bc

Sweet and Bitter Sides of My CEO

book_age18+
941
FOLLOW
4.9K
READ
billionaire
independent
confident
dare to love and hate
CEO
sweet
bxg
office/work place
enimies to lovers
Indonesia-My Possessive CEO Writing Contest
like
intro-logo
Blurb

Choi Mahanta atau yang dikenal dengan Mahanta Wiguna merupakan pengusaha sukses diumurnya yang baru menginjak tiga puluh dua tahun. Dia sebenarnya merupakan pribadi yang hangat. Tapi karena dia tidak mau diremehkan, Mahanta menunjukkan kepribadian yang dingin serta kejam di hadapan semua orang.

Pertemuannya dengan Laras Sekar Winata yang merupakan pengganti sekretarisnya merubah semuanya. Wanita asli Bandung itu membuka sisi lain dari seorang Mahanta Wiguna.

Akankah ada cinta di antara mereka, ataukah hanya hubungan profesional saja? Nikmati kisah mereka, dan temukan hal manis serta pahitnya perjalanan hidup seorang Mahanta Wiguna.

chap-preview
Free preview
Prolog
“Damn!!!” Makian itu terdengar sangat lantang di ruangan yang berukuran lima kali lima meter persegi ini. Seorang laki-laki dewasa berparas tampan dan juga memiliki tubuh yang sangat atletis terlihat terduduk lemas di sebuah sofa berwarna biru tua itu. Tangannya tak henti-henti menyugar surai hitam miliknya. Terlihat kemarahan yang sangat besar dimata bermanik coklat itu. “Kenapa selalu saja aku dibanding-bandingkan dengan ayah? Apa salahku jika aku ingin berdiri di atas kakiku sendiri? Tidak puaskah mereka melihat pencapaianku selama ini?!” Marahnya lagi. Wanita paruh baya yang baru saja menyelesaikan masakannya langsung mengetuk pintu kamar putranya. Dia melihat putranya begitu tidak nyaman saat pulang ke rumah. Dengan Sabar wanita paruh baya itu mengetuk pintu kamar yang tertutup rapat. Lama dia menunggu, tapi akhirnya sang putra pun membuka pintu itu. Senyum hangat seorang ibu langsung terlihat di wajah wanita itu. Amarah yang tadi sempat membuncah langsung hilang entah kemana bergantikan dengan senyum yang sama hangatnya. “Sudah makan Nak?” Tanya wanita itu. “Belum Ma. Apa mama masak sesuatu yang bisa membuat perutku ini kenyang?” “Tentu saja, ayo kita turun. Tapi sebelum itu ganti dulu bajumu ya.” Saran wanita paruh baya itu dengan lembut. Choi Mahanta pun mengangguk dan menuruti apa yang ibunya katakan. Dia kembali masuk ke dalam kamar mengganti jas mewahnya dengan pakaian rumah yang lebih santai. Training biru laut dan juga  kaus hitam dia pilih untuk dia pakai saat ini. Dengan semangat dia menuruni anak tangga satu persatu. Di ruang makan itu sudah ada ayah dan ibunya. Saat tatapan matanya beradu pandang dengan tatapan mata ayahnya Mahanta langsung tersenyum kecut. Orin yang merupakan wanita satu-satunya dan merupakan ibu dari Mahanta pun langsung mengusap lengan suaminya lembut. “Kita makan dulu ya. Tidak baik jika makanan yang sudah terhidang dibiarkan begitu saja.” Bujuk Orin. “Wuaaaa… aku suka Ma ini. Sayur asem, ayam goreng, sayang sambelnya nggak pake terasi ya ini?” Tanya Mahanta sambil mencium aroma sambal yang ada di atas meja makan. Mereka memang tinggal di Korea Selatan, tepatnya di Seoul. Tapi Orin yang tidak lain merupakan orang Indonesia terkadang memasak makanan Indonesia sesekali jika dia sedang rindu kampung halamannya. Untungnya di sini masih ada supermarket yang menjual beberapa bahan masakan Indonesia. “Iya, tadi mama cari-cari terasi tidak ketemu. Padahal sudah sampai ke toko Thailand dan Vietnam. Biasanya ada di sana, mungkin persediaan mereka saat ini sedang kosong.” Jelas Orin dengan sabar. “Tidak apalah. Yang penting ada sambal. Aku sudah tidak Sabar menghabiskan semuanya.” Mereka pun mulai makan. Orin mengambilkan nasi untuk suami dan anaknya. Duck Young yang merupakan ayah dari Mahanta sedikit mengernyitkan dahi saat melihat Mahanta memilih makan dengan menggunakan tangan. Dari Kecil Orin memang mengajari Mahanta makan menggunakan tangan. Apa lagi jika yang dimakan itu adalah ikan dan ayam yang dipadukan dengan sambal. Jika kata Mahanta makan akan terasa lebih nikmat jika makan menggunakan tangan dari pada menggunakan sendok. Berbeda dengan Mahanta, Duck Young memilih untuk menggunakan sendok dan garpu untuk menyantap hidangan makan malam kali ini. Sayur asem untuk Duck Young pun berbeda dengan sayur asem yang dimakan Orin dan Mahanta. Duck Young ayahnya tidak kuat makan pedas, jadi di sayur untuk Duck Young tidak diberikan cabai sedikit pun. Mereka pun makan dalam diam. Saat semua sudah selesai makan dan semua makanan utama sudah dibawa pelayan dan dibereskan dari meja makan, barulah Duck Young membuka suaranya. “Bagaimana wawancaramu tadi dengan majalah bisnis?” “Menyebalkan.” Jawab Mahanta acuh tak acuh. Dia malas membahas masalah tadi. Dia benar-benar kesal dengan setiap pertanyaan yang dilontarkan. “Apakah kau bersikap tidak sopan lagi kali ini?” “Tidak, aku masih bersikap sopan kepada mereka. Justru mereka yang tidak sopan terhadapku. Pertanyaan yang mereka ajukan benar-benar tidak bermutu.” “Apa yang ingin kau lakukan sekarang? Kau tidak ingin mengambil alih perusahaan keluarga kita bukan? Kenapa seperti itu? Apakah kau tahu saat aku seumuranmu aku…” “Ya… ya… ya… aku sudah mencengar dongeng itu berkali-kali, Yah. Dan aku BOSAN!” Potong Mahanta cepat saat ayahnya mulai dengan kata-kata yang sudah dia hapal diluar kepala. “CHOI MAHANTA!!! Tidak bisa kah kau bersikap sopan dengan ayahmu? Aku belum menyelesaikan perkataanku.” “Tapi aku sudah tahu apa yang akan kau katakan Yah! Aku bosan mendengarnya.” “Kau ini! Benar-benar tidak memiliki sopan santun!” Mahanta pun sudah muak dengan perdebatan ini. Dia langsung berdiri dari kursinya dan berjalan cepat menaiki tangga menuju kamarnya. Duck Young sudah bersiap berteriak memanggil anaknya itu. Tapi dengan cepat Orin menahannya. “Sudahlah, bairkan dia dulu. Dia pasti sedang tertekan saat ini. Bayangkan saja dia selalu saja dibandingkan denganmu bukan?” “Aku pun melewati fase itu Rin. Dan dulu aku tidak seperti dia!” “Oya? kenapa aku tidak percaya ya?” gurau Orin. Dia tersenyum geli melihat wajah suaminya yang sudah siap meledak saat ini. “Kau selalu memanjakannya. Makanya dia seperti itu!” “Dan kau yang selalu memberikannya fasilitas apapun yang dia butuhkan. Makanya dia keras kepala seperti itu.” “Selalu saja aku yang salah.” “Tidak selalu Oppa. Aku mengakui jika aku memanjakannya. Ayo kita istirahat. Atau Oppa masih ingin menyantap hidangan penutup? Aku tadi membuatkan panacota untuk pencuci mulut.” “Tidak perlu. Aku sudah malas makan saat ini saat melihat tingkah dia seperti itu.” Kedua suami istri itu pun beranjak menuju kamar mereka yang ada di lantai dasar rumah ini. Semenjak mereka semakin tua mereka memilih untuk tidur di lantai dasar saja. Tubuh mereka yang Sudah mulai renta sudah lelah jika harus menaiki tangga sampai ke lantai tiga. Mahanta yang sudah berada di kamarnya pun mulai mengendap-endap mengintip ke lantai dasar. Saat dia tidak melihat lagi ayah dan ibunya di meja makan, dia langsung turun menuju dapur. Sebenarnya dia masih lapar saat ini dan ingin memakan sesuatu yang segar agar moodnya bisa kembali ceria. “Ada yang bisa saya bantu Tuan Muda?” Tanya Paman Hyun Shik, kepala pelayan di rumah ini. “Kau mengejutkanku Paman!” Mahanta berjingkat dari posisinya. Paman Hyun Shik tersenyum geli melihat tingkah anak majikannya ini. Sedari dia kecil dia sering sekali mengendap-endap ke dapur demi mencari cemilan yang bisa dia makan. Karena sudah paham dengan kebiasaanya itu, Paman Hyun Shik mengeluarkan panacota yang tadi sudah dibuatkan oleh Orin. “Ini tadi dibuatkan oleh Nyonya. Sepertinya Nyonya tahu kalau Tuan Muda akan mencari makanan penutup saat selesai makan.” “Hehehehehe… mama memang yang palung paham dengan semua yang aku inginkan.” “Ya Tuan, Nyonya memang ibu yang baik untuk anak-anaknya.” Mereka pun mulai mengobrol dan membahas apa saja yang bisa mereka bahas. Sesekali terdengar gelak tawa dari mereka berdua.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
260.4K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.3K
bc

MOVE ON

read
95.0K
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.9K
bc

Marriage Agreement

read
590.6K
bc

Marrying Mr. TSUNDERE

read
380.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook