bc

Tanpa restu

book_age16+
14
FOLLOW
1K
READ
BE
brave
tragedy
bxg
office/work place
disappearance
like
intro-logo
Blurb

Hubungan yang sudah terjalin dua tahun antara Aily dan Prama terpaksa harus renggang karena tidak adanya restu dari orang tua. Di tengah renggangnya hubungan itu, datang orang-orang dari masa lalu masing-masing yang mengisi kekosongan hati keduanya.

Lalu akan bagaimanakah ke depannya hubungan Pramana dan Aily?

chap-preview
Free preview
Anniversary dan publikasi hubungan
Seorang gadis dengan gaun cantik selututnya memasuki sebuah restoran mewah yang cukup sepi. Dia adalah Aily, gadis berusia 25 tahun, yang memiliki wajah cantik, dia belum menikah tapi sudah memiliki pacar yang hubungannya sudah dua tahun, tepat. Dan sekarang dia akan bertemu dengan kekasihnya itu. Aily mengedarkan pandangannya ke seluruh restoran yang tampak sepi, dia juga baru datang seorang diri, tanpa kekasihnya. “Pram kenapa suruh duluan sih, mana dia belum datang,” ujar Aily yang bingung karena kekasihnya, Pram, menyuruhnya untuk datang lebih dulu, sendiri. Aily duduk di salah satu kursi yang sudah ditunjukkan oleh resepsionis tadi, mengingat Pram sudah me-reservasi meja di restoran ini. “Restorannya juga sepi banget, kenapa sih,” gumam Aily yang merasa aneh dengan situasi di restoran. Sangat sepi, hanya ada beberapa orang di ruangan yang cukup luas itu. Aily mengambil handphone di tasnya, lalu menelepon Pram, dan setelah menunggu beberapa detik telepon itu ditolak. “Ih, kok?!” Aily kesal, di harinya yang bahagia ini Pram justru malah membuatnya kesal. Iya, keberadaan Aily di restoran ini alasannya adalah karena dia dan Pram ingin merayakan anniversary mereka, keduanya sudah berpacaran dua tahun, dan tepat hari ini perayaannya. Aily menghela nafas, dia tidak boleh emosi, ini adalah hari yang spesial, jadi dia lebih memilih untuk menunggu saja. “Mungkin lagi di jalan,” ujarnya berusaha berpikir positif. Tapi setelah waktu berlalu lima belas menit, Pram tak kunjung datang. Mata Aily berkaca-kaca, tangannya mengepal kesal. “Ish! Dia bohongin gue? Kesal banget, kenapa sih, bukannya malah senang di hari anniversary, malah!” ujar Aily dengan suaranya yang bergetar, dia cukup sakit hati karena dibohongi seperti ini, mana Pram tidak ada kabar, jika saja pria itu meneleponnya pasti dia tidak akan berpikir yang tidak-tidak, tapi ditelepon saja malah tidak diangkat. Aily menghapus air matanya yang tiba-tiba saja turun, dia sangat sensitif saat ini. Mengambil tas, dan berdiri hendak pulang, tapi langkahnya terhenti saat lampu restoran tiba-tiba padam. “Astaga!” Aily mundur beberapa langkah, dia meraba-raba di sekitarnya, mencari sesuatu untuk dipegang, jujur dia takut. “Ya ampun, kenapa malah mati lampu sih?” ujar Aily kesal. “Mas, mbak, ini kenapa ya mati lampu? Halo!” Aily berteriak, namun tidak ada yang menanggapinya sama sekali, ke mana orang-orang yang ada di sana? Kenapa semuanya mendadak hilang? “Takuy, mama.” Aily memanggil mamanya, hal yang selalu ia lakukan saat takut. Dia berjongkok dan menangis tergugu, tapi tangisnya berhenti saat ada secercah cahaya yang menerangi satu titik di depannya. Aily berdiri, dia menyipitkan matanya. Ini aneh! “Siapa di sana?” tanya Aily, tidak ada jawaban, sampai akhirnya ada seorang pria yang maju dan berdiri tepat di bawah sinar lampu tersebut. Di tangannya membawa sebuah buket bunga, dia Pram. Pramana, kekasih Aily yang sudah ditunggu. “Mas?” panggilnya ragu. Ya Tuhan, ada apa ini? Pram tampak tampan dengan kemeja berwarna merah tua dengan dibalut jas hitamnya, dia berjalan menghampiri Aily, dan lampu itu terus mengikutinya ke mana pun saat ia berjalan. “Happy anniversary, my little princess,” ujar Pram setelah sampai di depan Aily. Gadis itu diam tidak bisa berkata-kata, Aily mengambil bunga yang disodorkan oleh Pram, dan memeluk kekasihnya itu. Menurutnya ini adalah perayaan anniversary ter-romantis. Dulu saat perayaan pertama, mereka hanya melakukannya secara sederhana, bahkan tidak ada makan malam, hanya lewat pesan karena saat itu keduanya sama-sama sibuk. Pramana, atau sering dipanggil Pram, seorang pria berumur 26 tahun, teman sekantor Aily yang sudah dua tahun ini menjadi kekasih Aily. “Sebentar.” Pram melepaskan pelukan Aily, membuat gadis itu mengernyit bingung. “Kenapa, Mas?!” Aily berujar kaget saat Pram tiba-tiba berjongkok di hadapannya, Aily menutup mulutnya tak percaya. Tangan Pram mengambil sesuatu di saku celananya, yang ternyata adalah kotak beludru berwarna emas, dan dibukanya kotak itu, yang ternyata isinya adalah sebuah cincin berlian. “Aily Mawardi, aku tahu ini terlalu cepat, dua tahun kita pacaran dan menurut aku itu udah lama buat kita saling mengenal, jadi sekarang aku mau bilang maukah kamu menikah denganku?” Aily speechless, dia diam masih tidak percaya dengan hal ini. Pram yang masih berjongkok pun tersenyum, menutupi kegugupan dan ketakutannya akan ditolak oleh Aily. “Terima! Terima! Terima!” Tiba-tiba saja lampu restoran kembali menyala, dan muncul banyak orang di sana. Ternyata oh ternyata, Pram sudah merencanakan semua ini, ini benar-benar mengejutkan! Pram mengangguk meyakinkan Aily, dalam hati dia berdoa, apalagi Aily yang menjawab sangat lama. “Please,” ujarnya dalam hati. Aily melepaskan bekapannya, dan mengangguk cepat. Hal itu membuat semua orang yang menonton berseru senang, juga si pelamar, Pram. Pria itu langsung berdiri dan memakaikan cincin di tangan kekasihnya. Keduanya lalu kembali saling memeluk. “Makasih, aku kira selama ini kamu cuma main-main sama aku, ternyata kamu lamar aku,” ujar Aily di pelukan kekasihnya, dia mengangkat tangannya yang berhiaskan cincin yang diberikan Pram. Pram terkekeh, dia melepaskan pelukannya. “Sama-sama sayang, aku gak mungkin kayak gitu. Sedangkan jalin hubungan sama kamu aja aku niatin satu tahun sebelum kita pacaran,” ujar Pram dengan lembut. Pram mengecup punggung tangan Aily. “Mas mau, besok kita umumin hubungan kita sama teman-teman kantor dan orang tua kita,” ujar Pram. Karena selama dua tahun hubungan ini, yang mengetahuinya hanya mereka berdua. Pram dan Aily memiliki backstreet, alasannya adalah karena di kantor tempat mereka bekerja melarang adanya hubungan cinta di antar karyawan, kalau masalah orang tua, dari kemarin mereka memang tidak seserius itu. Aily menatap khawatir Pram, ia sedikit kurang setuju. “Tapi mas–” “Sstttt. Gak ada penolakan, setelah kita nikah, kamu harus resign, jadi gak masalah kalau kita publikasi hubungan kita ini,” ujar Pram memotong perkataan Aily. Untuk saat ini, dia akan bersikap egois, dari pada terus menuruti Aily yang selalu takut untuk mempublikasikan hubungan mereka dengan alasan takut dipecat. Aily menghela nafas dan mengangguk saja. *** Besoknya, saat jam makan siang, Aily mengajak teman sedivisinya untuk makan siang bareng, sekaligus mengumumkan hubungannya dengan Pram. “Eh, Eh, tumben nih anak satu mau traktir,” ujar salah satu teman Aily, Reval. Dia tidak berbohong, karena Aily itu orangnya pelit menjerumus ke hemat, mengingat dia yang sudah menyicil rumah, jelas saja Aily jarang mentraktir teman-temannya. Temannya yang lain, ada Gian, Siti, dan Reina pun mengangguk menyetujui. Hal itu membuat Aily menyengir malu. “Ya karena sekarang gue juga ada yang mau diumumin,” ujar Aily membuat teman-temannya saling lirik. “Apaan?” tanya Siti. Aily meliriknya sembari tersenyum, dia ingin memberi tahunya sekarang, tapi dia harus menunggu seseorang datang. “Kita tungguin dulu seseorang,” ujar Aily misterius, membuat teman-temannya itu bingung setengah mati. “Oh iya, gue boleh pesan makan sekarang ‘kan?” Reina angkat bicara, dia memegang perutnya lapar. Aily seketika tertawa. “Yoi, pesan sekarang, terserah mau makan yang mahal apa yang mana, sekarang gue lagi baik,' ujarnya membuat Siti, Gian, Reina dan Reval heboh dan memesan makanan. Aily melirik jam tangannya, lalu melihat ke arah kantor yang berada di seberang restoran. “Mas Pram ke mana sih?” gumamnya dalam hati, dia terus melihat hingga saat matanya menangkap sosok tampan yang baru saja keluar dari perusahaan, senyumnya langsung cerah. Berbeda dengan Aily, teman-temannya malah sibuk mengambil makanan-makanan yang mereka pesan. Heboh sekali, seperti sudah satu tahun tidak bertemu makanan. “Eh ini punya gue!” “Punya gue itu woy yang mahal!” “Halah, udah ini aja. Yang ini buat si Aily yang traktir!” “Permisi.” Kehebohan itu seketika terhenti saat seseorang datang menghampiri, semuanya menoleh dan mendapati Pramana yang datang. Mereka langsung berdiri dan menyapa sopan, Pramana ini jabatannya di atas mereka, jadi mereka hormati. Aily diam-diam menahan tawa melihat perubahan pada sikap teman-temannya itu. “Dasar,” cibirnya dalam hati. Siti selaku member paling tua langsung berbicara. “Ada apa ya pak Pram datang ke meja kami? Apa ada perlu pak? Ada yang bisa kita bantu?” ujarnya sopan. Pramana tersenyum tipis, dia menggeleng membuat yang lainnya mengernyit bingung. Lantas apa tujuan bos mereka itu menghampiri? Sekiranya itulah yang ada dipikiran keempat orang itu. Aily yang merasa sudah saatnya berbicara langsung berdiri. Dia berdehem kecil. “Guys,” panggilnya membuat semua orang di meja itu menoleh. “Lo semua tadi tanya kan sama gue apa tujuan gue ajak kalian ke sini?” Semuanya mengangguk kecuali Pramana. Aily tersenyum malu-malu, dia merangkul lengan Pramana di depan teman-temannya itu membuat mereka kaget. “Ly, jangan bilang?” Gian terkejut, dia tidak bisa melanjutkan perkataannya yang sudah curiga akan hal ‘itu’. Pramana mengangguk, dia menggenggam tangan Aily di lengannya. “Iya, saya dan Aily pacaran, kami sudah berhubungan dua tahun, dan sekarang kami mau umumkan ke kalian,” jawabnya dengan tegas dan lugas. “What?!” *** Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook