bc

Lost My Baby

book_age16+
825
FOLLOW
3.5K
READ
drama
tragedy
comedy
twisted
sweet
like
intro-logo
Blurb

Ketika kedatangan tamu masa lalu, apa yang membuatmu gelisah?

Saat bayi dalam kandungan tak lagi tumbuh, apa yang membuatmu gelisah?

Kehidupan Baby yang serba sempurna justru harus menjadi sesuatu yang terasa percuma ketika dia sudah menjadi seorang istri. Dua kegelisahan besar membayangi kebahagiaannya.

Baby yang manja dan bisa melakukan apa saja, serta memiliki Marco yang sangat mencintainya. Semua tiba-tiba sirna dari hatinya. Ketika kehilangan bayi-nya, rasanya dunia runtuh menimpanya.

Baby menjadi rapuh ketika kehilangan bayi yang baru saja 3 bulan ia kandung.

"Baby, aku akan tetap mencintaimu apa pun yang terjadi. Meski baby kita sudah hilang. Kalau kau seperti ini, aku seperti kehilanganmu. Aku kehilanganmu. Kembalilah seperti dulu. Seperti Baby-ku yang dulu."

Kebahagiaan kembali terasa ketika ia menyadari Marcolah sumber bahagianya. Meski sempat saling menghindar karena rasa cemburu. Namun cemburu itu lagi yang kembali mengikat rindu tuk bertemu.

chap-preview
Free preview
Prolog-Lembar Kehidupan Baru
Prolog Lembar kehidupan baru yang seharusnya sangat bahagia justru dihadang dengan satu persatu masalah. Masalah terberat di awal pernikahan adalah ketika kehilangan baby mereka. Anak pertama yang dikandung Baby tidak bisa dipertahankan hingga ia harus mengalami keguguran. Di saat sedih dan depresi setelah kehilangan bayi di dalam kandungannya, Baby juga harus menghadapi rasa cemburunya dengan kemunculan Clara Patricia yang sepertinya sengaja hadir untuk mengganggu Marco. Sikap Baby yang berubah menjadi pemarah dan dingin, membuat Marco merasa ia tak hanya kehilangan baby kecilnya, tapi juga kehilangan Baby istrinya. Kedua hal itu membuatnya kadang merasa ingin pergi jauh. Marco yang sedang dalam keadaan bingung kini lebih banyak diam dan menghindar dari Baby. Menghindar bukan karena ingin melainkan karena tak ingin membuat masalah dengan istrinya itu. Ketika Marco sedang fokus mengurus rumah tangganya untuk segera bisa memiliki anak dan untuk mengurus bisnis barunya bersama dengan istrinya, Clara Patricia muncul untuk mengganggunya. *** "Malam ini aja, aku ingin terjaga, jauh dari kamu. Aku ingin tau, betapa aku ... sangat menginginkan istri aku, meski jauh. Sejauh langit dan bumi sekali pun." "Sejauh apa pun kamu, sedingin apa pun aku ke kamu, sebesar apa pun amarahku, aku nggak bisa lepasin kamu dari hidup aku. Aku nggak bisa nyingkirin kamu dari hati aku. Aku tetap butuh kamu di samping aku, Marco ...." Apakah setiap masalah, akan selalu membawa mereka kembali pada cinta yang kuat untuk tetap saling terikat? ------*------ Semenjak kedatangan Martin Santoso, Marco Santoso, dan Andrew Mattew, Patrick Mattew, Santoso Group berkembang pesat. Ditambah lagi Baby yang memang mewarisi kecerdasan kedua orang tuanya. Ia mengembangkan perusahaan baru yang beregerak di bidang fashion dan make up bersama dengan Marco, suaminya. Martin fokus memimpin Santoso Advertising. Andrew memang sejak menikah dengan Lala sudah mendirikan perusahan Perdagangan di sektor ekspor, import. White Brother Company, Holding atau perusahaan induk-nya berada di Australia. Dan kini Baby bersama Marco memulai perusahaan sendiri di bawah naungan Santoso Group. Baby yang menginginkan namanya menjadi sebuah brand, dan setelah menjadi Nyonya Marco Santoso ia pun benar-benar sah memakai nama belakang Santoso. Juga sah menjadi cucu konglomerat Santoso. Akhirnya ia memakai Baby Santoso (BS) sebagai brand fashion yang terbagi menjadi lima produk. Tas, sepatu, perhiasan, parfum, dan kosmetik. Tetap Marco sebagai direktur utama, dan Baby sebagai direktur. Sejak menjadi Nyonya Marco Santoso Baby hampir tak pernah menggunakan uang cash. Sedang berada di sebuah kafe. Lalu meminta tagihan. "Maaf, Nyonya Marco Santoso, sudah masuk tagihan Pak Marco, beliau sudah berpesan seperti itu," kata manajer kafe. "Oh, begitu ya. Oke, trims, ya!" tersenyum lalu pergi. Menelepon Marco sambil menuju mobil, Bobi sudah menunggu di pintu mobil. "Ada apa Nyonya Marco?" suara tegas sang suami terdengar. "Jadi aku nggak bisa membayar apa pun?" tuntut Baby ketika menelepon suami sambil memakai kaca mata hitamnya. "Ke mana pun tempat Nyonya Marco pamit pergi," jawabnya santai. "Kamu kapan pulang? Daddy mana?" tanya Baby. "Daddy lagi ngobrol sama Grandpa. Malam ini aku sudah ada di samping kamu istriku sayang." "... Mm, nggak ada suami di kantor, istri jadi sering liatin pintu, nungguin suami masuk," ungkap Baby dengan sikap yang manja. "Hmm..., istri kangen suami?" "Selalu." "Setiap detik ... aku juga kangen sama istri, nyonyaku, nyonya Marco yang sangat mempesona. Bibirmu, hidungmu, segalanya, nggak ada lagi bentuk kesempurnaan selain Baby -ku. Istriku. Nyonya Marco Santoso." "Aku jadi makin kangen suami ..., cepet pulang sayang. Daddy bilang cuma sebentar, kan?" Marco. "Iya, Daddy masih membicarakan soal pekerjaannya dengan Grandpa. Juga soal bagaimana cara untuk memasarkan produkmu nanti di Australi." Ketika Marco sedang asik bicara, Martin bertanya tanpa ada suara, Marco mengangguk, membenarkan bahwa yang menelepon adalah putrinya. "... Aku udah kangen suami ...!" rengek Baby tanpa tahu telepon sudah pindah tangan. "Hm, jadi sekarang kangennya cuma buat suami aja? Daddy udah nggak dikangenin lagi, hm?" goda Martin ketika mendengar Baby. "Eh ..., Daddy, jadi malu! Kangen sih sama Daddy, tapi porsinya udah berkurang," jawab Baby setengah bercanda. "Hahaha ..., jangan banyak-banyak nguranginnya sayang, Daddy nggak akan tahan!" canda Martin. Marco tersenyum memperhatikan istri dan mertuanya bicara sangat dekat mengingat mereka bukanlah anak dan ayah kandung. Mereka berdua tak pernah nampak bukan sekandung. "Oke, kita masih ada pekerjaan. Kamu masih harus kembali ke kantorkan, sayang?" tanya Martin dengan nada bicara yang lembut. "Iya Dad, aku keluar cuma untuk makan siang aja," jawab Baby apa adanya. "Oke. Bye sayang," ucap Martin. "Bye Dad, i love you," balas Baby. "I love you to." Martin lalu mengembalikan ponsel pada keponakan yang kini menjadi menantunya. "Eh, gimana, udah ada tanda-tanda belum?" tanya Martin dengan penuh harap. Marco mengerti, ia pun tersenyum malu. "Belum, Dad. Pasti sebentar lagi." Mereka tersenyum penuh dengan arti dan juga tak lupa untuk berdoa di dalam hati. "Kamu akan semakin mencintainya saat ... dia hamil nanti," ucap Martin sambil menepuk pundak Marco, "okeh, ayo cepat selesaikan urusan kita, Tuan Putri sudah menunggu kita untuk segera kembali ke istana." Marco semangat mendengar itu. Untuk pertama kali meninggalkan Baby dalam waktu yang lama, mengikuti Daddy yang melakukan perjalanan bisniss dan mengurusi Baby Santoso Corp. Seperti brand fashion lainnya, Baby juga ingin produknya sampai mendunia. Sebagai pengantin baru, Marco tentu ingin selalu berada di dekat dengan istrinya. Akan tetapi tentu saja ia harus mulai bekerja. Dan saat ini dirinya bukan lagi seorang laki-laki single melainkan seorang suami, seorang kepala keluarga yang harus bertanggung jawab memenuhi kebutuhan rumah tangganya. - - - - - - - - - - - - *BS* - - - - - - - - - - -

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.6K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

BILLION BUCKS [INDONESIA]

read
2.1M
bc

Bukan Istri Pilihan

read
1.5M
bc

Marry Me If You Dare

read
222.8K
bc

Billionaire's Baby

read
279.7K
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook