bc

Our Lovely Baby!

book_age18+
17
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
sex
pregnant
playboy
CEO
billionairess
drama
bxg
office/work place
polygamy
like
intro-logo
Blurb

Menjadi seorang ceo di saat usia balita adalah keputusan seorang Veryza sebagai ibunya. Berpisah dari Tory Bernandez Zelandra Barcha membuat Veryza Lylac Tachana memutuskan mengambil hak asuh putranya dengan merawatnya seorang diri. Sam Josephyre Barcha menjadi seorang CEO disaat usianya masih tiga tahun.

chap-preview
Free preview
Prolog
Suara tangisan bayi terdengar ketika Veryza baru saja melahirkan, tangisannya terlihat ketika dokter mendekatkan bayinya di dekat wajahnya. Suara tangisan yang menggema di ruangan operasi cesar, kulit merah dengan dengan tubuh sehat. Veryza meluapkan tangisannya dengan senyuman melihat putranya. Carl Wetzel terharu ketika dirinya melihat cucunya terlahir. Dengan merangkul istrinya, Fame yang menangis dengan terharu atas kelahiran cucu pertamanya. Carl Wetzel masih menenangkan istrinya, kesedihannya ia tutupi lantaran Tory tak menemani putrinya melahirkan. Sudah cukup bagi Carl Wetzel untuk memutuskan menyetujui putrinya berpisah dengan Tory. Tory Zalendra, anak pengusaha dengan banyak bisnis dan usaha yang ia jalani dari nol hingga sukses bersama putrinya. Tatapannya hanya terlihat kosong dengan tubuh tegap dirinya, berjalan melewati Carl Wetzel, ayah mertua yang mungkin akan menjadi mantan mertua bagi seorang Tory Zalendra. Tory mendekati resepsionis, dirinya menanyakan seluruh segala tentang Tachana yang akan menjadi mantan istri, "berapa seluruh biayanya, termasuk untuk anak." Suaranya datar dengan menanyakan segala administrasi Tachana, tak lama pihak administrasi pun melakukan total perincian dengan melihat ke arah Tory, tak lama ia pun menyelesaikan administrasi untuk istri dan anaknya. Istri yang akan di ceraikan oleh Tory dalam waktu singkat setelah ia melahirkan. Dari jauh Fame melihat pria yang tak asing baginya, pria yang ia sayang layaknya putra baginya. Ia meluapkan air mata dengan rona kesakitan disana, menahan rasa sakit perlakuan Tory Zalendra, Fame membalikkan wajahnya dengan menepuk lengan suaminya, membiarkan Carl Wetzel yang menemui menantunya. "Beraninya anak itu datang kemari setelah berbulan-bulan tak pernah melihat Tachana," ucapnya dengan kesal, Carl masih mengernyitkan dahinya. Menahan kekesalan melihat menantunya, sosok pria yang ia pikir mampu menjaga seorang Veryza Lylac Tachana. Tory Zalendra berjalan dengan seorang perawat, tanpa ia menyapa Carl dan juga Fame. Dirinya memasuki ruangan anak, anak yang baru saja terlahir dari rahim istrinya. Anak yang selama ini ia inginkan, anak yang akan menjadi generasi pemimpin setelahnya. Suaranya masih menggema dengan kulit merah sang bayi, tubuhnya sehat dengan gemuk. Tak lama perawat menggendong bayi yang Tory lihat dengan tersenyum. Suaranya terhenti ketika Tory menggendongnya dengan menimangnya, "Sam Josephyre Barcha," ucapnya dengan tersenyum melihat putranya. Hidungnya mewarisi hidung mancungnya, bahkan matanya mirip sekali denganya. Hanya dalam kurun waktu singkat Tory menggendongnya, perawat pun membawa bayi tersebut ke ruang bayi sebelum di berikan kepada ibunya. Ruangan kelas satu, diberikan Tory untuk kamar Tachana. Tatapannya menegas dengan terdiam di ruangan bayi. Dengan memegang dokumen dirinya berjalan menghampiri ruangan yang ia tunjuk untuk istrinya. Tory berjalan dengan menaiki tangga, sudah ada beberapa pria yang berjaga di ruangan kelas satu untuk Tachana disana, tentunya dengan Carl Wetzel dan Fame yang tak diizinkan masuk ke ruangan setelah ia menyelesaikan urusan bersama Tachana. "Kurang ajar kamu Tory, memperlakukan putriku layaknya seorang boneka bagimu, kamu pikir putriku itu apa. Sungguh membuatku kecewa," ucapan Carl Wetzel terdengar dengan beberapa staff kepercayaan Tory yang berjaga. Tory hanya terdiam dengan menyimak lalu tak lama ia melanjutkan langkahnya. Memasuki ruangan yang berisikan Tachana yang terbaring di atas ranjang dengan selang infusan. Senyuman itu terlihat dengan Tachana yang menyambut Tory, terlebih ia baru saja melahirkan bayi untuknya. Seorang bayi laki-laki yang ia inginkan, sebelum Tachana menyapa Tory. Tory jauh lebih dulu menghampiri Tachana dengan menaruh dokumen di sebelah Tachana. "Tandatangani, berikan bayi itu untukku. Semuanya selesai," ucap Tory dengan memandang datar ke wajah sang istri. Tachana masih tak percaya bahwa suaminya akan melakukan hal ini seusai ia melahirkan untuk suaminya. Bayi yang ia inginkan, bayi yang selama ini Tachana jaga tanpa kehadiran Tory di sampingnya. Tachana menggeleng dengan membiarkan air matanya terlihat, melihat Tory Zalendra dengan wajah tak percaya, ada rasa tak terima melebihi rasa sakit yang ia rasakan. "Aku belum siap, lagipula anak kita masih bayi, apa tidak terburu-buru. Enam bulan, setelah asi. Setelah aku selesai memberikan asi untuknya aku akan menandatanganinya," ucap Tachana dengan air matanya yang mengalir. "Pernikahan kita tanpa cinta, enam bulan katamu? Selama enam bulan juga aku tak akan pernah mengunjungimu. Karena yang kulihat hanya bayimu, berikan bayi itu untukku. Kamu bisa bersama pria lain setelahku," ucap Tory dengan tatapan dingin. "Bayiku? Bayi itu juga bayimu. Dimana hatimu setelah aku melahirkan seorang bayi dan kamu bersikap seperti ini. Apa kamu tak punya hati didepan wanita seperti ini, aku baru saja melahirkan. Aku bersabar kamu menikah dengan wanita lain, aku bersabar menahan rasa sedih karena hamil bayimu. Ternyata semuanya sia-sia, kupikir semuanya akan membuka hatimu. Enam bulan, dia akan kuberikan asi exsklusif. Dan lagi, hak asuhnya akan menjadi milikku. Dia bayiku, aku ibunya." Tachana menahan rasa sedih dengan melihat Tory yang menatapnya. Tak ada ekspresi walaupun Tachana menangis di depannya. "Apa kamu yakin? Kamu bekerja dengan status single parent dan juga memiliki anak. Tak akan ada pria yang akan menyukaimu karena statusmu dan juga memiliki anak," ucapnya dengan menatap sinis Tachana. Bibirnya tersungging dengan membalikkan tubuhnya. "Kenapa kamu yakin berbicara seperti ini, bahkan ada Tuhan yang akan mempertemukanku dan juga bayiku dengan pria selainmu." "Tandatangani dokumennya," teriak Tory dengan membentak Tachana disana. Mendengar ucapan Tachana yang membuatnya kecewa, tak lama dirinya membenarkan kemeja. "Tak ada enam bulan ataupun bulan lainnya, pengacara akan mengurusnya. Aku hanya akan berbicara ini padamu, biarkan nama anak itu ada namaku disana," ucapan Tory menohok dengan meninggalkan Tachana. Hanya ada tangisan yang Tachana rasakan setelah ia berbicara dengan Tory, pria yang menikahinya dan kini akan meninggalkannya. Tachana mengambil dokumennya dengan meletakkannya di bawah bantal, tak ingin ibunya tahu jika Tory datang hanya untuk membahas dirinya bersamanya hanya untuk perceraian. Dengan langkah cepat dirinya menghapus air matanya dengan menahan ucapan dari Tory. Ucapan yang menyakiti hatinya setelah ia melahirkan seorang bayi untuknya. Tak lama Fame memasuki ruangan dengan membawakan sekantung plastik berisikan makanan dan juga minuman bahkan beberapa perlengkapan bayi dengan penghangat bayi dan juga tas berisikan pakaian bayi. "Ayahmu akan membawakan trolly bayi dan juga pakaian. Kamu melahirkan bayi yang tampan, mau buah? Atau makanan nasi padang?" Tanya Fame dengan melihat putrinya, wajahnya terlihat agak sedih dengan sorot mata seusai menangis. "Ibu membeli semuanya? Aku terharu," jawabnya dengan singkat. Tak ada kalimat lain yang Tachana ingin lontarkan, banyak hal yang ia ingin utarakan hanya saja ia jauh lebih baik menyimpannya sendiri. Apa jadinya jika ibunya tahu bahwa Tory