bc

DARK ROMANCE

book_age18+
16.6K
FOLLOW
142.8K
READ
possessive
CEO
drama
tragedy
city
office/work place
coming of age
like
intro-logo
Blurb

Setelah Extra part 4, lanjut dengan sequel. Kisah anak Aldy & Melsa (Sean Zayandra Pratama)

[Warning konten 21++]

Menjalin kasih selama bertahun-tahun dan berharap sebuah pernikahan adalah hal yang diimpikan Melsa Ayudia. Namun, saat harapan itu akan menjadi kenyataan, tiba-tiba saja kenyataan pahit harus ia telan dalam-dalam, yaitu kekasihnya berselingkuh.

Memperjuangkan antara hidup, cinta dan keluarga. Semuanya terasa seperti drama untuk Melsa. Apalagi ia yang dibiasakan hidup mandiri sejak kecil benar-benar harus menghadapi cobaan hidup sendirian.

Sehingga takdir kembali mempertemukan Melsa dengan seorang pria yang dulunya sempat memperingati bahkan mengancamnya dengan lantang.

[“Jika takdir kembali mempertemukan kita, sebaiknya jaga ucapanmu. Karena kalau tidak, aku akan benar-benar membuktikan ucapanku barusan. Melumat bibirmu yang seksi ini!”] —Aldy Pratama—

Kehadiran Aldy ternyata tidak sampai disana. Pria yang selama ini sudah menyelidiki latar belakangnya, lantas memberinya sebuah penawaran. Yaitu menikah, namun bukan karena cinta, melainkan demi keuntungan bersama.

Melsa bisa bebas dari bulan-bulanan mantan kekasihnya, begitupun dengan Aldy yang bebas dari perjodohan yang telah dipersiapkan oleh ibunya.

Apakah Melsa akan menerima penawaran Aldy?

Lalu bagaimana Melsa akan menjalani hari-hari dengan pria menyebalkan seperti Aldy?

Simak kisahnya dalam novel berjudul "DARK ROMANCE"

