Love The Star

Menjadi seorang artis dan penyanyi terkenal yang sedang naik daun, membuat Kalfi Abraham Arfas harus benar-benar menjaga image dan popularitasnya. Terlebih lagi dalam hal percintaan. Wajahnya yang tampan dengan memiliki hidung mancung dan senyum yang sangat menawan, membuat Kalfi di gandrungi banyak wanita di luaran sana. Terlebih lagi dengan sosoknya yang cool dan tatapannya yang tajam. Membuat sosok Kalfi mempunyai ciri khas tersendiri. Tidak ada yang tahu bahwasannya Kalfi adalah seorang CEO dari perusahaan ternama yang bergerak dalam bidang Property. Pemilik beberapa hotel bintang lima dan Resort yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kecintaannya di dunia musik membawah Kalfi menjadi seorang penyanyi. Dan dengan menyanyi juga Kalfi selalu mengingat mendiang istrinya yang sangat dia cintai dengan sepenuh hati. Selama sembilan tahun Kalfi benar-benar menjaga cintanya untuk tidak terusik dengan para wanita yang mendekatinya. Dia cuma ingin fokus membesarkan putri tercintanya. Buah cintanya dengan mendiang istrinya. Untuk menjaga kenyamanan putrinya, Kalfi benar-benar menutup akses public untuk mengenal putrinya. Banyak para wartawan dan infotaiment yang mencari informasi tentang putri seorang Kalfi. Karena kekuasaan yang dia miliki, dia dengan mudah menutup informasi itu. “Tuan, ada pesan suara dari Nona Muda,” ucap Asisten pribadi Kalfi dengan sopan. Dia mengulurkan ponsel kepada Kalfi yang sedang memainkan MacBook miliknya. Kalfi menerima ponselnya dan mendengarkan pesan dari putrinya. “Aku merindukan Daddy. Cepat, pulanglah ke rumah.” Terdengar suara Melodi seperti perintah kepada Kalfi. Dia tersenyum mendengar suara putrinya yang pasti saat ini sedang kesal. “Rey, lihatkan jadwalku hari ini. Apa ada pertemuan penting? Putriku sudah merindukanku.” Kalfi berbicara tanpa melihat asisten pribadinya. Dia menatap lurus dan membayangkan wajah cantik putrinya yang sedang kesal. Wajah cantik yang sangat mirip dengan mamanya. Terlebih lagi saat putrinya tersenyum manis. Senyuman meneduhkan siapapun yang melihatnya. “Daddy juga sangat merindukanmu, Queen. Tunggu Daddy menyelesaikan pekerjaan Daddy. Setelah itu Daddy akan menemanimu. Andai mamamu masih ada, pasti dia akan selalu ada di sampingmu. Menemanimu bermain. Maafkan Daddy yang tidak ada waktu buatmu,” batin Kalfi. “Untuk hari ini Tuan harus ke perusahaan terlebih dahulu. Karena ada meeting dengan perusahaan C.A. Corporation. Setelah meeting, sudah tidak ada lagi pertemuan untuk tiga hari ke depan. Karena konser anda akan dilakukan minggu depan di Malaysia.” Rey membacakan jadwal pekerjaan Kalfi. Setelah mendengar jadwalnya, Kalfi tiba-tiba ingin mengajak putrinya berlibur ke pulau pribadinya. Pulau yang khusus dia beli untuk bisa menghabiskan waktu dengan putrinya jika dia sedang tidak ada jadwal. Kalfi menutup MacBooknya dan berdiri dari duduknya. “Kita ke perusahaan sekarang! Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu bersama putriku. Persiapkan penerbangan untuk nanti malam. Kita akan berlibur ke pulau pribadiku,” ucap Kalfi. Rey yang mendengar perintah Kalfi, dia langsung bersemangat. “Baik, Tuan.” Rey langsung menghubungi salah satu anak buahnya untuk mempersiapkan pesawat pribadi milik Kalfi. Mereka berdua berjalan menuju ke parkiran. Setelah Kalfi mengisi acara sebagai bintang tamu di salah satu stasiun Tv ternama, Kalfi masuk kedalam mobil dan mobil pun melaju keluar dari parkiran studio. Di sepanjang jalan terlihat banyak banner foto konser Kalfi yang akan di gelar di tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura. Debut perdana konser Mega Bintang. Salah satu bentuk promosi Kalfi di album terbarunya yang berjudul My SunShine. Lagu yang khusus dia ciptakan untuk mendiang istri yang sangat dia cintai. Kalfi terlalu dalam mencintai mendiang istrinya. Cinta pertamanya yang dia bawah sampai jenjang pernikahan. Namun, takdir berkehendak lain. Setelah tiga tahun menikah, istrinya meninggal karena penyakit kelenjar getah bening yang dia sembunyikan selama ini. Disaat rumah tangganya sangat bahagia karena kehadiran putri kecilnya yang sangat menggemaskan. Kalfi memejamkan matanya. Mengingat wajah cantik istrinya yang sedang tersenyum kepadanya. Hatinya seperti tertancap pisau yang runcing saat dia teringat akan kematian istrinya yang mendadak. Kebodohannya sebagai seorang suami yang tidak peka saat istrinya sedang sakit. Dia benar-benar merutuki kebodohannya. Sampai saat ini dia menyalahkan dirinya sendiri atas kematian istrinya. Harta kekayaannya yang banyak tidak bisa menukar nyawa istrinya saat itu. Istrinya meninggalkannya. Menyisahkan buah cinta mereka berdua untuk sepenuh hati dia rawat. Melodi Abraham Arfas, putri kecilnya yang sangat dia cintai melebihi nyawanya. Salah satu semangatnya untuk tetap berdiri sampai saat ini. Menggantikan cita-cita istrinya sebagai seorang penyanyi terkenal. Cita-cita yang masih belum bisa tercapai sampai saat ini. Dan karena rasa cintanya pada mendiang sang istri, dia  akhirnya mencoba memulai kariernya sebagai seorang penyanyi. Dengan suara emas yang dia miliki. “Lihatlah, Sayang. Sekarang di setiap jalan terpasang fotoku sebagai seorang penyanyi terkenal. Banyak stasiun Tv yang mengundangku untuk bernyanyi. Sampai di berbagai negara aku banyak yang mengidolakan. Apa yang aku capai saat ini aku dedikasikan kepadamu. Dan untuk selalu mengingatmu, apa yang aku dapatkan dari menyanyi, aku persembahkan untuk anak-anak pengidap kanker. Aku ingin dengan mewujudkan cita-citamu ini, aku bisa membantu anak-anak yang mengidap penyakit sepertimu bisa sembuh dan bisa menjalani kehidupan mereka dengan senyum dan semangat yang baru. Aku harap kamu bahagia melihat apa yang aku lakukan saat ini. Aku sangat merindukanmu My SunShine. Bidadari terindah yang aku miliki.” Kalfi memegang dadanya yang terasa sakit. Ingin rasanya dia menyampaikan rasa rindunya pada mendiang istrinya. “Tuan, kita sudah sampai di perusahaan,” ucap Rey membuyarkan lamunannya. Kalfi membuka matanya dan keluar dari dalam mobil. Mengatur debar jantungnya untuk tetap tenang dan kuat menjalani hidupnya. Dengan langkah lebar dan pasti, Kalfi berjalan memasuki perusahaannya. Seperti biasa, para karyawannya selalu menatap Kalfi dengan tatapan memuja. Memiliki atasan seorang penyanyi terkenal membuat para karyawan mengidolakan sosok Kalfi. Pria tampan dengan berjuta pesona. Terlebih lagi saat Kalfi menatap seseorang dengan tatapan dingin dan datar. Semakin menambah ketampanannya. Kalfi memasuki lift khusus untuk petinggi perusahaan. Dia menekan tombol lantai 45. Tempat dimana ruangannya berada. Kalfi melangkahkkan kakinya keluar dari lift saat lift terbuka di lantai 45. “Selamat siang, Tuan,” sapa sekretarisnya. Kalfi menganggukkan kepalanya sambil tetap berjalan menuju ke ruangannya. Dia langsung duduk ke kursi kebesarannya. “Siapkan berkas-berkas untuk meeting. Aku ingin mempelajarinya terleih dahulu,” perintah Kalfi pada Rey. Rey keluar dari ruangan Kalfi menuju ke tempat sekretaris Kalfi. Dia menyampaikan apa yang diperintahkan Kalfi barusan kepada dirinya. “Maria, siapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk meeting nanti. Karena Tuan ingin mempelajarinya terlebih dahulu,” ucap Rey pada sekretaris pribadi Kalfi yang bernama Maria. “Baik, Tuan. Akan saya persiapkan,” ucap Maria dengan sopan. Rey kembali ke ruangannya. Ruangan yang khusus disiapkan untuk Rey mengatur semua jadwal dan keperluan Kalfi. Buat Kalfi, Rey bukan hanya sekedar asisten pribadinya saja. Tapi Rey juga diberi kepercayaan penuh oleh Kalfi menjadi kaki tangannya yang setia. Yang berani mati untuk Kalfi.