bc

FUTURE HUSBAND

book_age0+
1.5K
FOLLOW
22.7K
READ
possessive
sweet
like
intro-logo
Blurb

21+ [ adegan dewasa, privat acak. Follow sebelum baca ]

Jika kau sang bulan maka ijinkan aku menatapmu sepanjang malam dan jika kau sang matahari, biarkan sinarmu menghangatkan hati ini. -Vaerali Alexi

Aku bukanlah sang bulan yang selalu bersinar di dalam kegelapan malam. Aku juga bukan sang matahari yang selalu bersinar sepanjang hari. Tapi aku adalah cinta, yang akan membuatmu nyaman dalam dinginnya malam. Aku adalah cinta yang akan selalu menghangatkan hatimu yang dingin. -Beril Alexia

chap-preview
Free preview
FH #1
☆☆☆☆☆ Hari ini, hari pertama, gue masuk kerja. Setelah 2 hari sebelumnya wawancara di salah satu kantor besar di kota Surabaya ini dan hasil yang diterima kerja dengan posisi sebagai asisten CEO. CEO. Apa yang kalian senang dengar? Cowok dengan muka yang cakep maksimal. Berpakaian formal. Dingin. Angkuh. Sombong. Berkuasa. Lalu apa lagi ya? Rasanya nama CEO begitu kental dengan hal-hal yang negatif. Oh ya satu lagi. Suka main perempuan. Awalnya gue juga mikirnya gitu. Asisten CEO? Apa CEO yang mendapatkan m***m tapi cakep? Apakah CEO mendapatkan angkuh dan dingin? Apa CEO mendapat cowok berumur 27 tahun dan belum punya istri. Apa CEO gue lagi nyari istri? Ah, kebanyakan baca novel jadinya baper sendiri. Tapi berfikir tentang CEO salah kaprah. Bos gue baik, banget malahan. Cowok sih tapi udah punya istri dan punya anak. Kalau di liat-liat sih umurnya mungkin sama seperti Papa. Cuman beda nasib aja. Hari pertama kerja gue langsung berhasil betah. Itu semua karena sikap Bos gue yang ramahnya meminta ampun. Namanya Pak Roger. Sedikit tua tapi masih cakep di mata gue. Gue kadang mikir, tuanya aja cakep gini gimana mudanya dulu ya? Selain Owner di Alexi Group, Pak Roger juga mengembangkan bisnisnya di dunia kuliner dan perhotelan. Menurut cerita ada sekitar 10 resto milik keluarga Pak Roger yang ada di Jawa Timur. Belum lagi Hotel Bintang Lima yang miliknya sudah tersebar di seluruh Indonesia. Bisa bayangin sendiri kan model uangnya kayak gimana? Sebagai asisten CEO, gue di gaji 5 juta perbulan. Wow, itu lebih dari cukup buat gue. Bisa nyicil mobil ceritanya kalo kayak gini. Gak sia-sia juga waktu SMA dulu gue belajar mati-matian, jarang keluar rumah dan Mama gue ngelarang buat pacaran. Hasilnya gue sendiri yang nikmatin. "Ril, setelah makan siang kamu ikut saya ketemu klien ya!" ajak Pak Roger begitu gue selesai mengerjakan beberapa berkas dan meletakkannya di meja. "Baik, Pak," sahut gue cepat dan pamit undur diri keluar dari ruangannya. Sebenarnya gue gak keluar sih. Ruang kerja gue dan Pak Roger masih berada di dalam satu ruangan yang cukup besar. Ruang kerja Pak Roger ada di dalam ruang kerja gue. Semua tamu akan melewati pintu utama yang menghubungkan ke ruangan gue sebelum masuk ke dalam ruangan utama. Gue bisa melihat dengan jelas apa saja yang di kerjain Bos gue karena semua dindingnya terbuat dari kaca. Sementara di depan meja kerja gue ada ruang tunggu dengan sofa warna abu-abu dan juga TV. Sebelah ruang tunggu ada pantry kecil. Gak tau kenapa ada pantry di dalam ruang kerja. Mungkin Pak Roger hobi ngopi atau ngeteh mungkin. Ah sudahlah...gue mau fokus kerja dan nyelesaiin beberapa laporan yang sempet tertunda. Tapi baru juga jemari gue mendarat di atas keyboard laptop, hp di saku gue bergetar. Gue langsung merogoh saku celana gue dan senyum gue melebar saat membaca sebuah nama di sana. Gimana hari pertama lo? Gue dengan cepat mengetik balasan untuknya. Mayanlah. Gue betah kerja di sini Yaah padahal gue berharap lo gak betah kerja di situ Jelek banget doanya?? Iyalah. Kan rencana gue mau ngerekrut lo jadi asisten gue. Asisten apaan? Asisten rumah tangga Sialan. Jadi babu maksud lo? Bahasa kasarx seperti itu.. Berani bayar berapa lo? Emg lo minta berapa? Budget lo berapa berani nawarin gue?? Ngomongin soal budget..intinya cukup buat modal kita nikah Hasyeeek Terus aja lo ngimpi Mimpi adalah penyemangat kita untuk meraih apa yang kita inginkan Ya ya ya. Gue kerja dulu. Sibuk Oke sayang. Sayang pala lo peyang Gpp peyang yang penting cakep Suka2 lo aja deh Iya. Gue juga suka sama lo ARSEEEEN Setelah itu Arsen gak bales lagi sms gue. Heran aja sama tuh cowok. Otaknya rada geser gara-gara waktu kecil nyungsep dari sepeda. Salah gue juga sih sebenarnya. Waktu itu gue dorong dia kenceng banget dan hasilnya dia malah nyungsep. Benjol deh kepalanya. FYI, Arsen itu sodara gue. Beda bapak beda emak. Lebih tepatnya dia sepupu gue tapi tengil dan nyebelin. Rumah dia cuman selisih satu rumah aja sama gue. Untung rumahnya gak sebelahan sama gue, bisa jadi bahan keisengannya gue. Arsen punya usaha sendiri, sebuah cafe kecil-kecilan. Dari dulu dia pengen banget bikin usaha sendiri. Arsen gak mau kerja ikut orang lain, katanya orang yang sukses itu di mulai dari nol. Merintis usaha sendiri dan mengembangkannya. Whateverlah..tapi gue salut sama Arsen. Cafe yang dia rintis lumayan berkembang ya walaupun belum ada cabangnya tapi cukup buat nyicil rumah dan mobil juga motor. Jangan pikir keluarga gue orang mampu. Sama sekali enggak. Kita hidup berkecukupan, itu lebih baik daripada hidup kekurangan. Karena dengan cukup kita gak menjadi takabur. Oke. Back to the laptop. Gue fokus lagi sama tugas gue tapi lagi-lagi ada yang mengganggu konsentrasi gue. Seorang wanita cantik muncul dari balik daun pintu ruangan gue. Gue refleks berdiri dari kursi gue dan menyapanya. "Alexi Group selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu, Bu?" sapa gue ramah membuat wanita itu menoleh ke arah gue. Senyumnya semakin mengembang dan melangkah menuju meja gue. "Karyawan baru, ya?" tanyanya dengan suara merdu keibuan. Jadi inget Mama. "Iya, Bu. Nama saya Beril Alexia." "Nama yang cantik seperti orangnya," pujinya membuat gue mesem. Kalian pasti mikir kok nama belakang gue mirip sama nama kantor Pak Roger? Gue aja gak tau kenapa bisa begitu. "Saya Aliana. Panggil saja Bu Lian. Saya mau ketemu Pak Roger dulu ya!" pamitnya ramah. "Oh ya silahkan Bu Lian. Mari saya antar---" "Tidak usah mm---Alexia--" "Panggil saja Beril, Bu," sela gue cepat. "Terima kasih, Beril. Tapi saya bisa sendiri!" tolaknya dan langsung melenggang pergi masuk ke dalam ruang kerja Pak Roger tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu. Gue masih menatap wanita cantik itu. Kalau di lihat-lihat mungkin umurnya selisih 2 tahun sama gue. Cantik dan ramah. Mungkin klientnya Pak Roger. Tapi perkiraan gue lagi-lagi salah. Mata gue melotot lebar saat melihat wanita itu langsung duduk di pangkuan Pak Roger dan adegan semi panaspun terjadi. Tubuh gue langsung ambruk di kursi