bc

ANIMALS

book_age18+
1.2K
FOLLOW
5.4K
READ
billionaire
dark
possessive
CEO
bxg
city
secrets
like
intro-logo
Blurb

[18+]

Hari itu, Kianna Heavens model yang cukup terkenal tiba-tiba mendapati jadwal pertemuan baru bersama perusahaan yang berniat menjadikannya Brand Ambassador setelah satu harian menjalani photoshoot.

Kianna sama sekali tidak tahu bahwa pemilik Wright Enterprise, perusahaan financial terbesar di Amerika, pria dengan iris hazel yang indah dan bibir seksi yang bisa membuat semua orang bertekuk lutut itu memberikan sebuah penawaran yang membuatnya terjebak.

"Berkencanlah denganku, Miss Heavens." Kata pria dengan suara baritone itu di telinga Kianna.

"Ayahku menginginkanku untuk mengenalkan kekasihku padanya. Kuharap kau mau berkerja sama denganku."

Kianna tidak menyetujuinya tentu saja, dia tahu pria sejenis apa Brian Wright itu, tapi Kianna tidak menyangka bahwa dia adalah pria yang sangat gila yang mampu melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau.

"Terimahlah perjanjian itu Kianna. Kau hanya harus jadi kekasihku, dan aku akan memberikan segalanya untukmu. Tidak perlu memikirkan hal lainnya."

"Tapi—"

"Aku memintamu."    

Brian tersenyum kecil, menatap Kianna dengan sorot mata penuh keyakinan, yang berhasil membua Kianna tidak bisa menahan dirinya untuk lantas menginginkan pria itu, hingga suatu saat tiba-tiba Kianna mengetahui alasan pria itu menawarkan kesepakatan padanya.

Dia... gay?!      

Kianna bergetar mendapati Brian sedang berciuman dengan pria yang mereka hadiri pesta kelahiran putri pertamanya.

Jadi dia berniat berkencan dengan Kianna untuk menutupi orientasi sexualnya?

Kianna berpikir untuk langsung membatalkan kesepakatan mereka, tapi Brian terus saja mengejarnya, meminta Kianna untuk terus berada disisinya, hingga disaat yang bersamaan sesuatu dari masa lalu pria itu tahu-tahu datang, dan berniat mengacaukan hubungan mereka.

©️ 2018, NAMBYULL.

chap-preview
Free preview
P R O L O G U E
"We have to breake up," "Apa?! Sayang, tolong jangan main-main. Ini tidak serius kan?" "Bri, aku dan istriku akan memiliki anak bulan ini" "b******k, kau berkata kau mencintaiku. Apa ini yang namanya cinta?!" "Baby, aku memang mencintaimu. Tapi dari awal sudah kukatakan padamu. Kau tidak bisa memilikiku seutuhnya, aku punya... istri" "Dasar sialan!!!" ••• Serangan kilat dari kamera terus menghujami wajah menakjubkan seorang Kianna Heavens—the most enchanting woman. Kelahiran Virginia yang sukses membuat para kaum adam bertekuk lutut, memintanya untuk sekedar melihat atau menyapa—atau jika memang permintaan itu terlalu berlebihan, meminta untuk mengunjungi mereka dalam mimpi saja sudah seperti kuasa terbesar yang Tuhan berikan. Bibirnya terangkat, tersenyum sinis. Rambut gelombang pirang sebaik lautan itu berterbangan, sejalan dengan hembusan angin yang terarahkan padanya. Tangan kurus dan kaki jenjang miliknya terlihat begitu indah, kulit putih bersih dan bibir merona berbentuk hati miliknya adalah sebuah perpaduan indah, serta, perut ramping dan postur tubuh tinggi semampainya menjadi pelengkapnya menjadi obsesi setiap wanita saat ini. Mata emerald sewarna hutan tropis-nya mengerling, membuat semua orang di tempat itu berdecak takjub.Sempurna, Kianna lantas berbalik mendekati kamera,memberikan beberapa tatapan tajam yang penuh dengan godaan, lalu tersenyum kecil hingga seruan director langsung membuat ruangan riuh dengan tepuk tangan isyarat pemotretan telah selesai. “Amazing!!" Kianna segera melepaskan posenya dan mendesah legasaat itu. Dia melirik jam dinding di dekat lukisan sedikit terkejut karena sudah genap enam jam dia berpose, berganti pakaian, berpose, berganti pakaian, berpose—hingga dia tidak sadar kalau kakinya seperti sudah tidak mampu lagi untuk menopang tubuhnya. Jessica James, asisten sekaligus manager Kianna, datang membawakan bathrobe sambil tersenyum pada Kianna yang raut wajahnya terlihat kesal. "As always, kau terlalu menakjubkan untuk dipuji. Apa kau lelah?" Kianna reflek memutar matanya sebal. "Wtf, Jess, tentu saja aku lelah! Kau tahu, ini adalah sesi pemotretan terpanjang sepanjang hidupku. Kurasa aku akan mati jika pemotretan ini lebih lama lagi!!" Jessica tertawa, menepuk pundak Kianna ikut prihatin.Mereka berjalan ke arah ruang ganti setelah mengucapkan terima kasih pada staf-staf pemotretan. Beberapa staf stylish langsung menghampiri mereka saat berada di sana. Staf-staf itu segera melepaskan beberapa mutiara di kepala Kianna lalumembantu melepaskan properti glitter yang sengaja di lengketkan di tubuhnya. Tema pemotretan kali ini adalah Mermaid—lucu sekali. Kianna rasa tidak ada yang lebih menggelikan dari pada itu. Sebelumnya Jessica memang sudah mengkonfirmasi jika pemotretan terakhir Kianna hari ini berkonsep april fools. Dia sendiri tidak tahu tema apa yang di berikan majalah Claire di awal april pada Kianna, dia pikir mungkin hanya tema lelucon bodoh seperti biasa. Tapi begitu sampai di sini beberapa jam yang lalu, mereka langsung di kejutkan dengan properti penuh fairy-tale yang sudah memenuhi satu studio. Benar-benar april fools! Kianna tidak bisa berkata apa-apa, begitu juga Jessica. Mereka tidak bisa membatalkan kontrak yang sudah di tanda tangani tiga bulan lalu. Kianna yang berniat menolak pun, terpaksa memutuskan untuk mengalah, hingga pemotretan terakhir yang berdurasi hampir enam jam terselesaikan dengan sangat baik. Begitu kata director pemotretan. “Hey, Ann.” Kianna sedang dihapus make upnya sambil memainkan ponsel saat Jessica mendadak memanggilnya. “Hmm?” “Sepertinya kau memang akan mati kali ini.” Kata Jessica serius. Kianna menoleh curiga dan tiba-tiba saja asistennya itu tersenyum lebar. “Walaupun aku kesal karena Kate selalu membuat jadwal dadakan dan menghancurkan jadwalmu, tapi aku berharap kau menyisakan tenaga untuk yang satu ini.”Ujarnya dengan suara manis. “Akan ada pertemuan dengan Wright enterprise malam ini, berhubung karena kau mau bekerja non-stop satu bulan ini, maka aku sudah menyetujui kita akan datang.” Jessica menepuk pundak model-nya itu prihatin. Dia tertawa, ingat jika beberapa waktu lalu Kianna pernah mengatakan bahwa dalam bulan ini dia tidak ingin berhenti menerima job karena Tifanny Jenner, salah satu rival modelnya, pernah mengatai Kianna sebagai model tidak laku. "Kau tidak bisa mewakilkanku?" tanya Kianna lemas, meskipun dia mengatakan dengan ego setinggi langit akan menerima job dari pemotretan apapun dan tidak peduli jika nantinya akan drop akibat jadwal padatnya asal Jessica bahwa asal Tifanny Jenner—wanita sialan itu tidak punya muka lagi untuk menghinanya, tapi hari ini dia benar-benar lelah sekali, dia tidak tidur sejak semalam dan sudah memulai semua aktivitasnya sejak pagi. “Kau pernah mendengar tentang Wright Enterprise?” “Tapi Jess, aku lelah sekali.” Jessica menggelengkan kepala, tahu sekali bahwa sahabat sekaligus modelnya ini mulai menyesal dengan omong kosong tentang tidak berhenti menerima job-nya itu."No no! Kesempatan seperti ini hanya sekali seumur hidup, sampai kata Kate pertemuan ini lebih berharga dari nyawanya, Jadi maaf aku tidak bisa melepaskanmu hari ini.” Kianna mendengus, Jessica memberikan tabletnya untuk menunjukan keuntungan dari kontrak kerja sama yang ditawarkan perusahaan yang akan mereka temui beberapa jam lagi. “And for your information, Ann.” Kata Jessica. “Wright Enterprise itu adalah induk perusahaan multinasional yang berkembang di bidang financial, asuransi dan perbank-an terbesar di Amerika. Setidaknya ada sepuluh bank, delapanasuransi, dan lima kantor pelayanan financial yang merupakan anak perusahaan mereka, jadi kau bisa menebak seberapa beruntungnya kau dipilih sebagai salah satu model yang mendapatkan kesempatan ini.” Kianna tidak menjawab, Jessica memang benar tentang betapa beruntungnya dia saat ini, tapi Kianna benar-benar lelah, dia sangat lelah sampai rasanya mau mati. Namun karena Kate—CEO entertainment-nya sendiri yang memberikan jadwal dan Jessica yang terlihat penuh semangat menahan Kianna, dia yakin tidak akan ada kesempatan untuk kabur atau melarikan diri sekarang. Jadi Kianna hanya berharap pertemuan ini tidak memakan waktu hingga berjam-jam, karena dia sangat butuh istirahat agar—demi Tuhan, dia bisa tetap hidup. ••• Terdengar ketukan hak dari wanita yang merupakan salah satu model ternama itu. Tatapannya tidak peduli, dan jelas sekali dia sedang tidak dalam kondisi suasana hati yang baik sejak asisten sekaligus manager-nya memberikan tambahan jadwal untuknya beberapa saat lalu. Dia sampai di gedung utama Wright Enterprise dengan pengawalan, sama seperti beberapa model lain yang juga diundang dalam pertemuan, karena entah bagaimana, beberapa media tahu-tahu sudah menunggu kedatangan para model di depan pintu masuk, dan berbondong-bondong mencari update-an terbaru tentang pertemuan yang akan diadakan oleh Wright Enterprise bersama beberapa model hari ini. Sebelumnya Jessica James mengatakan bahwa di pertemuan kali ini Wright Enterprise akan melanjutkan pembahasan tentang kerja sama commercial dan brand ambassador karena di pertemuan yang lalu para petinggi agensi model-model yang hadir hari ini, sudah setuju untuk mengajukan kontrak. Jessica juga terang-terangan mengatakan pada Kianna jika dia yakin bahwa Kianna yang akan di pilih sebagai brand ambassador terbaru mengingat reputasinya yang bagus belakangan, tapi Jessica juga sudah mengatakan bahwa kemungkinan Kianna tersingkirkan kali ini bisa saja sama besarnya mengingat Wright Enterprise terkenal pemilih dan sangat detail pada keputusan yang mereka lakukan—itu juga yang membuat kekuasaan mereka selama empat dekadebelakangan stabil. Mereka selalu hati-hati. “Kita akan menemui siapa?” tanya Kianna sambil memperhatikan gedung utama milik Wright Enterprise dari balik kacamata hitamnya. Kianna ingat pernah mendatangi markas utama Google, **, Snapchat dan perusahaan yang lain tapi benar-benar… baru kali dia terperangah pada mengagumkannyasebuah gedung perkantoran. Perpaduan modern dan simpel,dengan konsep efisen yang sangat mewah, hingga pendeskripsian pendek tidak akan mungkin cocok untuk menggambarkan bagaimana indahnya gedung utama Wright Enterprise ini. Jessica menoleh. “Anggota direksi.” Mereka sampai di tempat yang ditunjuk staff Wright Enterprise yang menuntun mereka. Para pengawal Kianna menyingkir, dua orang tetap berada di belakangnya. Setelah di persilahkan, mereka masuk ke dalam ruangan pertemuan di mana sudah ada dua puluh orang berjas formal yangmenyambut kedatangan perwakilan para entertainment.Namun begitu mendekati meja pertemuan, seakan terotomatis, semua orang—sekecuali Kianna Heavens yang sedang mati-matian menahan kantuknya, langsung mengalihkan fokusnya pada pria dengan mata hazel yang berada paling jauh di tengah, di tempat kursi kekuasaanya lah yang membuat semuaorang tertegun membuat Kianna ikut terdiam. Padahal pria itu hanya berdiri, melangkah dari kursinya dan tersenyum—senyum kecil yang demi Tuhan terlalu kecil untuk berhasil membuat jantung semua orang di sana nyaris berhenti. “Perkenalkan, saya Brian Wright, kehormatan besar bertemu dengan kalian semua.” Suara baritone yang penuh kekuasaan milik pria itu terdengar tenang menggelitikpendengaran. Bibirnya terangkat lebih tinggi, tersenyum ramah dengan cara yang membuat semua orang tahu bahwa dia telah terbiasa mendapat raksi seperti itu sepanjang hidupnya. Dia menggerakan tangannya sekilas, mempersilahkan semua orang untuk duduk dan bergabung dalam rapat. Para perwakilan entertainment, model serta dewan direksi segera mengambil tempat yang di sediakan sesuai perintah—tak langsung darinya. Warna mata yang seksi, tubuh yang propesional dengan tinggi serta bentuk tubuh yang tegap, kekayaan yang berlimpah, pengaruh yang tidak bisa terbantahkan, serta pesona yang mematikan semua orang, dia mungkin tidak sadar, tapi semua orang yakin kalau alasan dia dilahirkan pasti hanya untuk membuat semua orang menyesal tidak pernah menyalahkan Tuhan karena ketidak adilannya—seperti yang dirasakan oleh Kianna, hal ini untuk pertama kalinya dalam hidup, dia tersadar bahwa baru kali ini jantungnya berdetak dengan begitu aneh untuk orang lain. Terasa sangat keras, tidak terkendalikan dan sulit di jelaskan seolah-olah pria dengan mata hazel yang dia yakini adalah pemimpin perusahaan itu mampu memenjarakan dan menenggelamkan seseorang dalam pesonanya yang mengerikan. Kianna mungkin pernah melihat ratusan pria dalam hidupnya—para model, musisi, selebritis, bahkan para eksekutif muda yang dulu bekerja sama dengannya. Merekajuga berwajah tampan, mempesona, kaya raya, memiliki selera pria berkelas, serta suara baritone yang bahkan lebih berat... tapi pria ini terasa sangat berbeda. Dia terlalu tenanguntuk ukuran pria yang sadar bahwa dia memiliki pesona yang mengerikan. “Miss Heavens?” Kianna mengerjapkan matanya saat suara britone itu kembali terdengar. Lamunannya buyar dan seketika mengerutkan dahi pada semua orang yang memandangnya dari meja rapat dengan wajah bingung. “Ya?” “Silahkan.” Pria itu menggerakan tangannya kembali, mempersilahkan Kianna dengan senyuman yang lebih lebar dari saat dia pertama kali mengangkat bibir. Kianna sempat tertegun, namun mendapat bisikan keras dari Jessica yang sudah melotot dari tempat duduk untuk membuatnya sadar bahwa sejak pria itu mempersilahkan, dia sama sekali tidak beranjak sesentipun dari pintu ruangan, Kianna segera tersedak. “O-oh, terima kasih.” Dia segera berlari kecil ke tempat duduk di sebelah Jessica sambil menekan jantungnya kuat-kuat akibat getaran yang dia rasakan terlalu mengejutkan. Dia mengabaikan dengusan kesal Jessica, dia mengabaikan beberapa orang yang masih menatapnya, dan dia bahkan mengabaikan segalanya. Konyol, begitu pula dengan fakta pria itu yang berjalan ke meja dihadapannya, menatapnya, dan membuat semua orang terkejut. Detik itu, Kianna sangat yakin sedang merasakan ada ledakan ribuan kepakan kupu-kupu dalam perutnya. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PERFECT PARTNER [ INDONESIA]

read
1.3M
bc

PASSIONATE LOVE [INDONESIA] [END]

read
2.9M
bc

My Husband My CEO (Completed) - (Bahasa Indonesia)

read
2.2M
bc

Living with sexy CEO

read
277.7K
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook