bc

Legend Of The Queen (Bahasa Indonesia)

book_age12+
195
FOLLOW
1.0K
READ
powerful
queen
drama
bxg
brilliant
icy
ambitious
royal
enimies to lovers
wife
like
intro-logo
Blurb

Eilaria Velyns. Sebelumnya ia menjadi penerus keluarga bangsawan Velyns yang berada di posisi Marquess. Keluarga Velyns adalah salah satu pilar pendukung Raja, namun semuanya berubah saat ayahnya mendengear rahasia jika Raja diam-diam ingin memusnahkan keluarga bangsawan Velyns dari tanah Norvenia.

Untuk mencari perlindungan dari rencana Raja, Eilaria terpaksa mengambil keputusan untuk mengikuti pemilihan Grand Duchess Aldrich. Menjadi istri seorang bangsawan dengan gelar Grand Duke, Arthur Aldrich, musuh utama Raja. Karena Raja mulai menjalankan kewajiban takhtanya dengan tidak jujur dan suka melindungi pejabat yang korupsi, rakyat menjadi sangat menderita. Eillaria dan Arthur, bekerja sama untuk merebut takhta! Dapatkah mereka merebut takhta Raja dan Ratu Norvenia?

chap-preview
Free preview
Pemilihan Grand Duchess Velyns
"Seluruh nasib Bangsawan Aldrich bergantung pada kamu, Eilaria." Axton Aldrich kepala keluarga atau Tuan besar keluarga Velyns yang menyandang gelar Marquess Velyns menempatkan tangan kanannya di atas pundak Eilaria.   "Sayang, kamu harus percaya diri. Ingat, kamu adalah Lady Marquess Velyns." Margaret Velyns, nyonya besar keluarga Velyns yang pastinya menyandang gelar Marchioness Velyns, menggenggam hangat tangan Eilaria.   Eilaria tersenyum hangat. "Ibu dan Ayah tidak perlu khawatir, Eilaria pasti akan mendapatkan gelar Grand Duchess Aldrich."   Axton tersenyum tipis. "Ayah doakan." Kemudian pria setengah baya itu menggeser tatapannya ke arah pintu kereta kuda. "Cepat segera kamu berangkat sebelum terlambat."   Saat Margaret mendengar ini, tangisnya seketika pecah dan segera memeluk Eilaria. "Eilaria, kamu harus berjanji untuk baik-baik saja."   Eilaria tersenyum lagi, tangan kanannya terangkat untuk mengusap punggung Margaret. "Ibu, Eilaria bukan lagi anak kecil. Eilaria adalah putri Marquess Velyns, sudah menjadi kewajiban Eilaria untuk membantu ayah mempertahankan keluarga Velyns dari musuh."   Setelah itu, Eilaria langsung melepaskan pelukannya dan naik ke kereta kuda dengan lambang keluarga Velyns. Hal ini dia lakukan agar ibunya tidak semakin merasa berat untuk melepaskannya.   Axton yang melihat kereta kuda Eilaria telah berjalan maju segera membalikkan badan dan menunduk. Diam-diam air mata pria itu keluar karena perasaan tidak rela menusuk hatinya.   Margaret merasakan kakinya lemas, wanita setengah baya itu jatuh duduk di tanah dan menangis sambil terus mengucapkan nama Eilaria. Axton yang menyadari istrinya jatuh duduk di tanah sambil menangis segera berbalik kembali dan menarik lembut Margaret ke pelukannya. "Eilaria bukan gadis manja lagi, dia sudah dewasa. Bahkan jika dia tidak mengikuti pemilihan Grand Duchess Aldrich, anak manis itu tetap akan menikah."   *   Sesampainya Eilaria di kediaman Grand Duke Aldrich, dirinya segera masuk ke dalam dengan dituntun oleh salah satu pelayan wanita di sana.   "Lady Velyns, ini adalah kamar anda. Untuk sementara para calon diperbolehkan untuk menikmati fasilitas kediaman Grand Duke dengan santai sampai Grand Duke kembali."   Eilaria yang mendengar ini segera bertanya dengan pelayan wanita itu,"Grand Duke sedang tidak ada di sini? Lalu di mana dia?"   "Grand Duke saat ini masih berada di kota Druznia, diperkirakan Grand Duke akan tiba kembali di ibu kota setelah dua hari ke depan," Jawab pelayan itu.   Eilaria mengangguk pelan. "Baiklah, kamu boleh pergi."   Pelayan itu segera mengangguk, sebelum pergi dia membungkuk kepada Eilaria. Namun saat hendak keluar pintu, Eilaria menghentikan dia.   "Tunggu."   Pelayan wanita itu segera menoleh dan menjawab lembut serta sopan,"Apa ada sesuatu lagi, Lady?"   "Beritahu saya siapa saja yang mengikuti pemilihan ini," Jawab Eilaria sembari duduk di sofa empuk.   Pelayan wanita itu segera mengingat-ingat setelah itu menjawab,"Lady Viscount Lynx, Lady Marquess Robert, Lady Earl Ingrid, dan anda, Lady Marquess Velyns."   Eilaria mengangguk pelan. "Kamu boleh pergi."   Setelah pelayan wanita itu pergi, Eilaria menatap dingin ke arah jendela. Yang mengikuti pemilihan ini hanya keluarga bangsawan dari Marquess dan Earl, Baron tidak ikut serta, mungkin karena Baron terlalu rendah untuk Grand Duke. Tetapi jika Aldrich adalah keluarga Duke biasa, mungkin bangsawan tingkat Baron masih berani. Padahal Baron masih salah satu empat bangsawan besar di kerajaan Novernia, mungkin karena Tuan Baron takut jika putrinya ditindas oleh persaingan kelas atas ini?   Eilaria menghela napas gusar, kehidupan sulitnya akan dimulai setelah Grand Duke Aldrich kembali. Entah bagaimana dan apa yang nanti bisa dia lakukan, Eilaria harus berhasil menjadi Grand Duchess Aldrich demi keluarga Velyns.   *   "Yang mulia Grand Duke, anda harus kembali besok. Tolong jangan berkeliaran kemana pun!" Alex menasihati tuannya.   Arthur Aldrich melirik dingin Alex. "Saya tahu, kamu tidak perlu terlalu cerewet. Alex, untuk saat ini kamu tolong menyamar menjadi saya, saya harus keluar karena ada sesuatu yang harus diurus."   Alex yang mendengar ini melotot kaget. "Grand Duke! Bagaimana mungkin?!"   Arthur menatap kesal ke arah Alex. "Kamu menyamar agar mata-mata Raja tidak menyadari jika saya keluar, dan saya harus menemui Noblessiva untuk membahas sesuatu. Jika tidak kita tindak sekarang, maka Raja akan membunuh kita di kota Druznia ini."   Alex menghela napas. "Baiklah, anda boleh pergi. Grand Duke, tolong hati-hati, usahakan hindari masalah besar di luar, sihir anda saat ini tengah melemah."   Arthur mengangguk singkat, segera dia memakai mantel hitam dan melompat dari jendela.   Alex terus membungkuk, dirinya kembali tegak setelah Arthur pergi. Alex segera menjentikkan jarinya dan segera penampilannya berubah menjadi Arthur.   *   Eilaria kini tengah berdiri di atas balkon kamarnya. Lalu Zia, pelayan pribadi setianya datang mendekat sembari membisikkan,"Lady, Lady Marquess Robert ingin datang menemui anda."   Eilaria melirik dingin, kemudian dia tersenyum dangkal. "Persilahkan dia masuk, jika aku mengusir Anabella wanita itu pasti akan membuat keributan."   Zia mengangguk pelan, kemudian dia segera berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu untuk Anabella.   "Eilaria," Suara Anabella memanggilnya.   Saat Eilaria menoleh, Anabella sudah berdiri di belakangnya.   "Kamu mengikuti pemilihan Grand Duchess?" Tanya Anabella dengan senyum tipis, pancaran mata wanita itu memancarkan cemoohan.   Eilaria menjawab acuh,"Menurut kamu aku di sini sedang apa? Berkemah?"   Anabella mengangkat alis kirinya, hal ini merupakan kebiasaannya saat marah.   "Aku tidak akan segan menyingkirkan kamu, keluarga bangsawan Robert juga di posisi Marquess!" Ujar Anabella yang membuat senyum sakarstik.   Eilaria menyunggingkan senyum dingin. "Namun Ratu Norvenia sebelumnya adalah adik perempuan dari kakekku. Jangankan kamu, bahkan Raja dan Grand Duke masih harus memperlakukan Marquess Velyns dengan sopan!"   Anabella tersenyum sinis. "Kalau begitu, ayo kita bertanding! Tunjukkan siapa yang pantas berada di samping Grand Duke Aldrich."   Eilaria merasa jengah, untuk apa bertanding dengan Anabella? Yang menentukan siapa yang akan menjadi Grand Duchess Aldrich adalah Grand Duke Aldrich! Bukan dia.   Melihat Eilaria hanya diam membuat Anabella tersenyum sinis lagi. "Kamu takut? Seorang putri Marquess mengikuti pemilihan Grand Duchess? Eilaria, berhenti bersaing denganku, kamu bisa menjadi Ratu Norvenia di masa depan."   Eilaria menaikkan alis kirinya. "Untuk apa? Mengapa tidak kamu saja yang menjadi Ratu masa depan Norvenia?"   Anabella,"karena aku tidak ingin, aku hanya ingin menjadi Grand Duchess!"   Eilaria tertawa ringan, dia berjalan masuk dan duduk di sofa empuk. "Untuk apa aku mengambil sesuatu yang tidak kamu inginkan?"   Anabella mengepalkan tangannya sembari menahan emosi, lalu dia berjalan masuk mengikuti Eilaria dan berdiri di depan Eilaria.   "Keluarga Velyns adalah pihak Raja, siapa yang tidak tahu jika Raja dan Grand Duke Aldrich memiliki hubungan buruk? Eilaria, kamu dikirim kemari pasti atas perintah Raja. Aku tidak akan membiarkan kamu menyakiti Grand Duke Aldrich!" Anabella berhenti sejenak kemudian melanjutkan,"Jika bukan karena Raja, mungkin karena keluarga Velyns diam-diam sedang dalam masa tenggang? Apa Raja mau mendepak keluargamu?" Bibir tipis Anabella yang menggoda tersenyum.   Saat mendengar ucapan Anabella yang menyebalkan, Eilaria menembakkan tatapan dingin. "Tahu apa kamu tentang keluarga Velyns? Jika kamu bertanya tentang alasan, maka alasanku sama denganmu. Aku, mencintai Grand Duke Aldrich!"   Anabella melotot marah, lalu dengan nada membentak Anabella berkata,"Eilaria! Aku sarankan kamu tidak bersaing denganku!"   "Anabella! Maka aku menasihatimu untuk tidak menghalangi jalanku!" Balas Eilaria dengan nada yang sama tinggi.   "Kalau begitu, mari bersaing! Kamu tidak mau mengalah begitu pun juga aku. Siang ini, di lapangan kita bertanding memanah!" Lalu Anabella pergi dengan mata tajamnya.   Eilaria menatap punggung Anabella dengan dingin, lalu dia segera melirik Zia. "Persiapkan baju olahragaku."   "Baik."   *   "Apakah kamu sudah dengar? Lady Marquess Velyns dan Robert akan bertanding memanah di lapangan!"   "Lapangan? Bukankah ini kediaman Grand Duke Aldrich? Bagaimana mungkin mereka sebebas itu?!"   "Aish, biarkan saja, lagi pula mereka berdua adalah bangsawan yang menempati posisi Marquess! Bagaimana jika salah satu dari mereka terpilih menjadi Grand Duchess Aldrich?"   "Namun kan tetap saja agak-"   "Shutt, sebaiknya kamu diam jika masih ingin hidup."   Eilaria dan Anabella berdiri di tempat mereka masing-masing. Rambut pirang Eilaria dikepang, sedangkan rambut merah Anabella dikuncir kuda biasa.   Saat ini mereka semua menjadi tontonan untuk para pelayan dan calon Grand Duchess lain.   Salah satu tukang kebun tertarik untuk melihat, namun saat dia hendak berbalik dia terkejut melihat pria tampan berdiri tegak di belakangnya.   Saat mengenali wajah pria itu, sang tukang kebun segera membungkuk. "Grand Duke!"   Arthur hanya mengangguk singkat, kemudian dia tiba-tiba bertanya,"Siapa perempuan yang berambut pirang itu?"   Sang tukang kebun menoleh ke belakang dan menjawab,"Apa yang memakai gaun merah muda?"   Arthur menggeleng pelan. "Bukan, yang satunya, yang memegang anak panah."   Tukang kebun itu mengangguk dan menjawab,"Oh, itu adalah Lady Marquess Velyns, Duke!"   Alis kiri Arthur terangkat, bersamaan dengan Alex yang menampilkan wajah terkejut.   "Kamu boleh pergi," Ujar Alex mewakili Arthur.   Arthur tersenyum tipis. "Sebuah kejutan besar, keluarga Velyns mengirim putri mereka ke saya?"   Alex,"Pasti ada sebuah konspirasi."   Arthur masih tersenyum tipis. "Bubarkan mereka, perintahkan mereka untuk menuju ruang kerja saya segera. Pemilihan akan dimulai sekarang tanpa tes."   "Baik."  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook