bc

Childhood Friends

book_age18+
550
FOLLOW
1.8K
READ
dark
dominant
badgirl
drama
tragedy
comedy
sweet
mystery
first love
virgin
like
intro-logo
Blurb

Sekuel Of Dark Obsession

Everybody Wants To Rule The World.

Berawal dari rasa cemburu kekasih Jayler, mengantarkan tubuh Allison ke atas ranjang bernuansa dark. Menyentuh kenikmatan terdalam yang tidak pernah ia temui sebelumnya. Memasuki kehidupannya lebih jauh. Untuk pertama kalinya, Allison ketakutan. Pria satu malam itu pergi, tanpa meninggalkan pesan. Hanya bekas. Sisa mabuk yang begitu penuh gairah semalaman.

[ Mengandung adegan dewasa. Kata-kata kasar, pembunuhan, Narkoba dll ]

chap-preview
Free preview
Prologue
17 years later. Mississippi, Biloxi., As.  "Done! Dasi mu sekarang lebih rapi!"Allison tersenyum, mengedarkan mata hijau zamrud nya pada pria dengan setelan suit berwarna senada, biru gelap. Tubuhnya mendekat, menghirup aroma mint yang khas. Salah satu tangan Allison ada di d**a sosok itu. Lekat dan seakan sulit dikontrol.  Jayler Falcon Smith— CEO muda yang tergolong sukses. "Thanks,"balasnya pelan. "Kau sudah bicara pada Axtena?"tanya Allison. Jayler membungkam mulutnya. Menatap riak mata Allison yang penuh tanya. "Sudah. Pelan-pelan, dia akan paham,"jelas Jayler singkat. "Hmm..."Allison memutar tubuhnya, menarik dress panjang yang menyentuh lantai. Paduan blue & gold rancangan Versace yang begitu menawan. Sempurna ketika ia menggunakannya. "Allison, meski pertunangan ini hanya bagian dari bisnis dari orang tua kita. Kau tahu, aku mencintai mu!"tutur Jayler, menghambat langkah Allison. Gadis itu tersenyum miring, sedikit menoleh ke arah kaca. Menatap pantulan wajah Jayler di sana. "Aku juga. Tapi, katakan itu lagi jika hubungan mu dengan Axtena selesai!"harap Allison, lalu pergi meninggalkan Jayler. Allison Parker. Putri kebanggaan keluarga  Grint, lewat prestasi yang ia miliki setelah lolos dengan nilai cumlaude di Harvard, merubah sisi fanatik nya terhadap dunia, Allison di awasi jutaan orang, menghadapi manusia palsu yang mendekatinya untuk popularitas. Demi merenggut kebebasannya kembali, Allison menerima keluarga Smith. Terbukti, tepat di hari yang sama dengan pertunangannya,  Sinozac & Dalmart Group mengalami peningkatan saham yang pesat. Pandangan Axtena yang ada di tengah ruangan mewah Meison del Catrine, tertuju jelas pada berlian putih yang melingkar di jari manis Allison. Ia iri, ingin menuntaskan amarahnya. Jayler miliknya sejak dua tahun lalu. Hubungan mereka baik, namun, tidak sejak Allison menyelesaikan kuliah dan kembali ke Mississippi. "Tunggu saja. Ini tidak akan lama Allison. Aku tidak akan diam!"batin Axtena, tanpa mengalihkan pandangannya. Allison menoleh, mengangkat gelas ke arah Axtena, tersenyum sinis dan menenggak Sampanye yang ada di tangannya. Axtena tahu, ia dihina. "Sama sekali bukan lawan ku!"gumam Allison angkuh. Mendelik ke arah lain tanpa berniat  menyapa. Allison lebih memilih bergabung dengan orang-orang selevel. "Halo Queen. Selamat atas pertunangan mu,"sapa Trevor— sahabat Allison sejak pria dua puluh tiga tahun ini menjadi seniornya di The Rosey. "Kau bawa hadiah yang bagus?"sela Jayler. "Sure. Tapi tidak di sini. Hadiah kalian di kelab,"jawab Trevor. Mengedipkan salah satu matanya ke arah Allison. "So... Let's go to the party!"sarkas Zion tersenyum miring. "Kau mau ikut, Queen?"tanya Jayler, memegang pinggul Allison mesra. "Jika kau punya keberanian bicara pada daddy ku yang kolot. Aku ikut!"ungkap Allison. "Oww... Kalian sepertinya sangat serius. Lalu, bagaimana dengan Axtena? Apa dia rela melepaskan mu?"selidik Zion. "Ini acara pertunangan ku. Jangan sebut nama...." "Hmm.. Aku mengganggu kalian?"usik seseorang. Membuat mata dari masing-masing mereka beralih ke sumber suara. "Axtena. Kapan kau datang?"tanya Allison, menyandarkan kepalanya di bahu Jayler sengaja. "Sejak tadi. Aku ingin melihat acara ini...." "Kau tidak sakit hati?"sanggah Allison tajam. Axtena diam, mengedarkan matanya ke wajah Allison. Ia terlalu jujur, dan hal itu membuat Axtena ingin mengiris lidah gadis itu. "Aku tahu bahwa pertunangan ini hanya bisnis. Demi Jayler, aku akan memahami nya,"Axtena tersenyum, bersikap tenang. "Aku tidak ingin ikut campur. Ayo sepupu!"ajak Zion pada Trevor. "Wait. Aku dengar, kalian akan merayakan sesuatu di Kelab milik Trevor nanti malam, benar?"tanya Axtena. Trevor dan Zion saling tatap, diam tanpa suara. "Sejujurnya, acara ini hanya untuk kami berempat. Sekaligus merayakan nilai cumlaude ku. Jika kau tidak keberatan dengan itu, kau boleh ikut!"Allison melipat kedua tangannya di d**a. Membalas tatapan Axtena yang penuh arti. "Tentu, aku tidak keberatan. Aku rasa, Trevor akan memberikan ruang VVIP agar kalian tidak perlu pura-pura,"kecam Axtena. "Kau tahu, semua akses di ke kelab Greendale private. Tamu-tamu ekslusif. Like me!"tukas Allison tidak ingin kalah. Axtena bungkam sesaat, mengedarkan matanya ke semua orang. Zion dan Trevor langsung berhadapan, mendekatkan gelas mereka hingga menghasilkan suara berdenting. "Kau akan mengajak ku masuk, 'kan Jayler?"tanya Axtena. "Bicara pada Trevor. Dia pemilik kelab itu, bukan Jayler,"serobot Allison tegas. "Trev... Kau mengizinkan ku?"ubah Axtena, membidik pada pria tampan yang memiliki mata sayu. "Yap. Kau bisa datang. Tunjukkan saja card ini pada pengaman, dia akan membawamu ke ruang utama,"Trevor memberikan sebuah card berwarna hitam, bertuliskan premium member. Axtena menyambutnya cepat, menyimpan benda pipih itu ke dalam handbag miliknya. "Thanks Trev... Jadi, jam berapa kau menjemput ku?"tanya Axtena mengarahkan pandangan pada Jayler yang menutup mulutnya tanpa suara sejak tadi. Pria itu menoleh, melirik sekilas ke arah Allison. "Aku akan pergi bersama Allison. Dia tidak bisa pergi jika...." "Okay. Sampai jumpa nanti malam. Bye Allison..."Axtena memotong ucapan Jayler, tanpa basa basi ia berputar, segera pergi dari tempat yang membuatnya merasa rendah. Axtena mengumpat, membatin dengan segala tuduhan yang ia berikan pada Allison. Wanita itu, merasa kehidupannya di renggut. Meskipun Allison sebenarnya pemilik dari tiga pria itu. Mereka berteman sejak kecil, Allison menjadi pihak berwajib untuk mengenalkan Trevor dan Zion, hingga mereka bersahabat hingga sekarang, menjadi bagian paling populer dan harapan tiap tempat di manapun mereka berpijak, dan Axtena beruntung karena mengenal ketiga nya bersamaan. Pertemuan tanpa sengaja nya terhadap Jayler, membuat jiwanya membaik setelah kedua orang tuanya bercerai. "Aku akan menyingkirkan mu Allison. Tidak peduli bagaimanapun caranya. Aku akan merusak reputasi mu di hadapan Jayler!"batin Axtena sambil mengepal kedua tangannya marah. Keluar dari pesta dengan wajah penuh siasat. Ia menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantunya. _______________________ Limousine perak berhenti di pekarangan Queenstone, mansion mewah yang bebas dari area publik. Berdiri sendiri dan kokoh di kelilingi hutan lebat, menghadap laut. Letak lokasi markas Southsider di rahasiakan. Akses untuk masuk ketat. "Leon,"sapa pria asia yang menyambut sosok baru yang akan memimpin, setelah Calum Dalle— mantan leader Southsiders tewas di tembak salah satu anggota Loz Arcasas— lawan terkuat Southsiders dalam perdagangan Narkotika. Badai perang akibat penembakan tersebut di deklarasikan. Hubungan keduanya semakin buruk. "Bagaimana? Kau sudah dapat info, Justin?"tanya Leon, mengantongi ponsel nya. Turun dari mobil yang di ikuti delapan pengawal bergengsi. "Apa karena nya kau bersikeras untuk memimpin Mississippi?"balas Justin dengan pertanyaan balik. "Dia bertunangan?"Leon berusaha tidak menjawab. Mengalihkan perhatian ke rasa penasarannya pada sosok gadis yang kini tumbuh semakin dewasa. "Ya. Bersama Jayler Smith,"jelas Justin singkat. "Aku ingin menemuinya." "Dia mungkin tidak ingat. Allison tidak pernah melihat wajah mu selama tujuh belas tahun, 'kan?"sergah Justin. "Aku yang akan membuatnya ingat!"balas Leon. "Daddy mu ingin kau fokus pada Southsiders. Calum tewas, kita tidak akan diam,"saran Justin. "Aku tahu apa yang harus di lakukan,"Leon berpaling, berjalan masuk Queenstone. Justin dan pengawal mengikuti, berdiri di sudut ruangan, tampak mengawasi dengan senjata laras panjang. "Berhubung kau sudah di sini, apa kau ingin aku melepas transmitter dari Allison?"tawarin Justin. "Tidak. Aku perlu mengetahui apapun yang ia lakukan!"sergah Leon. "Allison akan tahu, cepat atau lambat." "Aku sudah meminta mu merancang sesuatu yang bagus. Kau hebat dalam empat tahun terakhir, Justin! Tidak ada yang sadar,"sanggah Leon. Duduk di kursi sambil menaikkan kedua kakinya di atas meja. "Ya. Mungkin karena 'Queen' itu yang tidak menyadari, bahwa ada seseorang stalker mengintainya, lalu diam-diam mengunjungi keluarga nya setahun sekali,"sindir Justin, sambil terkekeh pelan. "Dia sexy..."gumam Leon menelan ludahnya kasar. Meneliti ponsel nya seksama. "Saran ku sebagai sahabat. Temui dan tiduri gadis itu,"Justin tersenyum, duduk dipinggir meja. Alis Leon terangkat, menatap wajah Justin lekat. "Kau berengsek!"kekeh Leon. Menuding Justin tanpa alasan. "Itu hanya saran, Vegas. Rebut dia dari tunangan nya,"balas Justin, memberi ide segar yang membuat Leon berpikir. Hingga ia menghapus semua hal kotor yang ada di otaknya. Leon hanya ingin Allison, bukan merusak nya. Cukup itu. "Aku akan menidurinya jika dia yang minta,"ujar Leon. "Kau kampungan!"ejek Justin tidak membuat Leon tersinggung. Mereka tertawa bersama. Membicarakan hal yang begitu menarik lainnya. Justin bertugas, mengingatkan tujuan Leon kembali ke Mississippi. Membalas dendam Southsiders dan kembali mengambil pasar narkoba yang direbut Loz Arcasas.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.3K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
101.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.2K
bc

PLAYDATE

read
118.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.3K
bc

My Secret Little Wife

read
95.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook