ARISKA OR AREKSA?

Seorang gadis berumur 21 tahun, kini tengah menjalankan misinya. Gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Areksa Angelina Smith. Anak angkat dari keluarga Smith. Karena istri dari kepala keluarga Smith, Sinta, sangat menginginkan seorang anak perempuan. Disaat yang bersamaan waktu itu, Ricky Smith menemukan Areksa ditengah jalan saat berumur 7 tahun. Saat itu, Areksa kabur dari panti asuhan. Gadis kecil itu sudah tidak tahan tinggal disana, akibat terus menerus diperintah oleh teman se panti asuhannya untuk mengerjakan tugas sekolah maupun pekerjaan di panti. Contohnya, membersihkan kamar, dimana selama Areksa tinggal di sana, hanya gadis itu sendiri yang bekerja untuk membersihkan kamar mereka. Terlebih saat Areksa selalu mendapatkan juara di sekolahnya, membuat beberapa anak di panti asuhan itu, iri kepadanya. Saat Ricky membawa Areksa pulang, Sinta maupun keempat anak laki-laki di keluarga itu merasa senang. Bahkan Areksa di perlakukan layaknya Putri Raja di mansion Smith. Anak dari Sinta dan Ricky adalah laki-laki semua, tak ada perempuan. Anak pertama mereka bernama Reza Andriano Smith berusia 27 tahun. Yang kedua, Putra Rizal Smith berusia 25 tahun. Yang ketiga, Samuel Smith berusia 24 tahun. Yang keempat, Peter Smith berusia 22 tahun. Keempat pemuda dari keluarga Smith itu sangat dingin dan kaku kecuali jika bersama keluarga mereka. Mereka berempat juga mempunyai perusahaan sendiri, hanya untuk menutupi identitas mereka sebagai anggota Mafia. Back to topik. Sebenarnya, para Abang-abang Areksa ingin membantu. Namun, Areksa menolak dengan ancaman bahwa dirinya tidak akan berbicara lagi pada keempat abangnya itu. Keempat pria yang menjadi abangnya tentu tidak mau jika Areksa marah pada mereka. Karna gadis itu sangat susah untuk dibujuk. Setelah menyelesaikan misi, Areksa dan semua anggotanya keluar dari gedung tua yang menjadi tempatnya menjalankan misi karna gedung itu sebentar lagi akan meledak. BOOM “Hah.. akhirnya selesai juga.” ucap Areksa sambil duduk diaspal untuk merengangkan otot-otot kakinya. “Siapa yang bilang semuanya telah selesai?” Areksa mendongak menatap seseorang yang kini menodongkan senjata tepat disamping kepalanya. Ternyata, salah satu anggotanya ada yang berkhianat DOR Belum sempat berucap dan melawan, pengkhianat itu lebih dulu menarik pelatuk dan melepaskannya. Sehingga peluru itu tepat mengenai kepala hingga tembus ke belakang. Semua anggota Mafia Areksa mematung melihat itu. Bahkan mereka pun tak sempat menyelamatkan Areksa, Leadernya. Tersadar dari keterkejutannya, mereka langsung mengejar pelaku yang menembak Areksa dan membunuhnya ditempat juga. “Sa? Bangun bodoh! Lo kuat, kan?” bentak Frisal. Wakil ketua dari Areksa. Walau tau kemungkinannya nihil, namun Frisal tetap mengguncang tubuh yang telah melepaskan nyawanya beberapa menit yang lalu. Areksa memang lebih suka menutupi identitasnya dengan tingkah laku dan ucapan tidak masuk akalnya, karna jika dirinya terlalu misterius, maka Agen Rahasia yang mencari tau tentang Leader Mafia-nya akan curiga. Gadis itu tak menjawab pertanyaan dari Frisal. Namun, perlahan tapi pasti, mata gadis itu tertutup. Frisal dengan cepat mengambil salah satu kunci mobil anggotanya dan membawa Areksa menuju rumah sakit terdekat. Dengan masih memakai baju yang berlumuran dengan darah akibat misi tadi, membuat semua penjenguk bahkan suster menepi saat mencium aroma anyir yang sangat menyengat dari mereka berdua. Setelah memanggil dokter, Areksa kini dibawah ke ruang operasi. Frisal pun sudah menelfon keluarga Smith. TAP TAP TAP TAP “Dimana adik gue?!” teriak Samuel menarik kerah baju Frisal. Samuel memang yang paling temperamen, apalagi menyangkut tentang keluarganya dan adik kesayangannya. “Lo tenang dulu bodoh!” bentak Putra menarik Samuel. Sedangkan Bunda Sinta, Ayah Ricky, Reza dan Peter terdiam dengan fikiran yang berkecamuk. Ceklek Dokter itu keluar dan terkejut saat melihat koridor rumah sakit di penuhi dengan manusia yang berbaju hitam. Kecuali Bunda Sinta. ‘Ya tuhan, siapa mereka? Seperti malaikat maut saja. Mana banyak sekali.’ Batin dokter itu yang kini tangannya sudah keringat dingin karna tatapan tajam dari Reza. “Bagaimana keadaan adik saya?” tanya Reza dengan sorot mata tajam serta wajah datarnya. Membuat dokter itu semakin gemetaran. “M-Maaf, P-Pasien tidak bisa diselamatkan.” Dokter itu menegang saat Reza dengan cepat menarik kerah baju dokter itu dan memukulnya. BUGH “Sialan!!” teriak Reza. “Bang! Sadar bang! Kita tidak bisa lawan takdir tuhan!” bentak Peter berusaha memisahkan Reza dari dokter itu. Frisal terduduk lemas mendengarnya. Areksa, si penolong hidupnya, kini telah tiada. ‘Semesta selalu tidak berpihak sama gue, ya Reksa?’ batin Frisal. Sedangkan Bunda Sinta sudah menangis bersedu-sedu mendengar penuturan dari sang dokter, begitupun dengan Ayah Ricky yang kini sudah berkaca-kaca. “Mari kita persiapkan acara pemakaman Areksa.” Suara serak Ayah Ricky membuat keempat putranya menoleh begitupun dengan anggota Mafia Areksa. “Tapi, Ayah---“ “Ini sudah takdir Reza!” ucap Ayah Ricky memotong perkataan Reza dan berlalu pergi dari sana untuk menenangkan sang istri. ‘Maaf, aku tidak bisa menjaga anakmu.’ **** Disisi lain bersamaan dengan waktu saat Areksa di operasi. Seorang gadis berpakaian culun dan norak, sedang berada digudang bersama dengan tunangan dan sepupunya. Dia adalah Ariska Anandya Abraham, Arion Nugraha Bromo dan Ratu Fransisca Abraham. “K-Kalian mau n-ngapain?” tanya Ariska gugup saat melihat Arion dan Ratu yang menyeringai kearahnya. “Mau bunuh lo!” ucap Ratu sambil tertawa. Ariska refleks mundur saat melihat mereka berdua semakin maju ke arahnya. Arion membawa sebuah belati dan berjalan kearah Ariska bersama dengan Ratu yang sedang dirangkul olehnya. Laki laki yang telah resmi menjadi tunangannya itu, menusuk belati tepat diperut Ariska. “Akhh!” teriak kesakitan Ariskaa. Bersamaan dengan teriakan Ariska, mereka berdua tertawa layaknya Ariska sedang melawak dihadapan mereka. Arion tak suka dengan Ariska karna satu dan lain hal. Lebih menyukai Ratu Fransisca Abraham, sepupu dari Ariska. “R-Rion kenapa k-kamu melakukan i-ini padaku?” ucap Ariska dengan tersenggal-senggal, yang kini sudah tergeletak ditanah. Arion tak menjawab, ia lebih memilih menarik Ratu untuk pergi dari sana. Meninggalkan Ariska sendirian ditengah-tengah kesakitannya. Samar-samar Ariska mendengar suara langkah kaki seseorang berjalan mendekat ke arahnya. Gadis itu ketakutan. Namun, tak bisa bergerak akibat belati itu. “Tenanglah, aku hanya mau menolongmu. Semoga kau selamat.” Ucap lelaki yang menolong Ariska itu. Berada di gendongannya, membuat Ariska lebih nyaman dan aman. Gadis itu memejamkan matanya dan tersenyum. ‘Makasih, suatu saat akan kubalas kebaikanmu ini. Tapi kali ini, aku ingin beristirahat.’ Ucapnya dalam hati sambil tersenyum. Ariska tak tau bahwa jiwanya akan pergi tapi tidak dengan raganya yang harus diisi oleh jiwa Areksa. Areksa si Leader Mafia yang kini harus terjebak dalam raga Ariska Anandya Abraham. Saat dirumah sakit, lelaki yang menolong Ariska saat itu hanya mengantar dan membayar biaya perawatannya dan pergi dari sana. Tak lupa menyimpan sebuah hoodie untuk Ariska dan sebuah Blackcard untuknya.