datang ke rumahsakit hanya untuk membahas perpisahan. Tak ada orangtua yang ingin melihat anak wanitanya terluka apalagi tersakiti oleh pria yang mereka percayai untuk pasangan putrinya. Fame menahan gejolak kesedihannya, tentu saja ia merasakan apa yang putrinya rasakan. Sembilan bulan ia mengandung bayi dari Tory dan hanya di pertemukan sesaat, "Tentu saja, ayahmu sangat senang dengan kelahiran bayimu. Sudah jangan bercerita lagi, ada buah dan juga beberapa makanan. Ibu menunggu bayimu memasuki ruangan ini." Tak ada senyuman dari wajah Tachana dengan melihat Fame yang mengambilkan buah untuk putrinya, tak lama Carl Wetzel memasuki ruangan dengan membawa trolly yang baru saja ia beli. Carl Wetzel sangat tahu apa yang putrinya alami, terlebih setelah Tory datang ke Tachana hanya untuk meminta perceraian. Tak lama beberapa perawat pun memasuki ruangan dengan membawa bayi Tachana tentunya di temani dokter anak yang menemani, senyuman itu merekah ketika anak yang dilahirkan Tachana berada di pelukannya, antara kebahagiaan dan segala rasa semuanya tercampur dengan Tachana menahan tangisannya. Berniat untuk membahagiakan putranya, keinginan besar Tachana untuk putranya yang sembilan bulan ia jaga berada di kandungannya. "Bayi nya sangat sehat, dia tampan seperti ayah dan ibunya," ucap Fame dengan merangkul putrinya, membelai pipi sang bayi dengan agak merengek. Rengekan sang bayi terdengar oleh Carl Wetzel, ia sangat bahagia memiliki cucu dari putrinya, Tachana. Wajah tampan dalam putra yang di lahirkan Tachana begitu terlihat, garis mancung di hidungnya serta kulit merah dengan bola mata biru. Mewarisi Tory yang memiliki darah Inggris, "Cucuku sangat tampan," ucap Carl Wetzel dengan melihat bibir mungil Sam Josephyre Barcha. Beberapa perawat mengambil bayi dari pelukan Tachana, tentunya Fame menemani putrinya untuk mendapatkan perawatan untuk mengeluarkan asi eksklusif. Seorang dokter pun memberikan arahan kepada Tachana dengan arahan asi yang akan ia berikan kepada bayinya. Seorang perawat membersihkan area permukaan sensitif di bagian d**a Tachana dengan bayinya yang berada di pelukan sang perawat. Asi pertama untuk sang buah hati tercinta, ada rasa nyeri dan juga linu Tachana rasakan ketika putranya menerima asi ekslusif dari ibunya. Fame menemani putrinya dengan mengusap rambut Tachana, menjadi seorang ibu untuk putranya adalah impian terbesar bagi seorang Tachana apalagi ia melahirkan serta bisa memberikan asi ekslusif untuk putranya. Tachana memperlihatkan wajah linu beberapa menit, dengan di arahkan oleh dokter tak lama senyuman itu terlihat dengan Tachana memegang bagian sensitif di sekitar dadanya. "Tidak apa-apa, lama-lama juga nanti asinya lancar, jika nanti ada kendala bisa menghubungi perawat yang berjaga," ucap sang dokter dengan tersenyum. Ditemani tiga orang perawat mereka pun keluar dari ruangan. Wajah putranya terlihat teduh dengan suara rengekannya yang mereda, jari jemari Tachana mengusap lembut bayi yang ia lahirkan, walaupun ia mirip dengan suaminya tentu saja rasa cinta dan sayang untuk bayinya tak memudar. Wajah Tory tak hilang dari wajah Sam Josephyre Barcha. Fame menghampiri Carl dengan duduk di sofa sembaring menonton acara televisi, sesekali air mata Tachana menetes dengan memandangi wajah putranya, entah apa yang harus ia terima setelah ia keluar dari rumah sakit ini. Sedangkan dokumen perceraian sudah terlontar di hadapannya, Tachana menahan rasa sedihnya dengan menahan tangis. Ada seorang bayi yang harus ia rawat dan ia bahagiakan dengan penuh cinta yang kini berada di pelukannya. Hak asuh anak kandungnya, pikiran Tachana menggema disetiap detiknya, yang ia takuti adalah hak asuh bayinya jatuh kepada Tory. Salah satu alasan Tachana memberikan asi ekslusif tak hanya ingin memberikan kebahagiaan tetapi ada alasan supaya putranya jatuh ke tangannya. Usapan lembut dari jari jemari Tachana terlihat dengan air matanya yang menetes, rengekan Sam terlihat tak nyaman dengan air dingin sang ibunda, Tachana tahu walaupun putranya masih bayi tetap saja perasaannya sangat peka, apalagi ia mengandung putranya selama sembilan bulan. Seminggu sudah Tachana berada di rumah sakit, hari ini adalah hari kepulangannya bersama putranya. Tanpa sambutan hangat dari sang suami, tanpa ucapan selamat dari ayah kandung putra yang ia sayangi. Ada hati yang hancur disana dengan banyak kesedihan yang Tachana rasakan. Tachana menggigit bibir bawahnya dengan kedua matanya yang berlinang, memasukkan satu persatu baju bayi putranya dengan sesekali menyeka air matanya. Suara tangisan Sam terdengar di ruangan dengan merasakan kesedihan ibunya. Tachana membenarkan rambutnya dengan memasang senyum menggendong putranya, berada di pelukannya dengan mengeluarkan nyanyian nada yang ia buat sendiri. "Kita akan pulang ke rumah, Sam harus cepat besar. Nanti ibu akan bekerja, jangan menangis lagi ya sayang," ucap Tachana dengan mengayunkan putranya. "Veryz," panggil Fame dengan berjalan memasuki ruangan. Carl Wetzel mengurus beberapa surat-surat karena hari ini kepulangan putrinya bersama cucunya. "Kemari biarkan ibu yang menggendongnya, berdandan dulu karena sebentar lagi ayahmu kemari," ucap Fame dengan menggoda Sam, memberikan candaan lucu untuk Sam yang agak tertawa dengan memegang mainan bayi dengan berbunyi. Tachana mendengarkan ibunya dengan berjalan memasuki kamar mandi dengan mengambil air di kran, menyibakkan air ke wajahnya dengan menepuk pelan kulit wajah miliknya. Dengan memakai bandana, Tachana mengambil tissue untuk menghapus air di wajahnya. Mendekati cermin dengan membuka tas make up miliknya, menggunakan sunscreen serta lipstick berwarna nude, tak lupa ia pun mengenakan eye liner dengan merapihkan alis miliknya. Membiarkan rambutnya tergerai dengan Tachana merapihkan pakaiannya. "Sudah di packing semuanya?" Tanya Carl Wetzel dengan memegang map berisikan kertas-kertas milik Sam Josephyre Barcha. Ada cap kedua kaki milik Sam dan juga beberapa berkas dokumen lainnya dari rumah sakit. Tachana melirik ke arah sebuah merchand pemberian rumah sakit, tak hanya sebouqet bunga dan juga beberapa merchan, "apa itu?" Tanya Tachana dengan melihat bingkai foto dengan figura berwarna putih, dua figura yang diberikan dari rumah sakit. "Oh ini foto Sam, apa ingin melihatnya?" Ucapan Carl Wetzel memberikan dua figura foto, senyuman Tachana terlihat dengan foto putranya yang terlihat tampan. Dua foto dengan menggunakan pakaian kemeja, kenang-kenangan dari rumah sakit. "Foto yang bagus, disaat usia lima tahun ia pasti akan melihatnya," ucap Tachana dengan mengusap foto putranya. Bibir mungil dengan wajah bulat, hidung mancung dengan kulit merah. Bola matanya menjadi kebanggaan Tachana dengan kemiripan Tory yang tak hilang. Fame menggendong Sam yang kini berada di pelukannya, Carl Wetzel pun membawa dua tas dengan berisikan perlengkapan Tachana dan juga perlengkapan Sam. Ada rasa kesedihan didalam benak Fame, hari ini adalah hari dimana Sam akan pulang ke rumah tapi tetap saja tak ada sambutan dari Tory, padahal Tory adalah ayah kandungnya. Kekesalan Fame tertahan dengan melihat wajah mungil Sam, wajah bayi yang berada di pelukannya mampu meredam kemarahan seorang Fame untuk Tory. Tachana meminum dua pil pereda nyeri setelah melahirkan, sebelum ia keluar dari gedung rumah sakit dengan berjalan. Tachana berjalan dengan pelan. Dibantu dengan Carl Wetzel yang memegangi tangan putrinya. "Hati-hati jalannya, jangan sampai terjatuh. Lantainya agak licin," ucap Carl Wetzel dengan memperhatikan langkah putrinya. Ia tak ingin ada sedikit luka untuk putrinya, Carl berjalan dengan mengikuti Tachana.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook