bc

Pilihan Hati Leoni

book_age16+
1.9K
FOLLOW
23.1K
READ
possessive
family
second chance
arrogant
manipulative
drama
sweet
Girl Power Counterattack
Writing Challenge
bxg
like
intro-logo
Blurb

Bagi Leoni, tidak akan pernah ada toleransi untuk perselingkuhan. Dia bisa menerima semua tekanan dalam membina rumah tangga, tapi tidak dengan kehadiran orang ketiga. Begitu Gerrald, dengan tidak memperdulikan pendapatnya, membawa wanita lain yang katanya sahabatnya ke rumah mereka, Leoni sudah murka. Apalagi ternyata mereka menikah, apalagi ternyata akhirnya wanita itu hamil yang sudah jelas membuktikan bahwa selama ini Gerrald benar-benar menyelingkuhinya.

Perceraian menjadi satu-satunya jalan. Namun, saat status janda diraihnya, Gerrald terus mengganggu hidupnya dengan ajakan rujuk. Dan sialnya, semenjak menyandang status janda, Leoni malah dipusingkan dengan kehadiran pria-pria lainnya yang mengaku mencintainya.

Haruskah Leoni rujuk dan kembali memberikan keluarganya yang utuh pada anaknya, Geovani, atau memilih salah satu dari pria lajang yang mendekatinya? Atau mungkin, lebih baik dia menjanda seumur hidupnya?

chap-preview
Free preview
Part 1
Pernikahan sejatinya menjadi pelabuhan terakhir dua insan dalam dunia asmara. Harusnya. Tapi banyak yang gagal mempertahankannya dengan berbagai alasan. Termasuk pernikahan Leonid dan Gerrald. Dan seperti biasa, setelah perpisahan maka lahirlah penyesalan. Setelah dengan penuh emosi Gerrald menceraikan Leoni, maka setelahnya dia dihantui penyesalan. Begitu mudahnya ia mengaminkan permintaan cerai dari wanita yang dicintainya hanya karena egonya yang terluka. Gerrald merindukan Leoni, dan buah hati mereka Geovani, yang kini pasti sudah masuk SD. Gerrald memandang foto keluarga bahagianya dulu, saat Geovani masih balita, tersenyum bahagia di gendongannya. Di sampingnya berdiri wanita yang sempat sangat dipujanya, Leoni. Sedang apa dia? Sudah bertemu dengan pria lain lagikah? Harusnya tidak mengingat sikap Leoni yang keras dan dingin. Leoni bukan wanita yang gampang jatuh cinta, tapi ia keras kepala. Jika Gerrald mendatanginya sekarang dan terang-terangan mengatakan penyesalannya, wanita itu pasti akan mengusirnya, menutup aksesnya menjumpai putranya. "Belum pulang, Pak?" tanya Feny, asistennya. Gerrald menggelengkan kepalanya. Dia memang sedang butuh lembur agar bisa menghindari omelan ibunya juga untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dia sudah mengajukan cuti, tapi cuti itu hanya bisa didapatkannya jika ia menyelesaikan pekerjaannya. Resikonya sebagai pekerja bukan pemilik usaha. Sejak ia bergabung dengan firma akuntan publik ternama, ia terikat kontrak dan dia harus menyelesaikan hasil pemeriksaannya atas beberapa laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan ternama. Salahkan rekannya, yang terkambar memberikan hasil audit mereka, sehingga memperlambatnya dalam menggabungkan hasil pemeriksaan itu dan memberikan hasil pemeriksaannya berupa pendapat atas laporan keuangan tersebut. Seandainya Leoni melihat bagaimana ia bekerja lebih keras sekarang. Seandainya dia tau rasanya menyakitkan sekali saat gaji dan bonus yang diterimanya kini tidak ada gunanya karena orang yang harusnya dinafkahinya telah pergi. Seandainya saat itu ia menuruti semua permintaan Leoni. Gerrald kembali menekuni berkas di atas mejanya. Meski tubuhnya mulai terasa pegal karena terlalu lama duduk dan matanya terasa perih karena terlalu lama membaca, dia tidak akan berhenti karena dia sangat membutuhkan cuti itu. *** "Hati-hati!" pekik Leoni yang ngeri melihat cara Udin dan Asep dalam mengoper beras dari lantai dua. Meski memang sedari tadi karung beras yang dilemparkan tidak ada yang bocor, tetap saja dia ngeri. Pekerjanya terlalu malas untuk membawanya menuruni tangga. Mereka berdua bertugas mengantarkan sepuluh karung beras ke kedai di sebuah perkampungan. "Tenang aja Buk, Udin sama Asep udah biasa. Jangankan karung isi beras, karung isi paku mereka bisa kok Buk," celetuk Fitri, bagian pembukuan di toko sembako Leonie. Leonie menggelengkan kepalanya. Dasar orang pemalas, batinnya. Apa susahnya menurunkannya dengan cara lain yang lebih aman? Kalau tangan mereka patah bagaimana? Salahnya juga belum mampu membangun gudang untuk menampung persediaan tokonya. Jadilah lantai dua rukonya sebagai gudang sementara. Dia harus berhemat karena ulah beberapa toko yang agak susah ditagih pembayaran piutangnya. Dia harus tetap pintar memutar uang keuntungan penjualan agar usahanya tetap berjalan karena memang sudah resiko seorang pedagang mengalami kesulitan karena piutang yang sulit ditagih. "Sudahlah. Kalau tangan kalian patah saya tidak tanggung jawab ya. Kamu juga Fitri, kenapa di sini? Kenapa tidak selesaikan nota untuk pak Dirman ini?" Fitri tertawa malu. "Maaf Buk, sebentar saya buatkan." Wanita muda yang hanya tamatan SMP itu segera kembali ke meja kerjanya. Leoni mengangkat tangannya, melirik angka yang ditampilkan jamnya. Sebentar lagi Geo akan pulang dan dia belum memasak apapun untuk makan siang anaknya. Beginilah kesehariannya, sibuk mengawasi tokonya, serta sibuk mempertahankan peran sebagai ayah dan ibu sekaligus untuk buah hatinya, anaknya satu-satunya. Melihat bosnya telah pergi masuk ke dalam ruko, Asep menggerutu pelan yang hanya terdengar olehnya. "Buk, Buk, cantik sih, tapi judes. Coba kalau nggak judes, udah tak lamar" ucapnya lalu terkekeh karena tau meski ia melamarpun Leoni pasti tidak mau. Dia hitam dekil dan hanya seorang pekerja toko bergaji rendah sedang Leoini seorang wanita yang belum bisa dikatakan tua dengan kulit putih bersih dan selalu rapi apalagi ia berparas cantik. Lengkaplah sudah. Anaknya yang berparas tampan membuat semua orang menganggap kalau mantan suami Leoni juga orang yang tampan. Perpaduan yang sempurna. Geo yang pulang diantarkan oleh ojek langganan segera berlari ke dalam rumah. Leoni melarangnya jajan sembarangan karena lambungnya yang sensitive jadi ia sekarang sedang kelaparan. "Ma.... Masak apa?" teriak Geo saat sudah memasuki area dapur. Leoni menoleh ke belakang bertepatan dengan minyak panas dari wajan meletup dan mengenai d**a atas dan wajah samping kirinya. "Astaga!" pekiknya langsung mengibaskan tangan mengusir rasa panasnya. Segera ia mencari penutup wajan yang berbahan transparan. Ia sedang memasak ikan dan ia tidak pernah bisa memasak ikan tanpa membuatnya meletup-letup sedang anaknya membutuhkan asupan protein karena dalam masa pertumbuhan. "Huh," Leoni melenguh lalu melirik anaknya dengan pandangan memicing. "Gara-gara kamu ini," ucapnya pura-pura marah. Geovani mengerucutkan bibirnya lalu memeluk Leoni, tau ibunya tidak akan pernah bisa benar-benar marah padanya. "Maaf, Ma. Kan Geo lapar." Leoni hanya mengacak rambut Geovani dengan mata yang sibuk mengawasi ikan gorengnya. Seandainya anaknya bisa bersahabat dengan makanan berkuah seperti papanya, maka dia bisa menghilangkan kata 'goreng' dalam setiap masakannya. Leoni menggelengkan kepalanya saat tanpa sadar membandingkan mereka. Mana boleh dia membandingkan Geovani dengan mantan suaminya. Justru bagus kalau mereka berbeda. Leoni tidak akan sanggup kalau anaknya kelak seperti suaminya, mendua, padahal saat itu ia telah memiliki istri dan anak. Pria yang tidak bisa menjaga hatinya, maka dia tidak memiliki hati dan dia tidak pantas disebut dengan kata 'pria'. "Sudah, lepas, sudah masak tuh!" Leoni menunjuk wajan dengan bibirnya karena Geo masih memeluknya. "Ma, Geo ganti baju aja ya nggak usah mandi?" Mata sinis Leoni langsung melirik anaknya itu. "Geo lapar, Ma. Perut Geo nih udah kempes. Geo udah lemes nih." Geovani menarik tangan kanannya dengan tangan kirinya dan melepasnya. Saat ia melepaskan tarikan itu, tangan kanannya langsung meluncur seakan tidak memiliki tenaga. Leoni tertawa. Tipuan macam apa itu? "Badan kamu bau, pasti di sekolahan tadi mainnya main kejar-kejaran. Keringetan. Mandi ya?" Geovani mendecak kesal lalu melangkah dengan langkah malas menuju kamar. Seandainya Leoni sama seperti ibu-ibu lainnya, ibu teman-temannya, yang membiarkan anaknya bermain apa saja dan makan apa saja, pasti lebih membahagiakan dirinya, batin Geovani. Leoni bukannya tidak tau anaknya merasa tertekan tapi dia harus menekankan kebiasaan karena anaknya sekali lagi, memiliki lambung yang sensitive. Sedari kecil, Leoni harus menekankan kebersihan, kedisiplinan dan kemandirian. Agar ia bisa menjaga kesehatannya, juga bisa menjadi pria yang bisa berdiri sendiri diatas kakinya saat ia kelak dewasa. Tidak seperti Gerrald yang selalu di bawah ketiak ibunya. Lagi, Leoni mengutuk dirinya karena masih saja menghubungkan anak dan mantan suaminya. Mungkin benar kata orang, bahwa cinta dan benci hanya berbeda tipis. Ia sangat membenci karena ia pernah sangat mencinta. Meski ia selalu berakting bahwa ia sudah menerima semua dengan lapang d**a tapi sebenarnya ia wanita berhati busuk. Sampai sekarang ia masih sering mengutuk Gerrald salam doanya. Ia tau itu salah tapi kadang hati mengucap tanpa izin. Dendam masih menguasainya. Saat tau Gerrald sudah bercerai dengan wanita yang katanya sahabatnya lalu menjadi istri keduanya dengan alasan agar suami si sahabat berhenti mengganggu juga p****************g lainnya, lalu entah bagaimana akhrinya mengandung anaknya, dan kini setelah semua kisah panjang memuakkan itu mereka bercerai. Leoni tidak menyesal. Justru dia masih sangat membenci kebohongan Gerrald. Jika dia bertahan dalam pernikahan, dia hanya akan menyiksa dirinya sendiri. Dia wanita yang sangat perasa. Dia tidak sanggup dibohongi apalagi diduakan. Dia lebih bahagia seperti ini, hidup berdua dengan anaknya dan disibukkan dengan pekerjaan. Meski uang yang dikirimkan Gerrald sebagai nafkah untuk Geovani sebenarnya cukup untuk membiayai kebutuhan mereka sehari-hari jika mereka hidup sederhana, ia tidak mau bergantung pada nafkah itu. Suatu saat Gerrald akan mendapatkan wanita baru lagi dan saat itu tiba, bisa saja dia lupa akan kewajibannya mengirimkan nafkah untuk putra mereka. Leoni menyajikan makan siang Geovani di meja makan. Dia menyiapkan air minumnya juga. Begitu selesai, dia langsung kembali ke toko karena harus memastikan beberapa pesanan lain terkirim hari ini juga. Pekerjanya memang tidak kenal lelah, tapi mereka suka lalai. Dia harus terus memastikan mereka telah melakukan pekerjaan mereka dengan benar dan tepat waktu. *** "Lembur lagi?" tanya Ewie sang ibunda. Gerrald hanya melewati ibunya tanpa mau menjawab. Dia sudah lelah karena pekerjaannya, juga karena lamanya perjalanan menuju rumah, dan semakin lelah saat melihat wajah ibunya. Ibunya termasuk salah satu penyebab keretakan rumah tangganya. Meski ibunya berkata dia tidak pernah berniat, tapi karena dialah Gerrald sering tersulut emosi. Ibunya selalu menghasutnya. Gerrald berpikir kalau ucapan ibunya murni keluhan seorang mertua, ternyata ibunya memang lebih menyukai Wina sebagai istrinya. Demi apapun juga, tidak pernah ia berniat menjadikan Wina istri sahnya apalagi istri satu-satunya. Pernikahan mereka hanya siri dan itu dilakukannya untuk memberikan perlindungan. Agar ia berhak bersama Wina kapan saja tanpa tuduhan zina dan agar ia memiliki alasan untuk melarang Devan untuk berhenti mengganggu Wina. Dia tau dia pernah khilaf dan kekhilafannya membuahkan hasil. Dia tau dia salah, tapi ego membutakannya saat itu. Dia mendapatkan hasutan dari kiri dan kanan bahwa khilaf itu biasa, memiliki istri dua itu biasa dan harusnya istrinya malah bersyukur dia menikahi bukan berselingkuh sana sini, dan harusnya Leoni tidak menggugat cerai karena itu artinya dia memang tidak pernah menganggap pernikahan mereka sakral. Nyatanya, ego itu langsung pupus begitu perceraian mereka di sahkan. Dia masih menunggu Leoni meminta rujuk. Setelah tidak mendapatkan permintaan rujuk, iapun sudah meminta Leoni pulang. Masih talak satu, masih belum terlambat untuk kembali memperbaiki rumah tangga mereka. Tapi bukan Leoni namanya kalau tidak keras kepala. Gerrald duduk di ranjangnya lalu membuang nafas lelah. Dia mengangkat kalender dan melihat lagi tanggal merah berjejer dari kamis dan jumat. Sabtu ia memang tidak bekerja yang artinya dari kamis sampai minggu ia libur. Dan ia telah mengambil cuti di hari seninnya sampai rabu. Seminggu penuh, ia akan berusaha mengambil hati Leoni. Rasanya terdengar sebentar tapi hanya itu waktu yang ia punya. Di ruang tamu, Ewie duduk terdiam di tengah penerangan yang remang-remang. Rumahnya sudah sunyi dan bertambah sunyi karena sekarang Gerrald selalu menghindarinya. Bahkan anak lelaki bungsunya itu tidak lagi mau menghabiskan akhir pecan dengannya. Meski dia sesekali berkunjung ke rumah Wina, tapi dia hanya akan merasa senang sebentar saja. Saat ia kembali ke rumah, rasa hampa kembali terasa. Dulu, rumah itu dihuni oleh keluarga kecilnya. Saat anaknya satu persatu menikah, mereka ikut dengan suami mereka. Lalu suaminya meninggal, menyisakan dirinya dan Gerrald. Ewie sangat menyayangi Gerrald, anak lelaki satu-satunya yang terlahir sebagai anak yang paling kecil. Dia bahagia saat anaknya menikah dan bahagia saat ia mendapatkan cucu laki-laki. Tapi ia memang serakah. Saat ia mendapatkan menantu kedua, dengan alasan apapun itu, dia lebih bahagia lagi. Wina berbeda dengan Leoni. Seketika, Leoni tampak seperti seorang istri yang cacat di matanya. Ia tidak pandai memasak, terlalu mengekang suami, dan tidak pandai menyenangkan hati mertua. Kini, Ewie telah kehilangan semua. Anak perempuannya sudah sibuk dengan keluarganya, dan pernikahan anaknya, keduanya telah hancur. Cucu-cucunya dibawa oleh menantunya, dan anaknya kini tenggelam dalam kesendirian. Ewie sudah berusaha mengenalkan beberapa wanita, tapi Gerrald sudah menutup mata dan hatinya. Dia berkata, dia akan menduda selamanya agar ibunya bahagia. Gerrald salah. Mana ada ibu yang bahagia melihat anaknya hancur apalagi menjadi duda selamanya. Airmata menetes begitu saja. Dalam bulan ini, ada libur panjang. Semoga saja Gerrald mau menerima ajakannya menjenguk Wina dan anaknya. Siapa tau, akhirnya Gerrald menyesah dan mau belajar mencintai Wina. Agar mereka rujuk dan kembali menjadi sepasang suami istri. NB

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.2K
bc

Noda Masa Lalu

read
183.7K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Everything

read
278.0K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook