SMA 3 (SMANTHREE), Pukul 14.00...
Kompetisi Basket Tahunan
_ _
Aku dan tim cheerleader sudah lengkap dengan kostum dan pom-pom. Tim basket PPB dan cheerleader -nya menggunakan kostum berwarna biru, putih. Sedangkan tim lawan menggunakan kostum yang berwarna merah cery, dan putih. Aku mengajak teman-teman untuk bersiap di gedung olah raga. Tapi sebenarnya aku mencari Risa, sepupu aku yang juga merupakan seorang anggota cheerleader di tim lawan. Kurang lebih perawakannya sama dengan aku, hanya saja Risa berambut lebih panjang dan lurus, sedangkan rambut aku berombak dan sedikit melebihi pundak.
"Osy! Hei, katanya udah pensiun?" Risa menegur aku.
"Hai!" aku dan teman-teman menghampiri Risa yang sedang duduk bersama anggota cheers -nya. "Iya. Gue ngegantiin Tia nih!" jawabku sambil merangkul pinggul Tia.
"Loh? Emang elo kenapa, Tia?" tanya Risa, sementara empat anggota lainnya memperhatikan kami dengan pandangan bersahabat. Tinggi dan berat badan mereka sepertinya hampir sama. Anggota cheers memang identik dengan bentuk tubuh yang ideal.
"Kurang sehat. Dari pada gue tepar terus bikin gempar, mendingan Osy aja yang turun ngegantiin gue. Ya, kan?" jawab Tia.
"Iya sih...! Oke, welcome to SMANTHREE and enjoy the show!"
"Thanks. Yuk, siap-siap!" kataku.
Kami berjalan menuju gedung olah raga SMA 3. Dan sampai di sana kami mengambil posisi berlawanan. Bagi kami keberadaan cheerleader hanya untuk saling menyemangati. Bersaing secara sehat, nggak perlu saling bermusuhan. Aku dan Risa malah sering bertukar pendapat untuk gerakan-gerakan baru.
Pertandingan terlambat 10 menit dari waktu yang ditentukan. Itu hal wajar. Karena kendala pasti selalu ada dalam setiap kegiatan. Wasit sudah meniup peluit pertanda bahwa pertandingan sudah dimulai. Kami pun segera memulai gerakan andalan masing-masing tim dan yell-yell. Tak ketinggalan jargon masing-masing dari suporter.
"GO GO GO... SEMANTHREE! WE ARE WINNER YES YES...! GO GO GO... WE THE WINNER YES YES... YES...!!!"
"PANGERAN-PANGERAN BASKET... PPB! PASTI-PASTI BISA! PPB PASTI BISA! PANGERAN-PANGERAN BASKET PPB... PASTI... PASTI... BISAAA......!!!"
Aku tersenyum karena menahan tawa meneriakkan yell-yell ciptaan aku sendiri yang terdengar lucu sebenarnya. Saat ini kami hanya melakukan gerakan-gerakan simple saja. Melihat Risa tertawa, membuatku menahan tawa. Aku menutupi tawaku dengan pom-pom. Tapi di sana ada yang memperhatikan ku di tengah kesibukannya men-drible. Bukan Asep, bukan Sincan, bukan juga Jannes, atau tim PPB lainnya. Berarti dia ... tim basket berseragam putih, merah. Tim lawan, tim basket SMANTHREE. Ya Tuhan, dia tersenyum padaku!
"Itu Rezky!" bisik Tia dengan semangat yang tinggi.
"Apa? Siapa?" tanya aku dengan rasa penasaran.
"Itu yang dari tadi ngeliatin elo!" katanya lagi.
"Oh..., ya udah entar kita bahas lagi, deh! Daripada ilang konsentrasi terus salah gerakan," aku mengingatkan.
"Siap-siap formasi tiga!" Tina mengingatkan.
Pertandingan semakin seru. Jannes kapten tim basket PPB sering melakukan shooting, dan three point.
Akhirnya di kuartal pertama dan kedua PPB yang menguasai poin. 28 untuk PPB dan 26 untuk SMA 3. Penetrasi juga sering dilakukan oleh tim PPB. Sebelum pertandingan lanjut pada kuartal selanjutnya, tim cheerleader PPB harus mempertunjukkan dukungan secara khusus di tengah lapangan sementara pemain beristirahat.
"Ready guys?" aku memastikan timku untuk siap melakukan formasi untuk gerakan-gerakan yang cukup bahaya. Dan yang paling bahaya adalah membentuk segitiga, kemudian menangkap anggota yang berada di atas. Dan terakhir kembali pada gerakan dasar yang simple. Saat melakukan gerakan terakhir aku baru menyadari bahwa ada seseorang yang benar-benar memperhatikan gerak gerik aku.
Sorak sorai dari anak-anak SMANTHREE yang tak menginginkan kekalahan di kandang sendiri begitu memenuhi gedung olah raga ini. Dan ... "Rezky...!" itu yang mendominasi teriakan cewek-cewek. Tapi ... apa yang terjadi dengan tatapannya yang tertuju pada aku?
Kami kembali ke pinggir lapangan. Istirahat masih berlalu, aku bergabung dengan tim lawan untuk menemui Risa.
"Osy!" Risa menarik aku sepertinya dia nggak sabar banget hendak mengatakan sesuatu yang penting padaku
"Apa-an sih, Risa?" protesku.
"Elo sadar nggak, si Rezky itu ngeliatin elo melulu?" tanya Risa dengan sedikit keki.
"Hmmm? O, iya sih. Tapi ... kenapa ya?" aku pun jadi ikut penasaran dengan apa arti dari pandangan anak cowok yang kata Risa tadi bernama Rezky, ya... dia memang ganteng sih.
"Hisss..., pura-pura nggak ngerti! Oke deh, entar begitu setelah pertandingan selesai elo jangan pulang dulu. Oke?" Risa lalu kembali pada timnya.
"Oke!" balasku, kemudian kembali juga pada timku. Aku jadi tersenyum sendiri. Ada apa sampai si Rezky ... itu terus melihatku. Atau jangan-jangan gerakan kami yang terlihat aneh atau yell-yell kami yang lucu? Ah, entahlah!
"Cuy ngomong apa si Risa, kayaknya serius banget gitu?" tanya Mila yang ikut menonton pertandingan. Saat ini dia, Tia, Yeni Dewi, dan Lasmi duduk bersama dengan kami semua tim cheerleader yang masih beristirahat.
"Ah, nggak penting juga!" jawabku santai. Aku menenggak air mineral sampai tinggal setengah botolnya.
"Eh, elo pada... apa nggak sebaiknya ke sana, nemuin anak tim PPB?!" kata Dewi menyarankan.
"Udah nggak perlu lagian bentar lagi juga udah mulai kuartal selanjutnya. Yang penting yell-yell kita bisa buat mereka jadi makin semangat," jawabku. Aku melihat di sudut lawan, Risa sepupu aku dan tim cheerleadernya sedang bersama tim basket mereka. Tapi, ada yang aneh, Risa kayaknya seriua gitu mendengarkan omongan Rezky dan itu membuat aku curiga. Aku memicingkan mata seolah bisa menyimak kalimat mereka yang entah apa aku nggak tau.
DAMN! Aku tertangkap basah lagi ngeliatin dia. Iya dia, si cowok yang namanya Rezky itu. OMG..., ganteng bangeeettt...!!" matanya tajam seperti mata elang dan alisnya tebal seperti ulat bulu. Seolah menggambarkan bahwa dia itu adalah orang yang tegas, jujur, dan tangguh. Ini hanya penilaian dari jarak jauh, gimana nanti kalau udah dari dekat, yaaak...? Aaarrrrrgggghh bikin penasaran...!!! Astaga Osy... istighfar, dia itu siapa.
"Sst! Ngelamun aje?" tegur Tia.
"Hm? Apa-an?" aku tersentak tersadar dari dunia khayal.
"Ah, gue tau kok semua tentang Rezky. So, tenang aja nanti gue bantu cari tau deh, tentang Rezky," katanya sok tau.
"Apa-an sih? Siapa yang minta cari tau siapa coba, yeay?!" kataku memprotes padahal sebenarnya jauh di dalam hatiku ini memang sangat ingin tau.
"Mata elo yang bilang gitu!" katanya maksa.
"Ah, udah deh! Kayaknya udah mau mulai lagi, tuh! Mending gue siap-siap aja dari pada ngeladenin elo yang nggak jelas, wkwk!" aku mendumal sebelum kembali bersiap-siap bersama dengan tim cheerleader.
Kembali ke formasi. Bersiap-siap untuk melakukan yell-yell dan semua gerakan-gerakan lain selain yang sudah dilakukan tadi. Tapi yell-yell teteeuup... "PANGERAN-PANGERAN BASKET PPB ...!!!"
* * *