Bad Girls.
Happy Reading.
*
Parang High School sekolah yang terkenal elit dan dihuni para siswa anak chebol. Hanya anak orang berada yang bisa masuk kesana dan hanya anak yang punya relasi bisnis yang tinggi yang bisa sekolah dengan tenang disana. Sekolah dengan berbagai kekuasaan dan pasti ada satu orang yang paling berpengaruh dan paling ditakuti disana.
Segerombolan gadis dengan pakaian mahal dan asesoris mahal berjalan santai disetiap kiridor. Siswa Parang yang melihat segerombolan gadis itu langsung menyingkir, karena jika sampai salah satu siswa tidak sengaja menyentuh seragam gadis-gadis itu maka hanya akan terjadi bencana. Segerombolan gadis itu adalah penguasa SMA Parang dan para guru juga sangat takut pada mereka. Pepatah uang adalah segalanya adalah kebenaran dan ini sudah terjadi.
*
Brak! Gadis tinggi dengan rambut coklat itu mendobrak pintu kelas XII C dengan kasar. Lalisa Jung pelakunya dan tidak lama kemudian ada beberapa gadis dengan pakaian sama yang mengekorinya.
"Katakan siapa Bae Joo Hyun?" Semua siswa yang ada disana tidak berani menjawab Lisa. Bahkan guru yang ada didepan papan hanya bisa diam.
"Katakan siapa Bae Joo Hyun atau kelas ini kubakar" ancam Lisa emosi.
"Dia Joo Hyun!" Tunjuk seorang gadis pada siswa yang tengah duduk dipojokan.
"Ah kau bersembunyi rupanya. Baik tunggu saja pulang sekolah nanti" desis Lisa sambil berlalu tapi baru beberapa langkah suara seseorang menghentikan langkahnya.
"Selesaikan disini atau kau yang kuselesaikan?" Semua kembali diam saat mendengar suara dingin seseorang. Aliya Kim, anggota termuda, sekaligus tersadis, polos tapi sangat b******n didalamnya. Gadis yang terkenal dingin, angkuh, arogan, sombong dan semuanya takut padanya.
"Kim~"
"Diam atau mulutmu kurobek Tzu" Tzuyu langsung menciut takut.
"Selesaikan sekarang atau kau yang kueksekusi. Aku tidak peduli pada statusmu Jung. Jadi selesaikan cepat" desis Aliya tajam. Lisa menghela nafas dan kembali berbalik.
"Bae Joo Hyun. Mati kau!"
*
Aliya membersihkan seragamnya yang terkena noda darah dari Bae Joo Hyun. Lisa hanya menjambak dan mengikat Joo Hyun. Aliya? Menyiksa dan merusak wajahnya dengan silet. Peduli? Sama sekali Tidak.
"Jika sekali lagi kau mendekatinya bukan hanya wajahmu yang rusak tapi tubuhmu!" Desis Aliya tajam.
"Kalian buang dia. Aku muak melihat tikus ini dan berikan gambar itu pada teman-temanya. Aku akan sangat menikmati wajah kaget mereka" Semua langsung mengangguk patuh. Dan ada dua orang anak laki-laki yang memapah Joo Hyun yang sudah tidak berdaya.
"Kita pergi dan kau Hyun menyetir" kata Aliya dengan melempar kuncinya pada Dahyun.
"Cepattt"
*
Dinilah mereka berakhir Club terkenal di Seoul dengan berbagai minuman keras yang ada didepan mereka. Seragam sekolah mereka sudah berganti menjadi baju pesta yang sangat minim dan sexy. Dan tentu banyak pria yang menatap penuh minat pada mereka.
"Kau pulang?" Aliya menggeleng.
"Aku tidur dirumah Brian" mata mereka melebar mendengar jawaban Aliya.
"Brian? Serius?" Tanya Tzuyu.
"Diamlah! Aku mau bersenang-senang. Brian itu bodoh dan aku akan memanfaatkan orang bodoh sepertinya" ujar Aliya.
"Tidur seranjang?" Aliya mengangkat satu alisnya mendengar pertanyaan Lisa.
"Dalam mimpipun aku tidak sudi" desis Aliya.
"Ck hanya main-main rupanya" gumam Dahyun.
"Hei!" mereka menoleh saat mendengar sapaan dari belakang.
"Boleh aku temani?" Tanya Namja itu genit. Bahkan Namja itu sudah mendekat kearah Aliya.
"Kau terlihat kesepian..."
Buuukkk. "Akhhh" Namja itu memekik saat Aliya menendang pusakanya dengan keras.
"Lain kali perhatikan lawanmu jika ingin mendekat" geram Aliya sambil berlalu.
"Kasihan" ejek yang lain.
"b******k!"
*
"Gadis kecil bangun"
Uh! Aliya benci saat mendengar panggilan itu, demi Tuhan kenapa semuanya sangat suka memanggilnya gadis kecil. Ia sudah dewasa.
"Gadis ke..."
"Stop it" Taehyung terkekeh mendengar teriakan Aliya. Taehyung sangat senang menggoda Aliya dan kesenangan sendiri bisa melihat wajah marah adiknya.
"Kenapa kau ada disini?" Taehyung tersenyum simpul dan menunjukkan kunci cadanganya.
"b******n!" Maki Aliya kesal. Brian sangat takut dengan Taehyung dan dengan bodohnya Aliya lupa itu.
"Bangun! Oppa menunggumu 15 menit oke?" Aliya hanya mendengus sinis.
"Kim Taehyung b******n"
*
Aliya mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Dibalik Helm Full Face-nya wajahnya terlihat merah padam. Aliya mengendarai motornya dengan ugal-ugalan dan ia sama sekali tidak memperdulikan tanggapan pengendara lain mengenai cara mengemudinya. Ia harus sampai disekolah secepatnya.
*
Brak! Aliya mendobrak kasar pintu kelasnya. Mata menatap tajam seisi kelas mencari sosok yang membuatnya naik pitam dari tadi pagi. "Dimana Park Boreom?" Tanya Aliya dengan gigi gemeletuk menahan amarahnya.
"Wae?" Aliya semakin geram saat mendengar pertanyaan Lisa.
"Jangan banyak tanya Lalisa. Katakan dimana Jalang itu?" Teriak Aliya emosi.
"Pindah!" Cetus Dahyun datar.
"Pindah?"
"Ya malam tadi dia sudah mengumpulkan berkas pindahnya dan hari ini dia sudah tidak ada disini!" Mata Aliya semakin memerah.
"Cari tahu dimana sekolah Jalang itu, dan dia harus ditemukan secepatnya" desis Aliya melirik tajam Tzuyu.
"24 jam Chuo" Tzuyu yang mendengar namanya disebut hanya menghela nafas pasrah.
*
"Dimana Chaeyoung?" Tanya Aliya datar.
"Pergi ke Ilsan!" Jawab Dahyun sambil membersihkan noda darah ditangan Aliya.
"Kapan?"
"Dua hari yang lalu. Lusa baru pulang" jawab Tzuyu sambil merobek rok Aliya dan menggantinya dengan rok baru.
"Hubungi Chaeyoung, Kim. Dan beritahu aku kapan lomba Sirkuitku berlangsung" kata Aliya pada Yerim.
"Ara! Kau terima beres saja. Malam nanti kukirimkan jadwalnya" Aliya menganguk dan melepaskan tangan mereka pada tubuhnya.
"Thanks" mereka hanya menghela nafas pasrah melihat Aliya. Pandangan mereka jatuh pada seorang gadis yang terkapar tidak berdaya karena ulah Aliya.
"Hoon bawa dia kerumah sakit" perintah Dahyun pada laki-laki yang ada dibelakangnya.
"Ya Noona!" Jawabnya pelan.
"Dan pastikan dia sembuh!" Tambah Yerim.
"Saya mengerti" Aliya adalah sosok bruntal dan tidak terkendali. Kebiasaan berkelahinya berimbas pada masa remajanya. Sudah banyak siswa yang keluar masuk rumah sakit karena Aliya. Aliya seperti tidak pernah merasa puas menyiksa orang. Arogan dan sombong adalah sifat dasarnya, terbiasa hidup mewah dan kecukupan dari kecil membuat sifat Aliya menjadi sangat congak dan tidak terkendali.
Balapan liar, Club, tawuran, dan pergaulan bebas adalah hidup Aliya dan entah bencana apa lagi yang akan ditimbulkan bocah itu.
"Hah kepalaku pusing" keluh Tzuyu sambil melempar rok yang Aliya robek tadi.
"Sepertinya harus ada satu orang yang menghentikan sifatnya itu" kata Yerim.
"Lihat saja kedepan!" Desis Lisa jengah.
*
"Apa ini?" Aliya menatap datar Jin yang menunjukkan wajah Joo Hyun yang baru ia rusak kemarin.
"Wae?" Tanya Aliya datar.
"Wae? Kau bertanya Wae? Kau punya otak?" Bentak Jin emosi.
"Jika kau merasa keberatan dengan perbuatanku kau bisa mengobatinya dan membawanya ke Dokter bedah yang hebat didunia ini" kata Aliya datar.
"Kau...."
"Wae kau mau marah? Tampar? Tampar saja aku lagi?" Teriak Aliya lantang.
"Dimana sopan santunmu pada Aliya?" Teriak Taehyung dari belakang.
"Cih kalian sama-sama saja. Tidak berguna!" Baru saja Aliya berjalan tanganya lebih dulu dicekal oleh Jin.
"Berikan alasan tentang Joo Hyun!" Tekan Jin.
"Dia Jalang!" Ujar Aliya.
"Jalang?" Aliya menaikkan satu alisnya dan menatap Taehyung sinis.
"Kau fikir aku tidak tahu jika kau tidur dengan Jalang itu Kim Taehyung" teriak Aliya.
"Kau..."
"Kalian ber-3 sama saja. b******n dan b******k" Maki Aliya emosi.
"Jag..."
"Apa yang harus kujaga hah? Kau punya istri tapi kau masih tidur dengan Park Boreom!" Tunjuk Aliya geram pada Jin.
"Dan kau sudah punya tunangan dan masih tidur dengan Joo Hyun. Apakah tubuh Lisa yang kau telanjangi setiap malam belum cukup hingga kau menelanjangi wanita lain hah?" Nafas Aliya memburu meluapkan apa yang ada dihatinya. Lain halnya dengan Jin dan Taehyung hanya bisa bungkam dan membisu. Mereka tidak punya keberanian untuk menyangkal ucapan Adiknya.
"Perlu kalian tahu, menyandang marga KIM dibelakang namaku adalah sebuah bencana. Kalian ber-3 sama saja, Darah memang lebih kental dari pada air dan kalian benar-benar membuktikanya. b******n yang sialnya Ayahku adalah Bencana hingga aku terlahir sebagai bungsu KIM. Dan aku juga sangat menyesal memiliki Kakak b******k seperti kalian berdua. Kalian bertiga Bencana, BENCANA" teriak Aliya langsung pergi dari hadapan keduanya. Jin dan Taehyung mematung mendengar teriakan Aliya. Terlihat jelas jika Aliya begitu membenci mereka.
"Kita gagal Hyung!" Lirih Taehyung.
"Kau benar! Kita gagal. Bahkan sangat gagal!"
*
"Tidak!" Kata Aliya datar.
"Tapi kau belum tidur Magnae" kata Jihyo.
"Aku tidak peduli Eonni!" Jihyo yang melihat kekeras kepalaan adik iparnya hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Kau ingin makan?" Aliya menggeleng.
"Kutelfonkan Dahyun ya?" Aliya kembali menggeleng.
"Kita keluar" Aliya hanya diam dan Jihyo hanya bisa diam.
"Eonni ikut aku!" Aliya langsung menarik Jihyo.
"Kemana?" Aliya hanya diam dan kembali menarik Jihyo.
*
Jihyo terus menarik Aliya agar mereka keluar dari Club ini, tapi Aliya semakin masuk kedalam Club tanpa memperdulikan larangan Jihyo.
"Aliya Please. Jin Oppa bisa marah jika tahu kita disini!" Aliya mendengus sinis mendengar ucapan Jihyo.
"Marah? Eonni lihat!" Tunjuk Aliya pada sebuah sofa dipojokan Club. Mata Jihyo memerah melihat pemandangan itu. Jin duduk dengan beberapa wanita Sexy dan terlihat jika wanita-wanita itu menggoda suaminya.
"Eonni masih tahan?" Air mata Jihyo menetes melihat itu. Dia sadar pernikahanya hanya pernikahan perjodohan tapi tidak sedikitpun dibenaknya terlintas jika Jin akan begini.
"Akan kutunjukkan lagi!" Aliya menarik Jihyo ketempat Jin. Dan dengan berani Aliya menedang meja didepan Jin, sontak semuanya berteriak.
"Kau...Aliya" Aliya menyeringai saat melihat wajah kaget Jin. Matanya melirik tajam dimana ada wanita yang ia cari tadi pagi. Good Tzuyu kau melakukan tugasmu dengan baik.
"Jihyo.." Jihyo menepis tangan Jin yang hendak menyentuhnya.
"Kita pergi dari sini Aliya" Lirih Jihyo menarik Aliya menjauh tapi Aliya tetap diposisinya.
"Pergi? Tidak secepat itu. KALIAN KELUAAR" teriak Aliya lantang.
"Wae?" Tanya Yerim yang baru datang dari belakang bersama yang lain.
"Bawa Jihyo Eonni kepinggir" Yerim dan Dahyun langsung menarik Jihyo.
"Kalian~~"
"Diam Eonni!" Tekan Dahyun. Ada Lisa dan Tzuyu dibelakang Aliya, muka keduanya sama-sama mengeras.
"Kau ingin melihat aku yang sebenarnyakan? Kutunjukkan Kim Seokjin"
"Akkkh~~!" Aliya menarik kasar rambut Boreom dan melemparkanya tengah, Tzuyu dan Lisa berjalan menghampiri Boreom.
"Akhh" Jin memekik saat Aliya menendangnya.
"Jangan menghalangiku atau kau akan menyesal!" Desis Aliya menatap Jin tajam. Aliya mengikat rambutnya asal lalu menghampiri Lisa dan Tzuyu.
"Jangan~~" mereka ber-4 menjadi pusat perhatian dan tidak ada yang berani menhentikanya karena yang membuat ulah adalah pemilik Club.
Aliya menghampiri Boreom yang ketakutan. Tanganya dengan ringan menjambak rambut blonde wanita itu. "Akhh!" Aliya tersenyum sinis mendengar rintihan Boreom.
"Ini akan lebih menyakitkan dari apa yang kakak iparku rasakan. Kau akan merasakan sakit yang luar biasa Nona" Aliya membenturkan kepala Boreom kelantai hingga berdarah dan tentu saja Boreom mengerang sakit.
"Aliya Stop. Please Aliya Stoppp" Yerim dan Dahyun masih menghalangi Jihyo. Sama dengan Aliya wajah mereka juga mengeras.
Aliya terus menyiksa Boreom dan tidak ada yang berani mencegahnya. Jihyo terus berteriak meminta Aliya untuk berhenti tapi Aliya justru semakin menjadi. Dahyun dan yang lain hanya diam, bahkan Tzuyu dan Lisa juga ikut andil dalam penyiksaan Boreom. Jin hanya diam dengan pandangan kosong melihat kebruntalan adiknya.
"Joo!" Tidak lama ada seorang pria berbadan kekar yang menghampiri mereka.
"Ya Noona Muda" Aliya tersenyum manis dan menatap Joo.
"Kau tidak akan mengecewakan Noona kan?" Joo menggeleng tegas.
"Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan?" Joo mencengkram tangan Boreom dan melemparkanya didepan Jin.
"Obati dia. Bukankah dia Jalang kesayanganmu? Bawa dia kerumah sakit terkenal dan buat dia sembuh seperti keinginanmu. Kau mencintainya kan? Sembuhkan dia Kim Seokjin. Aku tidak akan melarangmu sama sekali" Jin hanya diam mendengar teriakan Aliya.
"Kemarikan tanganmu Jung!" Lisa menyerahkan tanganya pada Aliya dan dengan mudah Aliya menarik cincin perak dari jari manis Lisa. Meleparkanya pada Taehyung yang melihat apa yang mereka lakukan dengan Joo Hyun yang ada disampingnya.
"Pasang ditangan Jalangmu Kim Taehyung" teriak Aliya lantang.
"Dan Kim. Lepaskan itu dari tangan Kakakku" Dahyun menarik paksa cincin dijari kiri Jihyo dan melemparkanya pada Jin.
"Kalian bedua bebas" Aliya menarik tangan Lisa dan Tzuyu, Dahyun dan Yerim menarik tangan Jihyo.
"Lis~~" Lisa menepis kasar tangan Taehyung.
"Hiduplah bahagia!" Desis Lisa.
*
Aliya datang kesekolah dengan biasa. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi dan itu artinya Aliya telat tapi Aliya tidak berniat segera masuk kekelasnya.
"Aegi!" Mata Aliya berubah tajam mendengar panggilan itu. Hanya satu orang yang memanggilnya seperti itu dan Aliya tidak ingin menemuinya sama sekali. Bahkan dalam mimpipun Aliya tidak sudi.
"Aegi!" Aliya menepis tangan Jungwoon yang mau memeluknya.
"Aegi!" Aliya menatap datar Jungwoon.
"1 menit!" Jungwoon menatap sendu putri bungsunya. Setiap kali dia menemui putrinya hamya akan ada 1 menit yang diberikan putrinya.
"Aegi~~~"
"Waktumu habis" Aliya berjalan meninggalkan Jungwoon tanpa pelukan atau kata-kata rindu.
"Mian Aegi" kebanyak apapun Jungwoon minta maaf pada putrinya tidak akan pernah didengar. Aliya membencinya bahkan sangat membencinya, dan Jungwoon tidak yakin jika Aliya akan memanggilnya Ayah lagi.
"Mian Aegi!"
*
Plak! Aliya hanya tersenyum hambar saat Yuri menamparnya. "Lagi! Eomma bisa menamparku lagi" kata Aliya datar pada ibunya. Sedangkan 3 Kim itu hanya bisa diam ditempat.
"Ple~~~"
"STOPP" Yuri bungkam mendengar teriakan putrinya.
"Eomma bisa menampar aku sesuka hati Eomma bahkan Eomma bisa membunuhku jika Eomma mau. Aku tidak akan melawan sama sekali. Tapi jika Eomma menyuruhku untuk memaafkan 3 b******n itu aku tidak sudi!" Ujar Aliya sinis.
"Sa~~~"
"Aku jijik mendengar panggilan itu. Jadi hentikan saja" desis Aliya geram.
"Eomma mohon Sayang" Yuri bersimpuh dibawah kaki Aliya. Berharap hati dingin Aliya akan luluh.
"Percuma! Eomma bersimpuh dikakiku sampai Eomma matipun aku tetap akan begini. Mereka sudah melukaiku begitu dalam dan memaafkan mereka adalah hal yang mustahil" Aliya tersenyum sinis pada dirinya sendiri.
"Sepertinya ini memang nasibku, terlahir dari keluarga sial seperti ini!" Desis Aliya sambil berlalu.
"Aliya tunggu Eomma. ALIYAA, ALIYYYA. ARHGHH"
*
Lisa mencoba menahan air matanya yang hampir jatuh. Didepanya ada Aliya, Tzuyu, Dahyun dan Yerim yang memperhatikanya dengan diam.
"Kau tanggunganku" kata Aliya singkat.
"Tidak!" Balas Lisa lembut.
"Kau sudah banyak terluka karena aku! Dan ini sudah cukup!" Aliya menggeleng singkat.
"Kau tetap tanggunganku Jung. Aku sudah berjanji dan aku akan menepatinya. Kau berhenti sekolah dan diam dirumah. Aku yang akan menghidupi kau dan anakmu" Lisa hamil anak Taehyung.
"Ali~~~"
"Kau pergi saja ke Apartemantku. Istirahat disana" tambah Aliya dan langsung pergi.
"Aliya Hiks!" Dahyun memeluk Lisa pelan.
"Turuti dia. Dia akan melindungimu dan anakmu" kata Dahyun.
"Hyun-ah Hiks!" Dahyun menepuk pundak Lisa pelan.
"Semuanya akan baik-baik saja Jung!" Tambah Tzuyu.
*
Aliya membongkar isi lemari, tanganya bergerak mengambil barang dan beberapa berkas penting yang ditinggalkan Kakeknya padanya. 6 Black Card, Perhiasan, Sertifikat Rumah, 4 Apartemant, 3 Mobil Audy, Butik Neneknya didua Negara dan beberapa sertifikat tanah dan Vila. Ini hanya miliknya, miliknya. Warisan yang ditinggalkan mendiang Kakeknya dan tidak ada yang tahu itu. Bahkan ibunya juga tidak tahu.
"Aku harus cepat" Aliya tidak membawa apapun dan hanya beberapa barang yang diambil tadi.
"Club? Lebih baik aku jual saja. Club itu tidak ada gunanya untukku" Ada dua Club yang ditinggalkan Kakeknya dan lebih baik Aliya menjualnya.
"Nona Muda" Aliya menutup lemarinya dan menarik Ahjumma Han yang ia anggap sebagai ibu keduanya.
"Nona~~"
"Eomma ikut aku!" Tegas Aliya.
"Kemana?" Aliya tidak berniat menjawabnya.
"Nona Muda" Aliya tetap berjalan lurus kedepan.
"Aliya" Yuri memanggil Putrinya tapi yang dipanggil tetap berjalan lurus.
"Aliya berhenti. Eomma bilang berhenti. Jin hentikan adikmu" teriak Yuri keras dan Jin yang kebetulan ada dipintu masuk rumah langsung menguncinya dan membuang kuncinya.
"Buka!" Jin tetap diam diposisinya.
"Kau mau kemana?" Tanya Yuri dan menarik Ahjumma Han dari samping Aliya.
"Bukan urusan Eomma" jawab Aliya sinis. Ketakutan terlihat jelas dimata Yuri, jika Anaknya membawa Ahjumma Han berarti Aliya akan pergi jauh dan Yuri tidak mau itu.
"Katakan kau mau pergi kemana?" Aliya hanya bungkam tentu saja Aliya tidak akan memberitahukan rencananya pada Yuri.
"Jalan-jalan!" Jawab Aliya singkat.
"Kau boleh pergi tapi tanpa Ahjumma Han" kelemahan Aliya adalah Ahjumma Han dan Aliya tidak akan pergi tanpa Ahjumma Han.
"Cih! Mau mengaturku rupanya" desis Aliya tajam.
"Kau mau pergi kemana?" Aliya melirik sinis Jin.
"Bukan urusanmu Putra Mahkota" jawab Aliya sekartis.
"Al~~" Aliya menarik Ahjumma Han hingga terlepas dari cengkraman Yuri.
"Buka pintunya atau kalian akan melihat mayatku disini" ujar Aliya datar.
"Sa~~~"
"Itu pilihan kalian" Aliya mengeluarkan pisau dari sakunya dan dengan ringan menggoreskan mata pisau itu dilehernya.
"Aliya Stop! Aliya Stop! Jin buka pintunya" Jin geragapan membuka pintunya saat melihat adiknya semakin menjadi.
"Pilihan bijak!" Aliya merobek bajunya dan mengusap darah yang mengalir dari lehernya.
"Kajja Eomma" Aliya menarik Ahjumma Han keluar dengan melempar bekas noda darahnya.
"Aliyaaaaaa!"
*
"Al~~~"
"Aku mau tidur" kata Aliya datar. Jihyo tersenyum pahit dan menepuk pundak Lisa.
"Kita besarkan anak kita sendiri Lis" kata Jihyo pelan.
"Eonni!" Jihyo menggeleng singkat.
"Tidak ada yang bisa mengubahnya" Kata Jihyo.
"Percaya padanya" ujar Ahjumma Han penuh arti sambil menatap Aliya yang sudah memejamkan matanya.
"Aku akan jadi ibu kalian sekarang" kata Ahjumma Han lembut pada Lisa dan Jihyo.
*
"Aliyyaaa bukkaaaa" Jin mengetuk kasar Apartemant Jihyo yang ia berikan.
"Hyoo bukkaaaa" Jin terus berteriak memanggil Aliya dan Jihyo tapi tidak ada sautan sama sekali.
"Tuan Muda" Jin berbalik dan menemukan Ahjuhsi Bong penjaga Apartemant Jihyo.
"Ahjuhsi, adikku kesini?" Tanya Jin tidak sabar.
"Tuan Muda" Jin mencengkram kuat kerah baju Ahjuhsi Bong.
"Katakan dimana Adikku!" Ahjuhsi Bong menunduk.
"Nona Muda membawa Nyonya Kim pergi bersama Ahjumma Han dan Nona Jung" jawaban singkat dan membuat Jin lemas.
"Pergi?" Tanya Jin dengan suara bergetar.
"Tadi Sore Tuan Muda!" Tubuh Jin jatuh berlutut dilantai. Dua map dikirimkan padanya tadi. Satu isinya surat cerai dan sudah ditanda tangani Jihyo, satu map isinya tespack dan foto hasil USG Jihyo.
"Tuan Muda!"
"Hahahaha~~~" Jin tertawa keras seperti orang gila dan tidak lama kemudia dia menangis keras memukul dadanya. Sesak dan sakit.
"Pergi? Anakku? Pergiii! TIDAKKKK"
*
"LIS JEBALLLL" beberapa satpam rumah Keluarga Jung mencoba menghentikan Taehyung yang terus berontak untuk masuk. Taehyung ingin bertemu Lisa.
"LALISAA JEBALLL. BUKA PINTUNYA. LISS JEBAL" Taehyung terus berteriak keras. Berharap Lisa akan keluar tapi tidak ada tanda-tanda jika Lisa akan keluar.
"Nona Jung sudah pergi bersama Nona Kim dan Ahjumma Han" Taehyung terus berontak dan memanggil Lisa.
"LALISAAAAAAA" teriak Taehyung keras.
T.B.C