Lupakan masa lalu dan lihat masa depan. Kau bukan hidup dimasa lalu tapi dimasa sekarang. Lihat aku dan mari berjalan bersama. Aku akan menggenggam tanganmu tanpa kau minta. Apa kau mau 

Gadis belia yang menikah dengan pria matang. Pernikahan atas dasar perjodohan. Perjodohan yang membuat mereka menyatu. Kehidupan rumah tangga apa yang akan keduanya jalani. -Aku masih terlalu kecil. -Dan aku tidak peduli. -Kau maniak. -Terserah padamu.

Dua kepribadian yang berbeda menjadi satu. Keduanya hidup bersama atas dasar perjodohan. Apa Oppa kecewa aku tidak tau apapun. Tidak sama sekali

Kita bertemu dua kali, dimasa dulu dan sekarang. Kau saja yang tidak sadar. Laki-laki bangsat, kau berani masuk kedalam hidupku dan mengacaukan semuanya. Sebenarnya apa apa yang kau inginkan. Apa kau ingin menjadi laki-laki Keparat yang ke 4?

Berikan aku perjelasan dari ini. Tidak. Kumohon. Pergi. Kumohon. Pergi kubilang. Apa kau tuli? - Tanpa sadar keduanya terikat dimasa lalu, dan salah satunya tidak tau apapun. Sandiwara yang dimainkan untuk menarik perhatian justru menjadi bencana. Memperpanjang masalah yang sudah terbilang dimasa lalu. Semakin keruh dan penuh duri. Akankah semuanya selesai?

Menyatu dengan sebuah janji, janji masa lalu karena kesalahan yang diperbuat hingga yang hidup dimasa depan harus dikorbankan. Awal yang buruk belum berarti menjadi akhir yang buruk. Tergantung nasib yang menjawab itu.

Aku ingin mengikatmu dalam sebuah ikatan suci. Kufikir 4 tahun cukup untuk kita saling mengenal dan aku benar-benar yakin dengan pilihanku. Will You Marry Me. Apa tidak terlalu cepat. Aku takut jika banyak yang menolak kita.

Tanpa mereka sadari nasib mempertemukan keduanya. Masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Keduanya terikat tanpa disadari. "Jadilah wanitaku dan akan kuberikan semuanya" "Berikan apa yang kau punya, apapun itu!"

Keduanya sama-sama tersenyum saat melihat matahari terbenam. "Terima kasih untuk waktu luang ini Oppa!" Ujar Aliya lembut dan memperhatikan laki-laki yang lebih tua darinya. "Apapun untuk untukmu Little Princess. Lagi pula kau adik kesayanganku!" Balas Jimin yang mengusap sayang pucuk kepala Aliya. Tanpa Jimin sadari Aliya tersenyum miris. "Adik?" Monolognya dalam hati.