Spin Off from When CEO Falls In Love

IG: ms.eadora

FB: Ms.EA

chap-preview
Free preview
Chapter 1 | Kepergok Selingkuh
*** Plaaakkk! "Menjijikkan!" Desis seorang perempuan, marah usai menghadiahi pipi kekasihnya dengan sebuah tamparan keras yang berasal dari telapak tangannya. Perempuan itu bernama Melsa Ayudia. Akrab disapa Melsa, berusia 27 tahun. "Mel, aku bisa jelasin…," Pria yang bernama Raditya, itu hendak membela diri, namun Melsa memotong cepat. "Apa?! Mau jelasin apa lagi, Dit! Kamu mau bilang kalau ini semua kecelakaan?!" Teriaknya sambil menunjuk wajah kekasihnya, Raditya. Melsa menarik pandangannya dari Raditya kemudian beralih pada seorang wanita yang sedang membungkus tubuh polosnya dengan selimut tebal. Wajah wanita itu pias, sebab habis kepergok oleh Melsa sedang bergulat panas dengan Raditya. "Kenapa harus dia, Dit?! Kenapa?!! Kamu tau dia sahabat aku! Kamu tau aku curhat tentang kamu tiap hari sama dia! Tapi kenapa kamu malah…" Sesak, sepertinya Melsa tidak sanggup meneruskan kalimatnya. Kenyataannya ini sangatlah menyakitkan untuknya. "Kamu nggak bisa nyalahin aku sepenuhnya, Mel! Aku seperti ini juga gara-gara kamu! Sudah berapa lama kita menjalin hubungan, tapi kamu terlalu menutup diri kamu! Kamu terlalu munafik, Melsa!" Raditya membentak. Pria itu mulai ikut tersulut emosi dan malah berbalik menyalahkan Melsa. Mendengar ucapan kekasihnya itu lantas membuat Melsa terkekeh muak. "Munafik? Kamu bilang kalau aku ini munafik? Oh, yeah!" Melsa menarik nafas dalam lalu menghembuskan dengan kasar. "Seharusnya aku tidak perlu marah saat memergoki mu seperti ini. Seharusnya dari dulu aku sadar kalau kamu nggak pernah tulus sama aku, kamu hanya mengincar tubuhku! Otakmu isinya hanya s**********n aja! Seharusnya aku sadar itu." Cecar Melsa sambil mengangguk pelan beberapa kali. "Baiklah. Aku rasa, tidak ada lagi yang perlu kita perdebatkan. Mulai sekarang, aku sudah putuskan kalau kamu bebas dengan hidupmu dan aku juga bebas dengan hidupku. Lakukan apapun sesuka hatimu." lanjutnya, pelan. Kemudian Melsa menggeser tubuhnya hendak berlalu pergi. "Melsa, dengarkan aku. Bukan begini juga caranya, Mel?! Kamu nggak bisa memutuskan hubungan kita secara sepihak seperti ini!" Raditya berusaha menahan Melsa. Pria itu tidak rela Melsa memutuskan hubungan mereka. Sementara dirinya sendiri tidak setia dsn malah berselingkuh dengan sahabat kekasihnya. "Kata siapa aku nggak bisa?! Ini buktinya! Aku bisa melakukan apapun, Dit! Kamu itu hanya seorang pacar yang bisa dengan mudahnya aku putusin. Kalau saja kamu sudah menjadi suamiku, juga tidak akan membuat ku sulit meninggalkanmu! Memangnya apa untungnya mempertahankan lelaki b******k dan tidak berguna seperti kamu! Aku tidak sudi menghabiskan sisa hidupku dengan lelaki seperti kamu!" desis Melsa seraya menepis kasar tangan Raditya saat hendak meraih lengannya. "Mulai sekarang, jangan pernah ganggu hidupku lagi. Aku nggak mau liat wajah sialanmu!" Melsa mundur selangkah kemudian memutar tubuhnya lalu melangkah keluar dari apartemen tersebut. "Melsa…!!!" Teriak Raditya, namun Melsa tidak menghiraukan. Perempuan itu terus melangkahkan kakinya pergi meninggalkan apartemen kekasihnya. Dalam langkah kakinya, Melsa membawa sebelah tangan lalu mengusap pelan air matanya. 'Haah! Kenapa harus dengan dia? Kenapa bukan wanita lain aja, Dit? Selama ini, aku seperti dibodohi.' Gumam Melsa dalam hati. Sakit rasanya dikhianati oleh sahabat sendiri. Dadanya sesak, ia tidak menyangka jika Raditya dan Cindy akan tega mengkhianatinya seperti ini. Padahal, malam ini tepat lima tahun Melsa dan Raditya menjalin kasih dan niat hati Melsa datang kemari karena ingin memberi surprise untuk Raditya. Melsa berniat akan merayakan lima tahun kebersamaan mereka di tempat ini. Namun apa yang dilihat oleh Melsa beberapa saat lalu begitu sangat melukai perasaannya. Salah satu teman dekatnya, bahkan bisa dikatakan jika wanita itu adalah sahabatnya yang bernama Cindy, ternyata tega mengkhianatinya. Melsa mendapatkan wanita itu di dalam kamar Raditya tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuhnya. Bukan hanya Cindy saja yang berpenampilan seperti itu, tetapi juga Raditya. Niat hatinya ingin memberikan surprise untuk Raditya, tetapi malah sebaliknya. Yang ada, Raditya dan Cindy lah yang memberinya kejutan. Kejutan yang tidak akan pernah Melsa lupakan seumur hidupnya. Yah, sudah lima tahun lamanya Melsa dan Raditya menjadi sepasang kekasih. Dan sebenarnya, Melsa sudah lama ingin menikah, namun sayangnya Raditya kurang peka dengan keinginannya. Lelaki itu selalu saja mengulur waktu dengan mengatakan nanti dan nanti. Sementara wanita juga butuh kepastian, termasuk juga Melsa. Raditya adalah tipe lelaki yang cukup agresif. Bahkan sudah beberapa kali Raditya merayu dan memohon supaya Melsa mau tidur bersamanya dengan iming-iming jika dia pasti akan bertanggung jawab dengan cara menikahi Melsa. Namun sayangnya, Melsa tetap dengan komitmennya kalau perempuan itu tidak akan mau melakukan hubungan intim jika bukan dengan suami sah nya. No s*x before marriage. Bahkan untuk berciuman bibir saja, bisa dikatakan hanya beberapa kali saja sempat mereka lakukan, sehingga membuat pria itu dengan perlahan muak terhadap Melsa yang dianggapnya terlalu munafik. Menurut Raditya, di jaman modern seperti ini, keperawanan tidak perlu dipertahankan lagi. Dan kebetulan Melsa sangatlah tidak sependapat dengan kekasihnya itu. Melsa sangat menjaga harga dirinya. Melsa sangat menjaga kehormatannya dan yang akan mengambil mahkota berharganya itu hanyalah pria yang kelak akan menjadi suaminya. . . Rooftop,. Setelah pertengkarannya dengan Raditya, ternyata Melsa tidak langsung pulang ke rumahnya. Perempuan itu masih di gedung apartemen Raditya dan saat ini Melsa memilih Rooftop sebagai tempat yang tepat untuk menumpahkan rasa sesak yang menghimpit di dalam dadanya. Melsa berdiri diatas dua tabako bekas yang tadinya ia susun supaya ia bisa melihat pemandangan indahnya kota Jakarta dimalam hari. Melsa melipat tangan didada dan terus memandang lurus ke arah depan. "Bunuh diri itu nggak akan bisa masuk surga, Mel." Deg! Melsa tersentak saat mendengar suara bariton seseorang. Tepatnya seorang pria yang saat ini berdiri tepat dibelakangnya. Melsa menoleh dan menatap pria itu dengan kening berkerut. "Fer? Ngapain disini?!" tanya Melsa pada lelaki itu yang ternyata adalah rekan satu kantor tempat ia bekerja. Lebih tepatnya lelaki itu adalah asisten CEO di perusahaan tempat dia bekerja, namanya, Ferdy. "Kamu yang ngapain? Malam-malam berdiri disini. Udah kayak orang patah hati aja." Timpal Ferdy kemudian mengulurkan tangan ke arah Mesla. "Turun. Nanti kamu jatuh dan patah tulang, Mel." Ujarnya. Melsa memutar malas kedua bola matanya. Namun begitu, Melsa tidak menolak uluran tangan Ferdy. Melsa mengulurkan tangannya, menyambut tangan Ferdy dan menerima bantuan dari temannya itu. Dan kebetulan, jika diluar kantor seperti ini, Melsa cukup dekat dengan Ferdy. "Kamu ngikutin aku, Fer?" Tanya Melsa. "Dih, Mel … Mel…! Selain galak, kamu juga percaya dirinya tinggi sekali ya." Balas Ferdy. Melas mendengus. "Aku nanya, Fer..!" Ferdy terkekeh kemudian membalas, "Jangan lupakan kalau di gedung ini ada unit apartemenku. Seharusnya aku yang curiga sama kamu. Kamu stalking aku?" Tanya Ferdy dengan kedua mata memicing. "Dih! Pede sekali anda!" ketus Melsa sehingga tak ayal membuat Ferdy tergelak lalu melepas tawa. Mesla melempar pandangan ke arah lain ketika rasa nyeri di hatinya kembali dirasakan. Ferdy menatap lekat, meskipun pencahayaan yang minim, tetapi ia masih bisa melihat wajah Melsa dengan jelas. Perempuan ini jelas sedang bersedih, pikir Ferdy. "Ada masalah?" tanya Ferdy. Melsa menoleh, menatap Ferdy kemudian menggeleng pelan. "Nggak ada, Fer. Aku hanya bosan." jawabnya berbohong. "Habis ketemu pacar?" lagi, Fredy kembali bertanya. Ferdy juga kenal dengan Raditya, sebab tak jarang pria itu menjemput Melsa saat pulang kantor. "Mantan pacar, Fer." gumam Melsa. Ferdy menatap dengan kening berkerut lalu membawa tangannya meraih lengan kiri Melsa, "Sini. Kita duduk disana, biar enak ngobrolnya." kata Ferdy sambil melirik pada bangku tua diujung sana. Melsa tidak menolak dan ikut melangkah bersama Ferdy menuju bangku tua itu. Setelah mereka duduk berdampingan, Ferdy memiringkan tubuhnya sambil menatap wajah Melsa. "Jika berkenan, kamu boleh cerita, Mel." ujar Ferdy membuka suara. Melsa menoleh, sejenak, perempuan itu menarik nafas lalu menghembuskannya dengan perlahan guna mengusir rasa sesak dalam dadanya. "Niat aku kesini karena ingin kasih Radit surprise. Tapi, malah aku yang surprise-in." ujar Melsa sambil menatap wajah Ferdy. Sepersekian detik, Melsa menarik pandangannya dan kembali menatap lurus ke arah depan lalu melanjutkan. "Dia tidur dengan perempuan lain, Fer. Dan lebih menyedihkannya lagi, aku melihat sendiri mereka berpelukan dengan tubuh sama-sama telanjang." lanjutnya mulai menceritakan apa yang beberapa saat lalu ia saksikan. Sedangkan Ferdy, pria itu tertegun saat mendengarnya namun ia tetap diam, membiarkan Melsa menumpahkan rasa sesak. "Aku rasa, aku sudah buang-buang waktu selama ini. Aku menghabiskan waktu lima tahun dengan pria seperti Radit." keluh Melsa. Sejenak, Ferdy mendesah pelan lalu membuka suara, "Itu artinya dia nggak layak buat kamu, Mel. Bersedih wajar dan boleh-boleh saja. Namanya juga orang yang pernah kamu sayang. Tapi, seharusnya kamu patut bersyukur karena Tuhan memperlihatkannya secara langsung dan yang terpenting kamu belum menjadi istrinya. Tanpa perlu kamu cari tahu, tanpa perlu kamu bertanya-tanya pada orang-orang, Tuhan memberimu kesempatan untuk mengetahuinya dengan mudah. Meskipun sakit rasanya, kamu harus bersyukur karena pada akhirnya kamu bisa lepas dari pria semacam itu. Kamu bayangkan saja bagaimana kalau tadinya sudah menjadi suamimu? Bukankah jauh lebih baik kamu tahu kejadian ini sekarang?" ujar Ferdy panjang lebar. Melsa mengangguk pelan, setuju dengan apa yang disampaikan oleh temannya ini, "Iya, kamu benar. Aku memang harus banyak-banyak bersyukur. Dan aku yakin, rasa sakit Ini hanya akan sebentar." timpal Melsa seraya beralih menatap Ferdy. "Aku hanya masih kaget aja, Fer." lanjutnya, pelan. "It's ok. Itu normal dan wajar saja terjadi." timpal Ferdy. Melsa kembali menarik pandangannya dari Ferdy kemudian menatap lurus ke arah depan sambil mendesah pelan, mengusir rasa sesak yang belum kunjung pergi. 'Yeah … seharusnya aku bersyukur. Bukan bersedih seperti ini. Aku harus ikhlaskan waktu lima tahun ku yang terbuang sia-sia.' batin Melsa dalam diam. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook