bc

Under You (Bahasa Indonesia)

book_age0+
2.8K
FOLLOW
32.8K
READ
family
arrogant
manipulative
drama
like
intro-logo
Blurb

Maira, wanita yang selalu dingin kepada siapa pun merasa tidak butuh teman atau pasangan. Hal tersebut membuat khawatir kedua orangtuanya. Dan mereka kerap menjodohkan Maira. Wanita itu tidak pernah menolak perjodohan, hanya saja orang yang akan dijodohkan itu selalu menolak karena sikap dingin Maira.

Suatu hari, ia bertemu dengan pria yang juga memiliki sikap yang dingin, kemudian ia mengalami banyak hal yang tidak pernah ia sangka sebelumnya.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Hujan deras sedang terjadi di salah satu kota besar di Indonesia. Jalanan jadi terlihat sunyi karenanya. Namun, beberapa mobil dan sepeda motor tetap berlalu lalang dengan kecepatan sedang menembus derasnya air yang turun dari langit. Di salah satu gedung perkantoran, seorang wanita cantik dengan ekspresi dingin keluar ke balkon. Ini sudah sore, jam kantor hampir berakhir. Tapi, sepertinya ia masih akan terus di sini sampai hujan berhenti. Ia menyukai hujan, tak ingin melewatkan momen itu, karena hujan adalah pembangkit kenangan. Hujan adalah pengobat rindu, seperti saat ini ia merasa rindu dengan kedua orangtuanya. "Bu!"panggil asisten Maira. Maira menoleh ke arah sumber suara. Alex, tersenyum padanya."Ada apa?" "Kita pulang sekarang?"tanyanya dengan sopan. Maira terdiam beberapa saat."Aku belum ingin pulang, Lex. Kamu pulang aja dulu." "Tapi, sebaiknya Ibu istirahat di rumah. Ibu udah kerja seharian,"katanya lagi. Maira tersenyum tipis. Asisten pribadinya memang selalu begitu, khawatir dengan kondisinya yang selalu bekerja keras sampai lupa waktu."Ya udah, kamu suruh Pak Maman siapin mobil ya. Lima menit lagi turun." "Baik, Bu." Alex membungkuk hormat, kemudian melaksanakan perintah Maira. Maira menghirup aroma hujan dengan begitu dalam. Kemudian ia segera masuk kembali ke ruangan, merapikan beberapa barang dan dimasukkan ke dalam tas. Setelah itu, ia segera pulang. Supir pribadinya sudah menunggu di lobi. Ia masuk ke mobil dengan pikiran yang tak tenang, pasalnya ia tidak tahu harus berbuat apa ketika sudah sampai di rumah. Bosan, sebab ia merasa selalu sendiri. Tapi, bagaimana pun, beginilah keadaannya. Ia tidak punya teman wanita atau pria yang dekat dengannya. Maira turun dari mobil, disambut oleh asisten rumah tangganya dengan hangat. Wanita itu melayangkan senyuman tipis seperti biasa, lalu melangkah masuk ke dalam. Tiba-tiba senyumannya berubah, menjadi senyuman yang terlihat sangat bahagia. "Papa!!" Maira mempercepat langkah agar dapat memeluk sang Papa. "Maira!" Hermawan memeluk Puteri satu-satunya dengan penuh kerinduan. Sudah satu bulan ia tidak melihat Gadis tiga puluh satu tahun itu. Maira tersenyum, ia bernapas lega karena Papa dan Mamanya akhirnya kembali. Ia sempat berpikir kedua orangtuanya itu sudah lupa pulang."Papa kok enggak kasih kabar kalau pulang?" "Kami mau kasih kejutan." Hermawan mengecup puncak kepala Maira. "Papa...jangan pergi lagi. Maira...ngerasa sepi." Gadis itu memanyunkan bibirnya. Hermawan tertawa sambil melirik sang isteri yang tengah menunggu giliran mendapat pelukan rindu dari Maira. Wanita paruh baya itu sangat mengerti bahwa Maira lebih dekat dengan sang Papa. Odelie, Mama Maira menghampiri."Kamu sangat rindu ya?" Mata Maira berkaca-kaca, lantas ia mengangguk dan memeluk Odelie."Kenapa kalian begitu jahat ninggalin Maira di sini sendirian." "Kamu kan enggak sendirian, di rumah ini banyak orang,"sahut Hermawan. "Iya, Maira. Kenapa kamu enggak coba mencari kesibukan sama teman-teman kamu atau...pacar kamu mungkin...." Odelie mulai menyinggung masalah pasangan pada anaknya. Maira memang jarang terlihat bersama pria. Setiap hari, anaknya itu bekerja dan bekerja,mengurus beberapa bisnis keluarga yang dikelola olehnya. Mungkin hal itulah yang menyebabkan Puteri tunggal pasangan Dito Hermawan dan Odelie Pino tidak memikirkan pasangan. "Maira enggak punya pacar dong, Ma." Maira melepas pelukan sang Mama. Hermawan dan Odelie bertukar pandang. Hermawan menarik tangan puterinya."Ya sudah...habis ini kita makan bareng yuk?' "Tapi, kayaknya di meja makan belum tertata apa-apa, Pa." Maira terkekeh. "Kita makan di luar. Tapi, Papa sama Mama mandi dan ganti baju dulu ya?" "Mama sama Papa enggak capek?" Maira menatap kedua orangtuanya bergantian. "Enggak, sayang. Mama sama Papa mau habiskan waktu sama kamu. Kamu siap-siap aja ya?' kata Odelie. Maira mengangguk dan tersenyum bahagia. Kemudian ia berlari kecil ke kamarnya untuk bersiap-siap.  Ia pun memilih pakaian terbaiknya. Hari ini, ia akan bepergian dengan kedua orangtuanya. Momen yang jarang sekali terjadi. Hermawan memilih tempat makan malam yang spesial untuk sang putri, tentu saja, karena ini adalah momen yang paling penting, menyampaikan sesuatu yang mungkin sudah sering didengar, tapi kali ini lebih penting dari sebelum-sebelumnya. Keluarga kecil itu tampak serasi dan bahagia, duduk berhadapan di satu meja menikmati santapan malam di salah satu resto mewah di kota ini. "Kamu suka makanannya, sayang?"tanya Hermawan. Maira mengangguk dengan ekspresi bahagia."Iya, Pa. Suka." "Syukurlah kalau begitu. Apa Papa boleh mengatakan sesuatu sama kamu?"tanya Hermawan lagi dengan lembut. Maira tahu, kedua orangtuanya sangat sayang padanya. Hanya saja mereka terlalu sibuk hingga Maira selalu merasa kesepian. Hermawan bertukar pandang dengan sang istri, Odelie mengangguk, meyakinkan sang suami agar berbicara dengan Maira sekarang."Maira, kamu...sudah tiga puluh satu tahun. Kamu sering merasa kesepian kalau enggak ada Mama sama Papa. Bagaimana kalau kamu menikah?" Maira terdiam beberapa saat. Wanita itu tampak menarik napas panjang. Rasanya ia sudah bosan dengan kata perjodohan. Selama ini, Hermawan dan Odelie sering kali mengenalkan anak-anak dari rekan bisnis atau anak dari teman lama mereka pada Maira. Anaknya itu tidak pernah menolak untuk diperkenalkan. Hanya saja, perkenalan itu tidak pernah membuahkan hasil. Maira dikenal sebagai wanita yang dingin. Bahkan bagi beberapa pria, Maira itu adalah wanita yang membosankan. Cantik saja tidak cukup, juga harus humble. Tapi, bagi Maira, jika memang wataknya yang seperti itu tidak disukai banyak pria, itu bukanlah sebuah masalah. Artinya pria itu memang bukan untuknya. Telinganya sudah kebal mendengarkan cemoohan. Terkadang, laki-laki mulutnya juga bisa tajam seperti silet . "Pa, Ma...Maira paham dengan kekhawatiran Papa dan Mama soal jodoh Maira. Tapi, Maira sangat berharap ...bahwa Maira menemukan jodoh Maira bukan dengan perjodohan. Biarkan Maira menemukan belahan jiwa Maira sendiri." "Tapi, pria kali ini berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya, Maira." Hermawan berusaha meyakinkan. Maira tersenyum tipis."Pa, Maira...enggak mau dianggap wanita dingin, membosankan, sombong...dan lain-lain. Rasanya sudah cukup, Pa. Biarkanlah Maira seperti ini. Maira bahagia kok." Odelie mengusap punggung tangan suaminya. Ia menatap pria itu dengan penuh arti."Biarkan Maira berpikir dulu, ini kan tidak mudah. Lagi pula...selama ini, Maira tidak pernah menolak juga kan, Pa." "Iya. Tapi, kali ini saya, Maira. Setelah itu...kamu boleh menolak kalau Papa dan Mama berniat menjodohkan kamu,"kata Hermawan dengan wajah yang penuh pengharapan pada Maira. Maira mengangguk."Iya, Pa. Maira bersedia." Gadis itu menarik napas panjang. Entah ia akan bahagia atau tidak, namun ia harus menuruti keinginan orangtuanya. Apa pun akan ia lakukan, asal ia selalu bersama mereka. Seisi rumah tengah sibuk membereskan rumah. Malam ini keluarga serta calon yang akan diperkenalkan dengan Maira akan datang. Sebenarnya penyambutan ini sedikit berlebihan, sebab mereka hanya baru akan berkenalan, bukan sebuah lamaran. Interior rumah sedikit mengalami perubahan agar tamu merasa nyaman saat duduk di dalam sana. Maira hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi, ia hanya bisa memaklumi. Mungkin saja kali ini yang datang adalah tamu kehormatan. Siapa pun itu, Maira akan tetap menghormatinya seperti biasa. Hanya nasib yang akan menentukan, apakah sang pria kembali menolaknya atau sebaliknya. "Maira...kamu belum siap-siap?"tanya Odelie saat melihat sang anak masih mengenakan stelan kerja. Putri satu-satunya itu memang baru saja pulang dari kantor dan sejak tadi hanya duduk memerhatikan para asisten rumah tangga bekerja. "Mereka datangnya masih dua jam lagi kan, Ma?"tanya Maira memastikan. Odelie mengangguk seraya merapikan anak rambut Maira."Iya, betul. Tapi, enggak ada salahnya kan kalau kamu bersiap-siap dari sekarang?" Maira mencium pipi Odelie."Iya, Ma." Odelie tersenyum senang, anaknya itu tidak berubah. Maira selalu menjadi anak yang patuh dan memiliki kelakuan yang baik, itu adalah jerih payahnya dan sang suami membuat Maira menjadi seperti itu. Maira bersiap-siap. Ia mandi lalu memilih gaun yang sudah disiapkan sang Mama. Wanita itu tersenyum karena ia merasa gaun ini berlebihan. Tapi, biar pun begitu ia akan tetap memakai gaun pilihan sang Mama. Maira menatap dirinya di depan cermin, setelah puas ia segera turun menemui Mamanya. Sepertinya tidak akan lama lagi, calon yang ada dijodohkan dengan Maira akan datang. Odelie dan Hermawan juga sudah rapi, sangat siap menyambut sang calon menantu. Wajah mereka sangat berbeda kali ini, terlihat sangat bahagia. Maira jadi bertanya-tanya di dalam hati, mungkinkah kali ini perjodohan mereka akan berjalan dengan lancar? Seisi rumah tengah sibuk membereskan rumah. Malam ini keluarga serta calon yang akan diperkenalkan dengan Maira akan datang. Sebenarnya penyambutan ini sedikit berlebihan, sebab mereka hanya baru akan berkenalan, bukan sebuah lamaran. Interior rumah sedikit mengalami perubahan agar tamu merasa nyaman saat duduk di dalam sana. Maira hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi, ia hanya bisa memaklumi. Mungkin saja kali ini yang datang adalah tamu kehormatan. Siapa pun itu, Maira akan tetap menghormatinya seperti biasa. Hanya nasib yang akan menentukan, apakah sang pria kembali menolaknya atau sebaliknya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Nafsu Sang CEO [BAHASA INDONESIA/ON GOING]

read
885.1K
bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
983.9K
bc

My Soulmate Sweet Duda (18+)

read
1.0M
bc

Perfect Marriage Partner

read
809.9K
bc

Married with Single Daddy

read
6.1M
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.3K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook