bc

Aku yang Mencintaimu

book_age16+
420
FOLLOW
2.3K
READ
billionaire
love-triangle
contract marriage
dare to love and hate
drama
city
first love
lonely
wife
sisters
like
intro-logo
Blurb

Sebagai anak dari seorang wanita simpanan tidak mampu yang sudah meninggal, Arasha hidup sangat menderita tanpa rumah, tanpa siapa pun dan apa pun. Namun, saat dia hendak mencari ayahnya … seorang gadis seusianya mengulurkan tangannya dengan ramah. Gadis itu membawanya masuk ke rumah bak istana mewahnya yang mengagumkan. Dan ternyata … gadis bernama Camelia Tan itu adalah putri ayahnya dari istrinya yang sah.

Saat semua orang membenci Arasaha, Camelia sangat menyayanginya. Namun, Arasha malah jatuh cinta pada kekasih Camelia. Dan tak pernah menyangka karena sebuah misi keluarga, Arasha harus menikah dengan kekasih Camelia.

Sayang sekali, lelaki bernama Andrew Zhan yang sudah dia cintai dalam diam selama lebih dari 10 tahun itu, mematahkan tangkai mawar yang dia berikan, lalu berbisik, “Hapus senyummu. Aku muak melihatnya.”

Pada suatu hari, saat tak ada seorang pun yang peduli, seorang lelaki mengulurkan sapu tangan yang kering untuk menyeka air mata Arasha. Lionel Wang—suami Camelia—terus saja memberikan perhatian padanya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya pada mereka?

chap-preview
Free preview
Kau yang Akan Menikah!
Seorang gadis kecil mengulurkan tangan kanannya padaku, yang saat itu sedang terpojok di antara keramaian setelah ibuku meninggal beberapa waktu yang lalu. Gadis itu memegang bonekanya, memberikan sebuah senyuman yang tidak pernah diberikan oleh orang lain padaku sebelumnya. “Siapa namamu?” Suaranya terdengar sangat lembut dan menenangkan. Tangannya yang terulur kusambut dengan hangat. “Arasha,” jawabku. Sesekali aku menyeka air mata yang sejak tadi tumpah di pipi. “Namamu?” tanyaku balik. “Camelia.” Camelia Tan, aku melihatnya. Aku melihat senyum tulus itu dengan mata bulatnya yang penuh binar-binar harap. Dia, gadis kecil yang membawaku masuk ke istana mewah itu membuat hidupku lebih baik dalam waktu yang singkat, dan menderita bersamaan karenanya. Kupalingkan wajah sesaat, menghela napas panjang dengan caraku sendiri setelah sekian lama mengudara di atas penderitaan. Dalam sesaat, kukira hidupku akan jauh lebih baik saat kakiku menapaki rumah mewah miliknya. Aku, gadis miskin yang tidak punya apa-apa, secara tak terduga menjadi anak di keluarga Tan yang paling populer di negara itu. Sayang sekali, semua orang kecuali Camelia membenciku. Bahkan Tuan Edwin Tan, ayah kandung yang seharusnya menyayangi ikut membenciku entah kenapa. Sebagai anak yang lahir dari rahim seorang wanita simpanan pengusaha sukses, membuat hidupku sangat menderita. Nyonya Arin—istri Tuan Edwin Tan—sangat membenciku. Tentu saja, karena aku adalah anak hasil main serong suaminya. Mungkin semua orang akan menganggap hidupku bahagia jika tahu bahwa aku adalah anak pengusaha sukses yang mereka kenal baik hati dan ramah. Tentu saja, karena lelaki yang seharusnya kusebut ‘Ayah’ adalah seorang pengusaha yang sangat dipuja oleh hampir semua orang, termasuk media. Dulunya aku juga berpikir begitu, karena Ibu selalu bilang bahwa Ayah sedang bekerja keras untuk hidupku yang sangat miskin dan menderita. Nyatanya, aku salah. Ayah yang selalu aku impikan, tak pernah kembali. Dia meninggalkan ibuku yang malang saat sedang hamil besar sendirian. Tanpa siapapun, tanpa apapun … Ibu hidup sebatang kara tanpa rasa iba dari seorangpun. Tapi tidak apa-apa. Di rumah ini, mereka tidak menyiksaku seperti adegan-adegan menyedihkan di televisi, juga tidak sadis seperti yang ada di novel-novel. Mereka hanya menganggapku tidak ada. Mereka tidak pernah menganggapku ada. Sekali lagi aku katakan, bukankah itu lebih baik? Sayangnya tidak. Justru hidupku jauh lebih menderita dari sekedar cerita novel dan adegan menyedihkan yang kutonton di televisi. Mereka berkumpul bertiga, tertawa bertiga, makan di meja yang sama bertiga, dan berlibur juga bertiga … tanpa aku. Semuanya membuat hatiku semakin sakit dan terluka. Meski hidupku sangat berbeda dengan Camelia, aku tidak pernah membenci mereka. Aku tidak pernah membenci keluarga yang sudah menampung hidupku yang tak punya siapa-siapa. Aku sangat menyayangi mereka, terutama Camelia. Saat sekolah, dia menangis meminta Ayah untuk membawaku masuk di sekolah yang sama dengannya. Aku tak dijemput atau diantara ke sekolah sepertinya, tetapi Camelia selalu meminta supirnya untuk memperlakukan aku sama sepertinya. Kamarku kecil, jelek, kosong tak punya apa-apa, berbeda dengan semua milik Camelia. Sekali lagi, dia membuat air mataku terjatuh. Dia membawaku masuk ke kamarnya, mengajakku bermain, bahkan berbagi kamar bersamaku. Tak peduli akan kemarahan ibunya, Camelia selalu saja baik padaku. Tapi aku … aku malah melakukan sebuah kesalahan terbesar dalam hidupku. Aku yang tidak tahu diri membalas kebaikan Camelia dengan air mata. *** Andrew Zhan, pewaris tunggal perusahaan Zhan Group yang selama ini hanya bisa kupandangi di televisi, lelaki pertama yang membuatku berani meletakkan hati meski tidak akan mungkin kudapatkan, adalah pujaan yang selalu berada di alam mimpi sejak usiaku masih 10 tahun. Suatu hari saat aku masih berusia 15 tahun, Andrew datang ke rumah mewah yang kutempati bersama keluarganya—Tuan dan Nyonya Zhan—yang ternyata jauh lebih rupawan dari apa yang kulihat di televisi. Aku melihat lelaki yang kupanggil “Tuan Muda Andrew” itu tersenyum pada Camelia sangat leluasa. Sama sekali tidak seperti dia yang kulihat di televisi. Di balik bunga-bunga mekar di sebelah anak tangga beranda rumah, aku berdiri di sana. Tersenyum melihat mereka yang terlihat sangat akrab dan bahagia. Aku tidak mengerti maksud interaksi itu sama sekali. Yang aku tahu, aku mencintai pria yang saat itu sedang tertawa riang bersama saudari tiriku. Saat di meja makan pun, aku bahkan melihat mata Andrew terus saja berlabuh pada Camelia yang makan dengan lahap. Tak ada yang memanggilku atau sekedar menyapa, apa lagi dia. Sejak awal melihatnya, dia bahkan tak melirikku sama sekali. Kuletakkan sepasang sendok di atas piring dengan perasaan senang. Tidak masalah, asal bisa melihatnya secara langsung seperti itu, aku sudah merasa sangat bahagia. Aku bergegas untuk meninggalkan mereka, karena aku bukan bagian dari keluarga ini. Namun, suara lembut seorang wanita menghentikan langkahku. “Hei gadis cantik, kau tidak ikut makan?” Nyonya Zhan berhasil membuatku spontan berbalik. Mata ini sangat bodoh karena langsung menyusul tatapan Andrew. Aku tersentak hebat saat mataku tak sengaja bertemu dengan tatapannya yang biasa saja kepadaku. Cepat-cepat aku mengalihkan pandangan ini pada senyum ceria Nyonya Zhan. “Aku … aku sudah makan, Nyonya.” “Siapa namamu, Nak?” tanya Tuan Zhan sangat ramah. Aku benar-benar tidak menyangka, dari sekian banyak tamu kehormatan Ayah hanya mereka yang sangat ramah padaku. “Aku … .” “Arasha,” potong cepat Camelia. Dia turun dari tempat duduknya, merangkul pundakku sangat hangat. “Dia saudariku. Benarkan, Ara?” Kata-katanya membuat Ayah dan Nyonya Arin bermuka masam. “Bisa kita lanjutkan yang tadi?” Nyonya Arin mengalihkan pembicaraan, berusaha menghindari pertanyaan-pertanyaan yang lebih dalam soal aku. Akhirnya, mereka kembali seperti semula. Kembali mengabaikan aku. Dari tepi pintu dapur kupandangi wajah Andrew yang sangat tampan. Ya, siapa yang tidak menyukainya di negeri ini? Kurasa, semua gadis menginginkannya. Dia sangat tampan, dengan rahang kuat yang menunjukkan betapa karismatiknya dia. Alis matanya bahkan lebih tebal dariku, dengan mata setajam elang yang terlihat sangat hangat di depan Camelia. Tubuhnya tinggi, bahkan di usianya yang masih muda.     Tidak ada yang bisa aku lakukan, selain mengatakan bahwa dia dan Camelia sangat cocok dari segi apapun. Aku tersenyum melihat wajah ceria mereka berdua. Meski sakit, aku sangat senang melihat Camelia dan Andrew saling menaruh hati. Untukku, biar kusimpan saja perasaan ini sejauh mungkin. ** Tapi suatu hari … keadaan berbalik dengan mudah. Keadaan semakin menghimpit dan mencengkam hidupku. Pelan-pelan kuraup kesadaran saat mendengar kalimat yang Ayah keluarkan dari mulutnya. Kulihat di sebelah sana Camelia berlari dan menangis sesenggukan menyisiri anak tangga. Di sudut lain kupandangi wajah Nyonya Arin yang tersenyum penuh kemenangan. Dia menatapku, seolah ingin mengatakan sesuatu yang mungkin saja menyakitiku. “Kau yang akan menikah dengan Andrew.” Tangan itu menunjukku, berhasil menembus hingga ke jantung. Aku tersekat dalam diam selama beberapa saat, sebelum akhirnya menelan saliva . Sekali lagi aku menelisik anak tangga dengan mataku yang berkaca-kaca, tetapi aku tak lagi melihat Camelia. Mungkin, itulah alasan mengapa dia menangis seperti itu. Meski aku memang sangat menginginkan pria yang sudah kucintai selama lebih dari 10 tahun itu, aku tetap tidak bisa merebut cinta Camelia dengan cara seperti ini. “Ayah, tapi … .” “Jangan membantah, karena kau tidak punya pilihan apapun dalam hidupmu.” Ayah benar, aku tidak pernah punya pilihan. Termasuk saat Camelia masuk universitas, aku hanya bisa menahan diri untuk tidak melanjutkan pendidikan karena mereka tidak ingin aku berkuliah. “Kau kira siapa kau yang bisa menolak?” tambah Nyonya Arin mencoba menusukku. Sayang sekali, aku tidak pernah terluka dengan kata-katanya. Bukan tanpa sebab, tapi karena sudah terbiasa. Aku mengepal keras tanganku, meremuk gaun yang sedang aku gunakan. Aku tidak tahu harus mengatakan apa pada Camelia, tapi … aku memang harus menerima pernikahan ini. “Bagus. Itu artinya kau akan menikahkan Camelia dengan Lionel Wang, bukan?” Nyonya Arin meraih porselin cantik masuk dalam genggaman. Dia tampak meneguk teh hangat itu sekali saja. “Apapun, asal kau tidak mencampuri urusanku.” Ayah melongos pergi meninggalkan kami setelahnya. Saat itulah pertama kalinya aku sadar, bahwa Ayah dan Nyonya Arin tidak pernah benar-benar bahagia. Kembali aku mengatur napas dengan baik, mencoba memikirkan hal-hal baik soal pernikahanku nanti. Aku memang ingin pergi dari rumah ini. Ini saatnya aku meninggalkan mereka. Camelia juga akan menikah, dengan … seorang pria yang sama populernya dengan Andrew. Kuharap dia tidak akan membenciku. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Rujuk

read
909.3K
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.4K
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M
bc

The Ensnared by Love

read
103.9K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.5K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook