I'm Your AppleUpdated at Nov 23, 2021, 10:26
"Mungkin… kau dibuat bingung dengan orang yang namanya sama," cakap Aksa sambil mengepalkan tangan, lelaki itu berusaha mati-matian menahan emosi.
"Atau… atau dokumennya tertukar!" Sambungnya, dan tanpa aba-aba, Aksa mencob meraih setumpuk dokumen yang berada di atas meja. Namun, tangannya segera ditepis oleh seorang lelaki yang duduk berhadapan dengannya. Lelaki tua dengan berbalut jas putih serta kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Singkirkan tanganmu!" Perintahnya, "Lagi pula kau tak akan mengerti, ini istrimu!"
"Kenapa kau mengatakan semuanya padanya?!" Geram Aksa.
"Aku seorang Dokter. Dia butuh waktu untuk bersiap dengan apa yang akan menimpanya."
"Kau yakin dengan itu?"
"Tentu!"
"Benarkah? Sepenuhnya yakin?" Cecar Aksa, bahkan kali ini ia sampai bangkit dari duduknya, mencondongkan diri ke arah sang dokter yang masih terduduk di kursinya. Lelaki sedingin dan seapatis Aksa, kali ini dibuat panik, takut sekigus bingung bukan kepalang.
"Jika tak percaya padaku bawa saja ke dokter lain!"
Brakkk!
Detik berikutnya amarah Aksa tak lagi tertahankan, lelaki itu menggebrak meja serta menyerang dokter yang ada di hadapannya, menarik kerah jas putihnya, menyeret serta membenturkan tubuh sang dokter ke tembok yang ada di belakang.
"Kau sudah gila? Ada apa dengan dirimu?!" Geram sang dokter, "ini rumah sakit!"
"Apa kau yakin? Kau benar-benar yakin dengan apa yang kau lakukan?!" Cecarnya lagi sembari terus menekan lengan kanannya pada leher sang dokter. Seorang perawat pun dengan sigap menerobos masuk begitu ia mendengar keributan dari dalam ruangan, berusaha melerai dengan menahan tangan Aksa.
"Istrinya juga meninggal karena penyakit itu," ujar sang perawat, membuat Aksa lantas tersentak, pun seketika melepaskan cengkramannya dan mundur beberapa langkah.
"Dan dia menghabiskan hidupnya untuk meneliti penyakit tersebut."
"Terima kenyataannya, kau tidak akan bisa mengubahnya." Kata sang dokter sembari merapikan kembali jas putihnya.