Takdir Cinta

Aku yakin, semalam itu ... aku memang bermimpi. Aku melihat gerhana matahari di dalam mimpi itu, kemudian semuanya menjadi gelap. Tapi aku bukan tipe orang yang tertarik untuk memikirkan tentang arti dari sebuah mimpi, lalu membahasnya, mengait-kaitkan dengan apa yang terjadi pada hari setelah mimpi itu datang. Meski pun ... aku punya kisah tragis yang diawali dari sebuah mimpi, tapi aku tidak akan meyakini hal itu akan terjadi. Yaitu ... pada malam sebelum Papi meninggal karena kecelakaan pesawat terbang, aku bermimpi buruk sekali. Sampai-sampai aku tidak ingin mengingat itu sama sekali. Oh ya, aku adalah seorang gadis remaja yang sederhana, baik, supel, dan... nggak terlalu cerdas bernama Cinderelia Yosy. Agak ribet sih namaku, jadi aku biasa dipanggil dengan Osy saja. Aku lahir pada, tanggal 5 November 1988, di Palembang, tapi aku besar di Bandar Lampung, karena Papi aku memang asli Lampung. Aku duduk di kelas 3IPA di SMA Putra Putri Bangsa (PPB) dan aku juga punya banyak teman. Aku aktif di dalam beberapa kegiatan sekolah terutama cheerleader dan Mading. Teriakan Mami adalah penanda waktu kedua setelah jam weker memekakkan telingaku di pagi hari, "I'm comming...!" jawabku, dan lalu buru-buru keluar dari dalam kamar untuk segera sarapan. Aku senang sekali Mami bisa tegar dan menjalani hidupnya dengan normal lagi pasca meninggalnya Papi tiga tahun yang lalu. Inilah yang membuat aku semakin tidak ingin mengait-kaitkan mimpi sebagai sesuatu yang akan terjadi, atau yang biasa orang sebut dengan firasat. Aku tidak ingin lagi kehilangan orang yang aku cintai setelah Papi pergi untuk selamanya. Sekarang ini ... aku hanya tinggal bersama dengan Mami dan Yansen Yosefin, Adik aku. Sekuat mungkin aku tidak ingin terpengaruh pada mimpi tadi malam. Karena segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ini adalah takdir. Bukan terjemahan dari alam bawah sadar kita yang biasa disebut dengan, mimpi. Aku tidak pernah merasa hidup benar-benar tanpa seorang ayah selama tiga tahun kepergiannya. Apa yang ia tanamkan tentang cinta dan juga kasih sayang akan selalu ada tetap hidup di dalam hati aku. Papi adalah cinta pertama aku. Terlalu cepat dia pergi meninggalkan aku, tapi cintanya akan selalu hidup dalam rumah ini, juga dalam hati kami bertiga, terlebih lagi Mami. Untuk Yansen yang masih terlalu kecil, aku dan Mami yang akan mengenalkan cinta Papi padanya. Perlahan dia akan mengerti. Kepergian Papi membuat aku mengenal dua sisi lain yang ada di dalam hidup ini, kehidupan dan kematian. Sementara itu cinta akan tetap tumbuh, dan hidup akan terus berjalan ke depan. Cinta Papi telah mengenalkan aku pada cinta yang luas. Aku belum pernah jatuh cinta, maksud aku ... jatuh cinta sampai aku memiliki pacar seperti teman-teman. Aku sangat mengidolakan Papi, itu membuat aku benar-benar menginginkan ada seseorang yang sangat baik yang bisa membuat aku jatuh cinta. Sosok yang baik di mata teman-temannya, terutama terhadap orang tuanya. Sampai saat ini aku belum bisa menemukan yang seperti itu. Dan apa yang aku inginkan ini hanya tersimpan baik di dalam hatiku. Teman-teman aku akan tahu, seperti apa cowok yang membuat aku jatuh cinta pada saat aku menemukannya nanti. Oke, baiklah, aku memang menanti untuk jatuh cinta dengan sewajarnya seperti teman-teman lain yang seusia aku. Tapi ada baiknya untuk saat ini aku hanya fokus memikirkan sekolah saja. Aku harus bisa lulus dengan hasil nilai yang memuaskan, agar bisa menggapai apa yang aku cita-citakan, dan membahagiakan Mami dan juga Yansen adik aku satu-satunya yang, yah... kalian akan tahu nanti. * * * Sepuluh tahun berlalu tanpa terasa setelah kepergian Rezky. Takdir menuntun Osy bertemu dengan seorang pria gila yang jika Rezky masih hidup mungkin wajahnya akan seperti itu, tampan dan tegas. Pria gila itu bernama Darren, anak pemilik rumah sakit di mana tempat Osy berdinas. Darren dianggap Osy hanya seorang pria gila yang berusaha merubah takdir hidupnya. Osy adalah seorang dokter, dan Darren tidak suka dengan dunia kedokteran. Darren sangat alergi dengan rumah sakit. Kalau saja dia tidak sakit hingga pingsan, dan dilarikan ke rumah sakit milik keluarganya tersebut, dia mungkin tidak akan pernah memijakkan kaki di sana. Tapi, takdir yang menuntun Darren untuk bertemu dengan dokter Osy yang lemah lembut namun tegas. Hanya dia yang mampu memaksa pasien gila itu untuk mau minum obat dan disuntik. Semua orang di bumi ini pasti tidak akan percaya bahwa pria kekar dan galak itu takut jarum suntik. Setelah bertemu dengan pasien gila bernama Darren Wiliam Tjandra tersebut, takdir Osy berubah 360 derajat. Kemudian sebuah kecelakaan tragis membuat Osy dekat dengan seorang pria bernama Reza, pria yang kehilangan seorang tunangan itu membuat Osy merasakan kembali apa yang ia rasa sepuluh tahun yang lalu, kehilangan seorang kekasih. Berada di tengah dua orang pria yang sama-sama membuatnya tidak mampu menghindar, apakah Osy akhirnya membuat pilihan, dan siapa yang ia pilih? Dan, kehidupan baru dimulai .... __ "Oh, jadi pria kejam dan besar seperti dirimu ini takut dengan obat dan jarum suntik, hahaha! Ini berita besar untuk seluruh dunia, dan semua akan tertawa, hahaha!" "Coba saja buktikan, itu semua tidak benar, awas saja kalau sampai ini menjadi berita, aku bersumpah akan mengubah hidupmu seluruhnya!" "Benarkah?" "180 derajad!" "Oh, aku takut sekali..." "360 derajad!" ***