kerja gue. Mereka yang ber-ehem ria kenapa gue yang nervous ya? Selama ini gue sering nonton drakor yang ada adegan kissing-nya tapi yang ini LIVE. Di depan mata gue. Mata gue masih curi-curi pandang ke arah ruang kerja Pak Roger tapi hal itu malah membuat gue menjadi salting sendiri. Yap. Beginilah efek kalo gak pernah pacaran. Liat orang kissing jadi baper sendiri. Tapi gue penasaran, wanita itu siapa? Apa jangan-jangan dugaan gue bener? Pak Roger suka main perempuan? Dia kaya, punya segalanya. Ya walaupun sudah punya istri dan punya anak. Tapi gue bener-bener gak habis pikir sama tingkah Bos gue. Gimana kalo istrinya nanti ke sini trus mergokin Pak Roger ciuman sama klientnya? Wah ini gak bisa di biarin. Gue dengan gerakan cepat beranjak dari tempat duduk gue dan melangkah dengan lebar menuju pintu ruangan Pak Roger. Tok. Tok. Tok. Gue mengetuk sebanyak tiga kali dan tanpa menunggu jawaban dari Pak Roger, gue langsung menerobos masuk. Gue gak mau aja kalo Pak Roger sampe kebablasan dan khilaf. Kasihan anak sama istrinya nanti. "Maaf, Pak kalau saya mengganggu." seru gue dengan kepala menunduk, gak berani menatap wajah Pak Roger. "Ada apa, Ril?" suara Pak Roger terdengar tegas dan berat. "Maaf kalau saya lancang. Saya hanya tidak ingin Bapak melakukan hal itu di sini," "Maksud kamu?" Perlahan gue mengangkat kepala dan mata gue langsung beradu pandang dengan mata milik Pak Roger. "Sekali lagi maaf, Pak. Saya hanya melakukan apa yang menurut saya benar." Pak Roger masih melihat ke arah gue, begitu juga wanita yang ada di sebelah Pak Roger. "Memangnya apa yang menurutmu salah?" "Maaf, Pak. Tidak seharusnya Bapak melakukan ini di kantor apalagi dengan orang lain. Bagaimana kalau istri Anda tau nanti? Saya tidak mau ya Pak kalau saya nanti terkena imbasnya. Istri Bapak akan memaki saya dan menyalahkan saya karena membiarkan orang lain menyentuh Bapak." jelas gue panjang lebar. Gue berharap Pak Roger ngerti apa maksud gue. Tapi raut wajah mereka seperti sedang menahan sesuatu. Menahan tawa lebih tepatnya. "Jadi kamu pikir wanita ini siapa?" tanya Pak Roger. Gue gedeg banget, sumpah. Ini Bos gue malah ngajakin main tebak-tebakan segala lagi. "Klient Bapak." Dan seketika tawa Pak Roger dan Bu Lian pecah. Bu Lian sampe memegangi perutnya sementara Pak Roger menggelengkan kepalanya beberapa kali. Kayaknya ada yang gak beres nih. "Kamu tau dia siapa?" tanya Pak Roger lagi. Gue cuman menggeleng pelan sebagai jawaban. "Namanya Aliana Alexandria. Dia istri saya, Ril!" YASALAAAAM. MATI GUE. Tanpa babibu lagi gue langsung melesat keluar dari ruangan Pak Roger. Tawa mereka berdua masih jelas gue terdengar di telinga gue. Kebanyakan baca novel genre romance jadinya gini, nethink mulu sama orang dan baper sendiri jadinya. Stupid lo Ril. Bisa-bisanya negur Bos lo sendiri? Alamat Besok nama gue pasti bakalan di coret dari daftar nama karyawan Alexi Group dan lebih parah lagi gue gak jadi nyicil mobil. Beratnya hidup ini ... ☆☆☆☆☆ Sbya 03 Maret 2018 ☆ AyaStoria

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.9K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.3K
bc

Perfect Marriage Partner

read
809.9K
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

Living with sexy CEO

read
277.7K
bc

Bastard My Boss

read
2.7M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook