❝ Hidup bukan tentang mengalahkan siapa pun.
Hidup tentang mendapatkan kedamaian dihati. ❞
ㅡTere LiyeᆞPulang
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
。✦ ° ○ ᴡ ᴇ ʟ ᴄ ᴏ ᴍ ᴇ ᴇ v ᴇ ʀ ʏ ᴏ ɴ ᴇ ○ ° ✧ 。
call me whatever you want
but, may I call you Fellaws?
Great! Hope you guys enjoy my stories
dankiees♡
Drake Cooper punya insting. Dia sudah curiga tapi, tak punya cukup bukti. Not yet maybe.
Karena saat Winter Ball dilaksanakan, Drake mendapatkan apa yang ia mau. Sebuah bukti gila yang ikut menjeratnya. Drake memang salah langkah dan tempat tapi, dia mendapatkan buktinya. Sekarang hanya tinggal bagaimana Drake mengatakan semua itu tanpa perlu mengatakan faktanya secara penuh. Ia tetap tidak ingin ikut terjerat.
Saat Drake menemukan bahwa lehernya mungkin tidak lagi aman dan teriakan itu menghantuinya.
Caramel Daniel tidak suka keramaian. Menjadi tersangka utama malah semakin membuat rencana hidup damainya berantakan. Namun dia tidak bisa mengelak, dirinya selalu berada di sana. Pada setiap crime scene. Menatap kawat merah dingin itu.
Tak punya banyak waktu untuk merasa takut. Caramel bahkan tak sempat berteriak. Tak sempat untuk kabur. Dia hanya bisa menghubungi 911 dan poof . . . Drake Cooper ada di belakang lehernya.
ㄴ Watch your neck, keep it save. The silver string might have coiled it. Ensnare it and take your soul. ㄱ
❝ 忘れないでね ❞
Sudah cukup merasa pusing dengan pekerjaannya, Dalan berharap dia tidak perlu dipusingkan lagi dengan hal lain. Sayang sekali, permintaan Dalan tidak pernah benar-benar terkabul. Hari itu, Dalan harus bertemu dengan seseorang, pria yang menjadi penanggung jawab proyek besarnya kali ini. Dalan tidak suka dengan pria itu, terlalu berisik dan ingin tahu. Kalau bisa dia harus pergi jauh-jauh. Sayangnya, pria itu sepertinya bukan orang yang mau ditendang pergi. Allan bukan orang yang bisa menjauh begitu saja.
Calla, tidak pernah membayangkan akan jadi seperti itu. Teman masa kecilnya menjadi begitu tidak kenal dengan dirinya. Padahal dia adalah satu-satunya alasan Calla untuk terus bertahan dengan hidupnya yang runyam. Tanpa dia, mungkin Calla sudah lama mati.
Akankah Dalan bisa menjauh dari pria itu? Atau dia harus kalah dan Allan bisa mengetahui apa yang Dalan selalu sembunyikan? Apakah Calla akan benar-benar mengakhiri hidupnya nanti? Atau temannya itu akan mengingatnya lagi?
- pict : pexels-nappy-935964
- font : Stanton ICG, PufficlaudeBT-Regular
❝ Kau salah memasukinya, bahkan lebih salah lagi saat dirimu terjerat pada candu pesonanya. Dirimu hanya akan hancur dalam hitungan detik. Atau kemungkinan, kau terlindungi dengan bergantung padanya. ❞
* * *
Alana mungkin tidak akan pergi jika ayahnya tidak menekan gadis itu. Alana mungkin tidak akan tertembak karenanya. Alana mungkin tidak akan terluka separah itu dan terjebak dalam simulasi neraka. Tapi, gadis itu tidak menyesali segalanya. Karena dengan kebencian itu. Tekanan itu. Tembakannya. Dan seluruh darah yang menguar. Dengan seluruh kegilaan yang menimpanya dalam semalam. Alana tidak akan bertemu dengan sepasang mata kematian. Warna pekat yang menghipnotisnya. Dengan wajah aristokrat dinginnya. Dengan kata-kata yang menusuk. Dan dengan masalah yang timbul setelahnya. Masalah yang menyebar secara luas. Masalah yang memberikan ujung mengerikan. Dengan sang malaikat kematian, Azael.
Bisakah dia keluar dari kegilaan ini?
* * *
- pic : pixabay-califortuna
- font : mantika informal pro regular & corsiva
❝ Aku selalu memilih sisi terbaik. Meskipun begitu, tetap akan ada manusia yang memandang sebagai sisi terburuk. Lalu, bagaimana dengan dirimu? Apa yang kau lihat dariku? ❞
Baginya semua hal di dunia ini tidak mungkin hadir dari sebuah kebetulan. Tuhan jelas sudah menuliskan segalanya dalam garis takdir yang akan saling bersinggungan dengan yang lain. Bahkan untuk menjalin kedua benang merah dari dua anak manusia. Menyimpulkan dengan apik hingga menjadi satu ikatan benang takdir.
Cattleya tidak peduli dengan bisik-bisik teman-temannya yang kerap kali terdengar. Bisik-bisik yang berujung pada gosip parah sepanjang satu semester. Semua ini hanya karena, sekolah mereka kedatangan seorang anak adam setiap pulang sekolah yang datang untuk berdiri di depan gerbang. Seorang remaja laki-laki yang memiliki paras rupawan, pikiran yang cemerlang, tapi memiliki banyak kabar burung. Kabar yang bukan hanya menyuarakan kebaikan namun juga keburukan.
Raphael adalah nama yang akan selalu Leya ingat. Nama terindah yang mirip sekali dengan nama malaikat pada novel kesukaannya. Nama yang selalu dia tunggu pada kertas-kertas kuning yang terlipat dengan dua tangkai mawar putih. Raphael yang akan selalu Cattleya selamatkan.
Apa rahasianya akan terkuak? Apa mereka akan kuat untuk berjuang?
- pic : pexels-daria nekipelova
- font : channel, elisa com reguler, calendary hands, cutscript