bc

HEARTBREAK

book_age4+
664
FOLLOW
3.0K
READ
love-triangle
badboy
goodgirl
powerful
dare to love and hate
student
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Ya, memang terkadang cinta itu membutuhkan sebuah perjuangan. Di sini, gue akan memperjuangan seorang perempuan yang selalu berpikiran jelek tentang gue. Gue bakal membuktikan bahwa tidak semua cowok sama. Bagaimana akhirnya? Ikuti kisahnya.

-Keano Alkenzo Aditama

chap-preview
Free preview
Prolog
Aku adalah seorang lelaki. Biarkanlah aku yang mengejarmu dan biarkanlah aku yang memperjuangkanmu.                                                                                      * * * Seorang cowok yang berdiri dengan memandang gerbang sekolah yang di atasnya bertuliskan nama sebuah sekolah yaitu, SMA Nusa Bangsa. Dia dengan celingak-celinguk melihat kondisi di area sekitar sekolahnya, apakah aman untuk dia masuk ke dalam sana atau tidak. Karena cowok itu datang ke sekolah dalam keadaan terlambat 20 menit. Hal itu sudah bisa dia tebak bahwa gerbang utama sudah ditutup dan kemudian ada pemandangan anak-anak yang sedang dihukum di area lapangan oleh anak OSIS dan guru BK. Motto yang dimiliki laki-laki itu sangat membuat jengkel para guru, "Nakal boleh, b**o jangan! Kejarlah mimpimu walaupun kenakalan melekat dalam dirimu, selagi masih dalam batas wajar!" Motto itu tetap dia songsong paling depan. Kalau dia b**o nanti siapa yang memimpin anak serta istrinya kelak? Diakan nanti juga akan menjadi kepala keluarga yang baik. Tanpa berpikir panjang lagi ia kemudian sekali loncat dan hap. Tembok tinggi yang berada di sekolah SMA Nusa Bangsa itu berhasil ditaklukan oleh seorang laki-laki berbadan atletis yang ditutupi oleh kemeja seragamnya tersebut. Kini dia telah berhasil menjangkau puncak tembok sekolah. Sesekali dia melihat kanan kiri, apakah situasi di sekitar situ sudah aman atau belum. Dirasa sudah aman Keano—nama cowok itu, ia langsung loncat ke bawah. Untungnya dia mendarat dengan mulus di sana. "TELAT LAGI KEANO?!" Suara seseorang yang bertanya dari belakang punggung Keano dengan nada tajam, menusuk, serta menyiratkan ketegasan itu membuatnya memejamkan matanya sekaligus meringis pelan. Apakah dia ketahuan kali ini? “Astagah kegep gue." Gumam Keano. Keano melihat ke arah sampingnya, di sana sudah ada Bu Ismi salah satu guru kesiswaan yang tekenal galak, tegas, dan suka menghukum muridnya yang melakukan kesalahan dengan tidak kira-kira. Guru itu tersenyum menyringai bak mendapatkan mangsa baru untuk dijadikan kelinci percobaan, melihat hal tersebut Keano berdecak kesal. Bu Ismi berkacak pinggang sambil membawa sembilah penggaris panjang dan tebal yang kira-kira panjangnya 1-meter dengan tebal 3 centi meter. Keano menelan ludahnya susah payah, mimpi apa dia semalam sampai bertemu dengan indukan Badak tersebut? Tapi bukan Keano namanya kalau dia tidak berdrama dan mengelak sebisa mungkin. "Saya pagi tadi tuh mencret-mencret Bu. Sama Bunda saya disuruh istirahat di rumah tapi karena saya anaknya rajin ya saya masuk dong Bu, harus Bu Ismi bangga sama saya karena sayakan anaknya---" ucapan Keano terpotong karena Bu Ismi jengah dengan ribuan alasan yang dilontarkan oleh anak laki-laki itu. "Tidak ada alasan lagi Keano! Kemarin kamu katanya telat gara-gara debat sama ibu-ibu naik motor. Sekarang tidak ada toleransi untuk kamu! Cepat kamu pergi ke lapangan lalu hormat di sana!" suruh Bu Ismi dengan nada yang begitu tegas sekaligus ketus. Memang sih kemarin Keano itu telat karena ada ibu-ibu yang bawa motor sen ke kanan tapi beloknya ke kiri sungguh itu sangat menyebalkan. Terus Keano memberi tahu orang itu eh dianya malah ngatain Keano, karena sudah salah ngeyel lagi dia langsung adu mulut di sana. Kalian harus tahu satu hal, selain anaknya modelan kayak gitu Keano juga hobi debat dengan orang. Apapun alasannya dia pokoknya harus menang! "Nggak maulah Bu, kan saya ada ulangan hari ini. Sia-sia dong saya belajarnya?!" sergah Keano tidak mau kalah. Itu hanya alibi seorang Keano Alkenzo Aditama saja. Paling-paling dia di kelas hanya modal satu buku dan pulpen begalan saja. Dia di kelas itu pun hanya tiduran dan numpang ngadem saja. Karena berhubung kelasnya itu ada 2 air conditioner yang menyala dengan sejuk. Ah membayangkan itu saja Keano ingin cepat-cepat masuk ke kelas dan tidur. "Bu saya nanti pingsan gimana?!" "KEANO!" teriak Bu Ismi. "Ish iya-iya bu!" Jawab Keano. Cowok itu berdecak kesal. Mulai sekarang dia akan memasukkan guru itu ke dalam black list rivalnya. Karena dengan tega guru itu menjemur dirinya di bawah tiang bendera yang cuacanya panas dan terik seperti di gurun pasir. Dengan langkah yang sebenarnya ogah-ogahan, akhirnya cowok itu sudah sampai di pinggir lapangan yang tepatnya ada di bawah tiang bendera. Bu Iami masih senantiasa untuk menjaga Keano agar anak itu tidak kabur-kaburan, sehingga membuat semua guru kewalahan. Terkadang guru-guru di SMA Nusa Bangsa bingung, kenapa sekolahnya bisa kemasukan murid yang kebanyakan gaya seperti itu. “Nah sekarang, kamu hormat menghadap bendera tuh yang ada di atas sana.” Suruh Bu Ismi dengan menunjuk benda tersebut. “Sekarang Bu?” Bu Ismi melotot tajam, melihat itu Keano langsung melaksanakannya. Dia hormat menghadap bendera. “Bagus! Setengah jam lagi kamu baru boleh pergi.” Putusnya. Mendengar hal itu ia hanya bisa mendesah pasrah, “gitu banget deh.” “Salah kamu sendiri telat,” Bu Ismi lalu melenggang pergi. * * * Entah kenapa sejak tadi Keano tidak mengalihkan pandangannya dari satu titik yang berhasil mencuri perhatiannya. Sejak beberapa menit yang lalu cowok itu melihat ke arah segerombolan kelas yang tengah melaksanakan olahraga. Ia tersenyum karena melihat seseorang yang mendadak mencuri perhatiannya, dia terlihat begitu manis dan lucu bagi Keano. Hukumannya saja dia abaikan demi melihat gadis itu. Tatapannya tertuju kepada cewek yang memakai kaos olahraga dengan peluh yang membasahi wajah. "Siapa ya tuh namanya?" Tanya Keano pada dirinya sendiri. "Ehemm!" deheman itu membuat Keano menoleh ke arah belakang. Melihat siapa orang tersebut, Keano mendadak langsung membenarkan hukumannya tadi. "Yang bener dong Keano!" Bu Ismi memarahi Keano lagi, sedangkan hal itu menyita pandangan beberapa murid yang tengah melaksanaka olahraga. Termasuk perempuan yang Keano tadi tatap secara diam-diam.   "Ini udah paling bener Bu, Astaghfirullah. Biasanya tuh saya udah rebahan di bawah pohon." Jawab Keano dengan geraman pelannya. "Kamu ini dibilangin guru ngelawan mulu. Nggak capek apa? Kamu masih kelas 10 ya Keano!" Kesal Bu Ismi frutasi dengan salah satu tingkah bebal dari murid ajaibnya itu. "Saya tahu Bu, maka dari itu saya nakalnya sekarang aja. Daripada nanti kelas 12?" jawab Keano. Cowok itu memang benar-benar membuat darah tinggi siapa saja yang mencari gara-gara dengannya. "Daripada saya stroke ngurusin kamu mendingan kamu masuk kelas saja sana!" usir Bu Ismi dengan memijit pelipisnya yang terasa nyut-nyuttan akibat ulah cowok bar-bar tersebut. Keano tersenyum miring, "Nah gitu dong Bu. Btw nih ya bu jangan stroke." Bahkan dia sempat menasehati Bu Ismi. Bu Ismi memincingkan matanya, "Kenapa memangnya?" dia bertanya dengan penasaran. "Se-truk itu berat Bu. Lebih baik se-becak aja!" sehabis mengucapkan kalimat itu Keano berlari meninggalkan lapangan. Sedangkan wajah guru itu sudah merah padam menahan kemarahannya. "KEANO ALKENZO ADITAMA!" geram Bu Ismi. "Demen amat tuh guru teriak-teriak manggil nama gue." Gumam Keano dengan cekikikan tidak jelas. Disudut lapangan yang lebih tepatnya, ada dua orang permpuan yang tengah menatap adegan itu, yang satu cekikikan yang satu lagi menatapnya sinis seolah-olah dia tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh cowok itu. “Norak banget sih tuh cowok,” ucapnya. Mendengar ucapan dari sahabatnya, gadis yang ada di sebelah gadis itu menoleh. “What?” “Ya, dia norak! Kenapa? Lo nggak setuju sama apa yang gue omongin?” tanya cewek itu. “Why? He’s so cute Al! Come on, dia anak kelas 10 yang paling berani sendiri.” Bela gadis yang ada di sebelahnya itu. “Percuma sih, dia berani tapi ngelawan terus sama guru. Nggak ada sopan-santunya.” Jawabnya sinis. “OH MY GOD ALEA! Setiap orang punya haknya masing-masing kalau lo lupa, dia kayak gitu pasti punya satu alasan.” Gadis yang bernama Alea itu menoleh, “But well, I don’t care Tere!” “Namanya Keano,” Tere dengan santainya memberi tahukan nama cowok itu pada Alea. Alea mengangkat sebelah alisnya bingung, “ngapain lo pakek ngasih tahu nama dia ke gue?” tanyanya sedikit sewot. “Siapa tahu lo butuh?” tanya Tere sembari menahan senyumnya. “Buat apaan juga,” ujar Alea. “Stalker.” Jawab Tere dibarengi dengan gelak tawanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
260.4K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.0K
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M
bc

Call Girl Contract

read
325.3K
bc

Nur Cahaya Cinta

read
358.7K
bc

CEO Pengganti

read
71.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook