Ini hanyalah kisah sederhana tentang si peri cantik dengan pangeran icenya.
Perjuangan si peri cantik untuk mendapatkan cinta pangeran icenya. Meski si peri cantik tau kalau akhirnya akan berakhir seperti apa, tetap saja ia bertahan, mencoba mematahkan ucapan orang-orang tentang pangeran icenya.
Sampai pada titik di mana si peri cantik, Hilya... tak dapat lagi bertahan, bukan karena tak cinta lagi, namun, karena seperti takdir telah memutuskan.
Hilya, menyerah.
Bukan hanya mengisahkan tentang cowok possessive namun mengisahkan bagaimana rumitnya mencintai dan dicintai. Bagaimana cara mengungkapkan rasa tanpa saling menyakiti. Saling mengerti tanpa harus egois.
Namun praktek cinta tidak semudah teori cinta yang mampu dipahami dengan logika. Dalam cinta kita diajarkan tentang sebuah rasa ingin memiliki yang harusnya saling mengerti, namun, keegoisan lebih merajai.