bc

Marriage with Perfect CEO.

book_age18+
77
FOLLOW
1K
READ
drama
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana rasanya bertemu seseorang yang selama ini berada di masa lalu dan sekarang ia datang di kehidupanmu, seseorang yang berarti bagi seorang Cheryl di masa lalu, Cheryl Kalandra tak pernah berpikir bahwa ia akan bertemu dengan pria yang selama ini adalah sahabatnya di masa kecil. 

Delvin Elvano, seorang CEO perusahaan DE Corporation, Delvin Elvano seorang pria yang sangat selektif memilih seorang wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya.

chap-preview
Free preview
prolog ♥
“Aku punya cara sendiri untuk menyukainya,” ucapnya dengan melihat pemandangan Wilayah London pagi ini. Bola mata hitam pekat dengan tinggi tubuh setinggi 180 cm serta wajah yang sempurna. “Tapi apa kamu paham wanita yang saat ini kamu sukai itu menyukaimu atau tidak?” “Ia mencintaiku atau tidak, setidaknya aku selalu menginginkannya bahagia. Biarkan ia tidak mengetahuiku, apalagi aku selalu mendukungnya.” “Haha ... kau sangat lucu, jika ia tidak mengetahuimu lalu apa kau tidak ingin balasan. Ketahuilah, cinta itu saling memiliki. Kau jangan terbawa omongan orang lain. Cintai dirimu sendiri. Jiwa mu berkata apa? Jika jiwamu menginginkannya ia bahagia, lalu apa dirimu tidak ingin bersamanya? Jangan membohongi dirimu sendiri.” “Aku selalu fokus bekerja, mana paham akan percintaan. Lagipula paman selalu menasihatiku seperti ayah. Sebagai adik ayah yang selalu memberikan nasihat positif di keluarga besar.” “Kau sudah dewasa kan, jadi paman harap kau bisa belajar dari kesalahan kecil. Kau seorang pimpinan, paman hanya akan memberikanmu saran bukan mengatur kehidupanmu.” “Aku akan menghabiskan waktuku beberapa minggu ini untuk berlibur. Paman bisa sampaikan kepada ayah jika ayah sudah tiba di sini dari luar negri.” “Kau bisa menyampaikannya sendiri. Ayahmu selalu memberikanmu yang terbaik.” “Hanya beberapa minggu untuk liburan.” Setelah pembicaraan bersama pamannya Rean Elvano, Delvin pun pergi ke ruangan kamar miliknya untuk merapikan beberapa pakaian dan juga beberapa perlengkapan di dalam koper, hanya sedikit pakaian yang Delvin bawa kali ini, lagipula ia hanya menginginkan liburan sebentar karena ini menjernihkan pikiran sesaat terlebih Delvin memiliki waktu yang cukup padat untuk urusan pekerjaan. “Aku hanya ingin liburan, setiap hari selalu saja membahas wanita itu. Memangnya salah jika aku mendukungnya dari belakang. Cinta harus memiliki katanya, lebih baik aku berlibur sementara waktu. Ayah pasti memahamiku dan menerima pesan emailku.” Delvin Elvano salah satu pengusaha muda, tak hanya memiliki kesuksesan di usia muda, dirinya pun memiliki wajah yang selalu di kagumi banyak wanita. Penampilannya cukup disukai banyak wanita lantaran memiliki fisik yang sempurna, Delvin memang selalu menjadi tipe ideal para wanita, sudah tampan dan juga memiliki kemapanan di usia muda. “Apa kau yakin ingin berlibur? Tapi beberapa jadwal pekerjaanmu sudah menunggumu, hanya karena wanita itu kau menginginkan liburan panjang.” “Tidak hanya paman, beberapa keluarga pun membahasnya. Apa yang salah jika aku menyukai wanita itu,” ucap Delvin dengan membawa tas koper miliknya dengan berjalan menuju mobil mewah miliknya. Mobil mewah yang ia beli sendiri dari usahanya yang kini berkembang, walaupun Delvin seorang anak pengusaha tetapi dirinya selalu berusaha untuk hidup mandiri, termasuk mengelola usaha sendiri di dunia bisnis. Keluarga Elvano tentunya sangat bangga memiliki keturunan seperti Delvin Elvano terlebih Rega Elvano yang tak lain adalah ayahnya sendiri. Ia sangat bangga terhadap puteranya yang mau mengelola usaha bisnis dari dasar hingga kini maju dan berkembang. “Kau ingin kemana Delvin?” Tanya Rean dengan mengikuti Delvin. “Sudah kubilang ingin berlibur. Setelah ini aku akan bekerja, paman jangan khawatir.” Delvin Elvano menyetir mobil menuju tempat yang ia inginkan. Hingga sejam perjalanan ia menyetir mobil serta memarkirkan kendaraan di salah satu cafe di wilayah London. Wilayah London memiliki pemandangan yang indah terlebih Delvin memang menyukai tempat ini. Dari dalam mobil Delvin pun memakai topi, “Repot kalau keluar rumah apa-apa harus pakai topi, ayah tampannya menurun ke aku, jadi begini nih. Kalau keluar rumah wajib pakai topi, paman enggak ikut aku liburan jadi enggak ada yang menemani kan,” keluh Delvin dengan membuka pintu mobil dan berjalan menuju salah satu cafe. Langkah kakinya memasuki café yang ingin ia datangi, namun sesaat dirinya memasuki café, seorang wanita menumpahkan gelas ke pakaian Delvin. Prang ... Suara gelas dan nampan yang terjatuh di atas tanah, suasana cafe memang sedang ramai saat ini. Terlebih sosok Delvin Elvano yang tiba-tiba datang di hadapan Celia. “Maaf tuan, maafkan saya. Pakaian anda basah karena saya,” ucap Celia dengan menatap Delvin dengan terkejut ketika beberapa jus buah membasahi pakaian Delvin. Delvin pun hanya terdiam sesaat dengan mengibaskan pakaiannya. Beberapa staff karyawan membantu Celia dengan memberikan tissue kepada Delvin yang kini masih mengibaskan jus buah yang tertumpah di pakaiannya dengan kedua tangannya, “Tidak apa-apa, maafkan saya yang berjalan di hadapanmu. Biarkan saya saja yang membersihkannya,” suaranya pelan dengan lembut berbicara kepada beberapa staff karyawan yang membantunya membersihkan pakaian. Salah satu manager cafe dimana Celia bekerja pun berbicara kepada Delvin kali ini. Salah satu staff karyawan pun membawa Celia setelah dirinya membereskan beberapa gelas yang pecah karena tertumpah. “Aduh, kamu kenapa sih? Nanti jangan begini lagi, enggak enak kan. Mana cafe lagi ramai pengunjung juga. Yasudah, biar nanti manager yang bicara sama kamu,” ucap Mila ke Celia. ** “Apa kau melihat Celia? Kenapa aku tidak melihatnya. Ia pasti sudah berangkat pagi untuk bekerja lagi?” Tanya seseorang pria dengan wajah yang khawatir pagi ini menanyakan akan istrinya yang saat ini sudah pergi berangkat bekerja tanpa berpamitan kepadanya. Samuel Melviano. Staff karyawan yang berhadapan dengan Samuel pun merasa bersalah lantaran ia gagal menahan istrinya yang menginginkan berangkat bekerja pagi ini, “Maafkan saya Tuan Muda Samuel, Nona Celia menginginkan bekerja di Cafe Tuan Muda Samuel. Ia menyukai cafe nya, apalagi sekarang cafe tersebut ramai pengunjung,” ucapnya ketika menjawab beberapa pertanyaan Samuel yang masih mencemaskan istrinya. “Pasti karena pemandangannya yang indah, yasudah saya tidak akan memaksanya. Lagipula ia istriku, seharusnya ia menyiapkan sarapan pagi untukku. Atau menemuiku terlebih dahulu sebelum berangkat bekerja, bagaimanapun aku adalah suaminya.” Samuel masih mencemaskan istrinya dengan menatap beberapa staff pegawai yang berada di kediamannya. Hunian mewah di Wilayah Inggris. “Maafkan saya Tuan Muda Samuel, saya sudah menasihati Nona Celia tetapi Nona Celia tetap datang ke cafe tersebut. Saya harap Tuan Muda Samuel tidak memarahi Nona Celia, lagipula pernikahan Tuan Muda dan Nona Celia sudah memasuki usia ke sepuluh tahun.” “Celia selalu seperti ini, dari kecil sifatnya tidak berubah, yasudah saya akan ke kantor hari ini. Nanti kalau Celia sudah pulang tolong beritahu saya akan telat pulang kerja, ia pasti akan menelepon saya, takutnya ia tidak menelepon jadi saya memberikan pesan ini,” jawabnya kembali dengan berjalan menuju mobil yang sudah terparkir menunggunya untuk bekerja. “Baik Tuan Muda Samuel.” Samuel Melviano pun berangkat ke kantor pagi ini, setelah memasuki mobil mewah dirinya menyetir menuju cafe miliknya di Wilayah London, melihat istrinya dari kejauhan sebelum ia berangkat bekerja adalah tujuannya yang pertama. Bisnis Samuel tidak hanya café, ia pun memiliki beberapa restaurant dan juga beberapa hotel di Wilayah Inggris. Dari jauh dirinya melihat mobil milik Delvin Elvano yang terparkir di depan café miliknya, “Sudah tidak menyiapkan sarapan untukku, lalu tidak mengucapkan hari pernikahan. Kurang bersabar apa aku bersama wanita ini. Sekarang aku menyaksikan sendiri ia bertemu dengan seorang pria. Apalagi bersama Delvin Elvano,” ucapnya dengan menjalankan kendaraan pribadi miliknya menuju gedung kantor tempatnya bekerja. Keluarga Elvano bersahabat dekat dengan Keluarga Melviano, terlebih keluarga Celia yang dekat dengan keluarga keduanya. “Aduh, maafkan saya Nona Celia, apa Nona Celia akan pulang? Saya takut Pak Samuel memarahi saya nanti jika Nona Celia kenapa-kenapa, apalagi ada kejadian gelas pecah seperti ini.” “Tidak apa-apa, lagipula ia suami yang memahami istrinya, aku akan berbicara kepadanya nanti. Maafkan aku yang menumpahkan jus buah ke pria tersebut, aku tidak tahu jika jus buah yang ku bawa tertumpah mengenai pakaiannya.” Salah satu manager cafe pun menenangkan Celia yang kini khawatir, setelah melihat Celia tenang. Mereka pun melanjutkan pekerjaan. Dari jauh Delvin melihat Celia yang kembali bekerja setelah ia melakukan kesalahan pagi ini dengan menumpahkan jus buah ke pakaian Delvin. “Sepertinya aku pernah melihat wanita ini, tapi dimana ya,” ucapnya dengan menoleh ke arah Celia serta melanjutkan sarapan di cafe tersebut. Setelah Delvin selesai sarapan di cafe, dirinya pun memakai topi kembali. Sudah ada beberapa wanita yang sedari tadi melihatnya dari awal ia datang ke cafe dan selesai sarapan. Delvin pun kembali ke mobil dirinya yang terparkir di dekat café, dirinya memasuki mobil mewah miliknya untuk melanjutkan kembali perjalanan liburan yang ia inginkan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.9K
bc

My Secret Little Wife

read
94.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook