Chapter 72

1104 Words

*** Setelah cukup lama Aga mematung, dia bahkan tidak peduli jika anaknya membentak dan memarahinya, tapi apa katanya tadi? Papa? Dia tidak percaya anaknya, Excel memanggil papa kepadanya, dan dari mana anak sekecil ini tahu? Oke, buatlah memang anaknya sudah besar, tapi pemikiran dewasa itu dari mana datangnya, dia menatap sendu anaknya, tidak menyangka, anak yang tidak dilihatnya sejak kecil, bahkan terhitung memang awalnya diabaikan, sudah menjadi anak yang pintar, baik, pahlawan buat mamanya, imut, dan lucu. Kenapa baru sekarang dia sadar, kalau anak yang dulu tidak dianggapnya justru memberikan kesan tersendiri bagi dia, yang seoramg ayah? "Ex—cel?" Excel yang dari tadi melihat papanya diam saja, sebenarnya sedikit takut dan panik. Sebab, dia juga tidak terlalu dari hati membentak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD