan mau mengajkku kemana sampai-sampai aku harus berdandan segala?” tanya Bella. “Apa kau lupa? Malam ini kau akan mulai melakukan tugasmu sebagai wanitaku!” seru Zayn. Bella menatapnya dengan ekspresi wajah bingung membuat Zayn semakin jengkel kepadanya. “Malam ini kita akan pergi makan malam dirumah keluargaku!!!” seru Zayn menaikkan nada bicaranya. “Oh iya!” seru Bella lantas mengingatnya kemudian panik lantaran ia belum bersiap-siap untuk ikut bersama Zayn makan malam bersama keluarganya. “Tuan, bagaimana ini? Aku lupa membeli pakaian yang bagus untuk nanti malam… aku juga lupa pergi ke salon!” seru Bella lagi. “Uuugghh, kau benar-benar cari mati denganku!” gerutu Zayn tambah jengkel. “Hhhuuffttt….” Untuk menghilangkan rasa jengkelnya terhadap kecerobohan Bella, Zayn menghembuskan nafas secara perlahan, lalu ia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 5 sore. “Ikut denganku!” seru Zayn sembari menyeret Bella ikut pergi bersama. “Tu-tuan, kita mau kemana?” tanya Bella. “Tidak usah banyak tanya… ikut saja!” sahut Zayn terus menyeret Bella keluar dari apartemennya lalu masuk ke dalam mobil.   Saat di perjalanan Bella terus bertanya-tanya dalam hatinya, namun ia enggan bertanya lantaran melirik wajah Zayn yang tampak angker ketika menyetir mobil. “Haaah, walaupun aku sangat penasaran tapi aku tidak berani bertanya karena dia sedang kesal padaku… kalau aku bertanya dia pasti akan membunuhku di dalam mobil ini!” ucap Bella dalam hatinya. Tak lama berselang, mobil Zayn berhenti di depan sebuah salon kecantikan. Bella menoleh gedung salon itu dan tanpa sengaja ia melihat seorang artis ternama keluar dari salon tersebut. “Wah, bukankah itu….” “Jangan banyak bicara! Ikut aku ke dalam… kau harus siap sebelum jam 7 malam nanti!” seru Zayn lagi-lagi menyeret paksa Bella ikut bersamanya masuk ke dalam salon itu.   Bella celingak-celinguk dan terpukau melihat dekorasi di dalam ruangan salon itu yang membuat salon itu begitu populer di kalangan para artis ternama bahkan istri para pejabat serta wanita-wanita yang berasal dari keluarga kaya. Kemudian ia menoleh pada Zayn yang sedang berbicara pada pemilik salon itu sambil menunjuk kearahnya. “Baiklah tuan, saya akan melakukan apa yang anda inginkan!” kata wanita pemilik salon ternama itu. Kemudian wanita itu pun menepuk tangannya tiga kali untuk memanggil para pekerjanya. “Dandani wanita itu!” serunya kembali menunjuk kearah Bella. Bella kebingungan dan tampak panik ketika para pekerja salon itu menghampirinya bahkan menariknya ikut bersama mereka. “Eh, aku mau dibawa kemana?” tanya Bella panik. “Ikutlah bersama kami, nona… kami akan memperlakukan anda dengan baik,” kata salah satu pekerja salon itu kepada Bella. Bella menoleh pada Zayn yang tampak enggan menatapnya. “Tuan, silahkan menunggu diruangan sebelah agar anda merasa nyaman.” Kata wanita pemilik salon itu pada Zayn. “Heeemm,” sahut Zayn singkat. Zayn masuk ke dalam ruangan itu dan duduk pada sofa empuk yang sangat nyaman. Tak hanya itu saja, diatas meja juga terhidang kopi serta cemilan enak untunya.   Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Zayn tampak ketiduran di sofa yang nyaman itu saat ia menunggu Bella selesai di dandani. “Tuan!” seru wanita pemilik salon itu melihat Zayn duduk sambil memejamkan kedua matanya. “Sepertinya dia tertidur.” Kata wanita itu lagi. Bella yang sudah selesai di dandani pun mendekat pada Zayn. “Tuan!” bisik Bella sembari mengguncang tubuh Zayn. Zayn lantas terbangun dan membuka matanya lebar-lebar secara tiba-tiba. “Oh, maaf… aku ketiduran.” Ucap Zayn sembari mengusap wajahnya. “Tuan, lihatlah!” seru wanita pemilik salon itu samberi menunjuk kearah Bella. Zayn pun menoleh kepada Bella dan semakin melebarkan tatapan matanya. Ia melihat wajah serta penampilan Bella yang jauh lebih cantik dari sebelumnya. “Bi-bidadari???” ucap Zayn seolah tak mengenali pelayannya tersebut yang kini sudah merubah penampilannya yang tak kalah dengan penampilan artis papan atas. “Bidadari apanya? Aku ini Bella!” gerutu Bella membuat Zayn langsung tersadar akan ucapannya serta malu. Wanita pemilik salon itu pun senyum-senyum melihat tingkah Zayn yang tampak malu-malu saat melirik Bella. “Tuan, bagaimana? Wanita anda sangat cantik, kan setelah kami mendandaninya?” tanya Wanita pemilik salon itu pada Zayn. “I-iya.” Sahut Zayn dengan wajahnya yang memerah ketika melirik Bella yang tampak cantik dengan penampilan barunya. “Apa anda puas?” tanya Wanita pemilik salon itu lagi. “Heemm.” Sahut Zayn hanya mendehem sambil memalingkan wajahnya dari Bella yang tampak bingung menatapnya. “Jam berapa sekarang?” tanya Zayn. “Jam 7 malam, tuan.” Sahut Wanita pemilik salon itu. Zayn kaget mengetahui bahwa dirinya harus segera pergi membawa Bella sebagai wanitanya untuk makan malam bersama keluarganya. Zayn lantas bangkit dan menarik Bella ikut bersamanya, namun sebelum itu Zayn membayar tagihan di salon itu. Zayn kembali menyetir mobilnya. Ia berniat kembali keapartemennya terlebih dahulu untuk bersiap-siap. Saat menyetir Zayn sesekali melirik Bella secara diam-diam. “Cantik juga dia! Tak kusangka ternyata pelayan ini memiliki paras yang sangat cantik setelah dia merubah penampilannya.” Ucap Zayn dalam hatinya. Kemudian Zayn melirik lagi sejenak dan menyunggingkan senyuman tipis dibibirnya. “Heh, tidak sia-sia aku mengeluarkan banyak uang… mereka pasti akan terkejut melihat Bella nanti!” ucap Zayn lagi dalam hatinya. Ternyata apa yang dilakukan Zayn saat menyetir di ketahui Bella. Dengan ekor matanya Bella mengetahui bahwa Zayn berkali-kali meliriknya. “Kenapa dia melirikku terus? Apa dia sudah gila? Huh, dia melirikku terus membuatku takut saja… takut mati tertabrak, dia kan sedang menyetir!” gerutu Bella dalam hatinya. "Haaah, sebentar lagi aku akan menghadapi reaksi keluarga tuan Zayn saat melihatku nanti! Kenapa tiba-tiba saja nyaliku jadi ciut seperti ini? Heemm, bagaimanapun aku sudah menerima uang dan tuan Zayn dan tuan Zayn bahkan mengabulkan semua permintaanku jadi aku harus melakukan tugasku dengan baik!" ucap Bella dalam hatinya lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD