Neina tidak menyangka jika perjodohan kakaknya justru menjadi bumerang untuknya. Bagaimana tidak? Dalam salah satu keluarga calon kakaknya itu ada seorang dosen yang terkenal tegas dan sangat disegani oleh siapa pun. Alhasil, dari pertemuan tersebut, mereka menjadi lebih dekat dalam keadaan yang sama sekali tidak disengaja. “Saya ingin kamu tahu Neina, mulai saat ini, saya dengan terang-terangan akan mendekati kamu. Bukan sebagai dosen dan mahasiswa, tapi sebagai pria yang menginginkan wanitanya.”

Menikah dengan seorang duda bukanlah impian dari seorang gadis bernama Nafla Khinsa Adlina. Namun, impian itu harus ditelannya bulat-bulat saat tahu bahwa ia benar-benar dijodohkan dengan seroang duda. Apalagi, sosok duda itu adalah masa lalu dari sang kakak. Lantas, bagaimana pernikahannya ini akan awet jika masa lalu pria itu masih membayanginya?

"Biar saya lihat," gumam Pak Adam membuat Alara terperanjat kaget tiba-tiba melihat dosennya sudah ada di sebelahnya. Mata teman-teman Alara kini menatap Alara penasaran. "Apa yang kalian lihat?" tanya Pak Adam dengan suara menggema membuat setiap mahasiswa kembali fokus ke ujian mereka masing-masing. Tak lama, pria itu kembali menatap Alara. "Saya ingin lihat lembar ujian kamu." "S-saya belum selesai, Pak." "Tidak apa-apa. Kemarikan!" titahnya seakan tidak ingin dibantah. Perlahan Alara memberikan kertas tersebut dengan tangan bergetar. Adam menatap lembar jawaban istrinya dengan seksama sebelum mengoyak kertas jawaban itu membuat mata Alara seketika melebar. Ia segera berdiri dan kembali mendapat atensi dari teman-temannya. "Apa yang Bapak lakukan?!" serunya tidak percaya lalu mengutip kembali kertas ujian yang berserakan. Adam mengabaikan seruan Alara lalu menatap setiap mahasiswa yang kini menatapnya takut dan berkata. "Jika sekali lagi saya temukan kalian berbuat curang seperti Alara, tidak satu pun dari kalian yang akan lulus ujian saya." Mata Adam lalu beralih pada Alara yang nyaris menangis di tempat. "Sekarang kamu keluar dari ruangan saya." Lihat saja! Dia tidak akan membiarkan pria itu tidur bersamanya nanti malam.

Alea gadis polos yang terjebak ke dalam permainan sang sahabat dan dosen yang sering menghukumnya. Permainan takdir malah membawanya terpaksa harus menikahi dosennya itu. Lalu, apakah Alea mampu menuruti atau justru kabur dari masalah yang ada? “Kau yang telah menghancurkan semua rencanaku! Maka kau yang harus bertanggung jawab, Alea.” Dan hal itu membuat jantung Alea berdetak keras ketika mengingat bahwa semua memang salahnya. Salahnya yang terlalu ikut campur dalam persyaratan yang diberikan oleh calon sahabatnya sendiri. Lalu, apa yang harus Alea lakukan? Jika dia bertanggung jawab, sama saja dia menghancurkan persahabatannya, tapi, disisi lain dia harus berurusan dengan dosen gilanya itu. "Hentikan sandiwara ini atau yang lain akan tersakiti!"

Pertemuan satu malam itu mampu mengubah segalanya. Dan ternyata ada rahasia besar dibalik perginya rekan one night stand-nya. Lalu, apakah bisakah keduanya bersatu mengingat begitu banyak masalah yang terus datang silih berganti?

'Non possiamo mal indovinare come funziona l'amore a volte, dobbiamo sacrificarci o scegliere di perderlo' Kita tidak bisa menebak bagaimana cinta kadang-kadang bekerja, kita harus mengorbankan diri kita sendiri atau memilih untuk kehilangannya

Dan ketika semuanya hancur hanya karena satu kesalahan dari masa lalu, kisah Alletha dan Azel yang penuh dengan drama kehidupan...

Apa yang akan kau lakukan jika yang kau buru nyatanya adalah suamimu sendiri? Tugas yang diemba seorang Selvanya sangatlah berat sehingga mau tidak mau dia harus menuntaskan tugasnya untuk membunuh sang suami yang ternyata adalah ketua dari mafia the wolf clan!

Kisah Sang Jenderal yang mencintai seorang perempuan yang sengaja ia jadikan umpan untuk menemukan musuhnya. •Athran Johran Reasnouve Tiba-tiba saja aku terbangun dalam keadaan terborgol dan mengenakan pakaian pengantin! Apa aku sedang bermimpi? •Anthea

"Jadi, apakah aku bisa memiliki anak? Apakah aku masih bisa melakukan IVF?" Raya dan Kania saling melirik satu sama lain. Keduanya menatapku dengan tatapan prihatin dan aku sudah tahu arti dari tatapan tersebut. Jujur saja, itu membuat jantungku langsung berdebar memukul rongga dadaku. Tanganku bahkan sudah berkeringat dingin. Tak siap menerima informasi yang akan ku dengar. "Maaf, Ra. Kamu nggak bisa." Dokter Raya memegang jemariku erat, tahu bahwa aku tak kuat mendengar apapun lagi. "Saat itu, keadaan kamu kritis dan pada awalnya, kami hanya ingin mengangkat rahimmu menyisakan ovum milikmu. Tapi, beberapa saat kemudian, terjadi pendarahan hebat, semua jaringanmu sudah terkena virus kanker sehingga kami memutuskan untuk mengangkat semua jaringannya dengan kata lain operasi histerektomi total. Dimana rahim, tuba falopi, leher rahim, dan juga ovariummu diangkat untuk membersihkan sel-sel kanker yang ada." Adakah penjelasan yang lebih menyakitkan dari ini? Ya Tuhan, aku baru sadar ternyata aku tidak hanya cacat. Tapi sangat-sangat cacat.